Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto di Istana Merdeka, Jakarta [suara.com/Erick Tanjung]
Presiden Joko Widodo kembali mengundang Ketua Umum partai Golkar Setya Novanto ke Istana Merdeka, Selasa (22/11/2016). Novanto mengenakan kemeja batik warna coklat dipadu warna biru tiba di Istana sekitar pukul 16.25 WIB.
Novanto disambut Jokowi di ruangan credential Istana Merdeka dan langsung diajak ke ruang makan.
Mereka duduk di meja bundar yang telah tersaji berbagai makanan, seperti sayur dan buah-buahan. Di tempat itu pula, sebelumnya, Presiden menjamu para ketua umum partai yang diundang Jokowi satu per satu ke Istana Merdeka.
Novanto disambut Jokowi di ruangan credential Istana Merdeka dan langsung diajak ke ruang makan.
Mereka duduk di meja bundar yang telah tersaji berbagai makanan, seperti sayur dan buah-buahan. Di tempat itu pula, sebelumnya, Presiden menjamu para ketua umum partai yang diundang Jokowi satu per satu ke Istana Merdeka.
Jokowi dan Novanto langsung menyantap masakan hangat sore hari. Sampai berita ini diturunkan, mereka masih berada di ruang makan. Sesekali, Jokowi dan Novanto berbincang-bincang sambil menikmati makanan.
Pertemuan tersebut berlangsung di tengah rencana pergantian ketua DPR. Golkar menyepakati Novanto diangkat kembali menjadi ketua DPR menggantikan Ade Komarudin.
Sepanjang hari ini, Jokowi mengundang beberapa ketua umum partai. Pagi tadi mengundang Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh, siang hari mengundang Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Kemarin, Jokowi makan siang bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Pertemuan hari ini, merupakan pertemuan kedua Novanto dengan Jokowi, setelah Kamis (17/11/2016) lalu.
Pada hari Kamis itu, Jokowi juga mengundang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto makan siang di Istana Merdeka.
Konsolidasi politik yang tengah dilakukan Jokowi pasca gerakan 4 November dan menjelang gerakan 2 Desember serta di tengah isu makar, dikemas dengan acara silaturahmi. Jokowi mengajak mereka untuk bersama-sama menciptakan kesejukan di negeri ini.
Komentar
Berita Terkait
-
Ucapkan Selamat Pada Jokowi, Jenderal Gatot: Karena Sudah Merusak Negeri Ini
-
Sindiran Pedas? Akademisi Sebut Jejak Sopir Sahroni, Noel, Setnov, Bahlil, hingga Haji Isam
-
Rocky Gerung Ungkap Alasan Jokowi Tak Mempan Disembuhkan Dokter Kepresidenan
-
Gibran Rakabuming Raka Digugat Rp125 Triliun, Apakah Kekayaan Sang Wakil Presiden Cukup?
-
PSI Bongkar Upaya Adu Domba Jokowi-Prabowo: Dalang di Balik Kerusuhan Terungkap?
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa
-
Pakar Ingatkan Tim Reformasi Polri Jangan Cuma Jadi 'Angin Surga' Copot Kapolri
-
Reformasi Kepolisian Tak Cukup Ganti Kapolri, Butuh Political Will dari Presiden
-
Tewas usai Dicabuli, Jejak Pembunuh Mayat Bocah dalam Karung Terungkap Berkat Anjing Pelacak!
-
Harus Ada TPA Terpadu di PIK usai Ada Sanksi dari KLHK
-
Ganti Kapolri Tak Cukup! Presiden Prabowo Didesak Rombak Total UU Kepolisian