News / Nasional
Selasa, 06 Desember 2016 | 17:35 WIB
Presiden Joko Widodo hadiri pembukaan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) tahun 2016, di Jakarta, Kamis (1/12). (Antara)

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan produksi pertanian ‎perlu ditingkatkan melalui sumber-sumber air dan peralatan teknologi pertanian. Tahun depan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2017 (RAPBN) guna sarana prasarana pertanian naik menjadi 70 persen‎ dari total anggaran.

Hak itu disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas (Ratas) tentang Pengembangan Sumber-sumber Air dan Alat Mesin Pertanian dan Permodalan Petani Melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (6/12/2016).

"Sejak 2015 Pemerintah telah mengubah fokus anggaran pertanian untuk belanja sarana dan prasarana yakni pada kisaran 60 persen. Dan dalam RAPBN 2017 nantinya telah ditetapkan belanja sarana prasarana pertanian sebesar 70 persen dari total anggaran Kementerian Pertanian yang kurang lebih Rp16,6 triliun," kata Jokowi.

‎Jokowi mengaku mendapatkan laporan, bahwa saat ini lahan pertanian seluas 36,8 juta hektar belum dimanfaatkan secara maksimal. Di antaranya adalah 8,1 juta hektar lahan sawah, baru 4,1 juta yang dialiri irigasi, dan hal itu pun perlu dilakukan beberapa perbaikan serta normalisasi.

"Saya minta kita fokus dalam mengatasi persoalan sarana dan prasarana ini. Saya ingatkan, masih terdapat empat juta hektar lahan persawahan yang belum diirigasi. Kemudian masih terdapat 5,02 juta hektar ladang dan 12,01 juta hektar tegal atau kebun seluas yang perlu dibuatkan kantong air atau embung agar bisa menanam dua kali dalam setahun," ujar dia.

Dia menambahkan tak ada pilihan lain kecuali mengembangkan sumber-sumber air seperti normalisasi sungai, memperbaiki saluran irigasi primer dan sekunder.‎ Kemudian membangun kantong-kantong air sembung. Dengan cara itu kita bisa akan lebih mengoptimalkan lahan pertanian yang ada, serta dapat meningkatkan produksi pertanian agar swasembada pangan dapat tercapai," tutur dia.

Selain itu, Jokowi juga meminta agar lahan tidur seluas 11,7 juta hekrar segera dapat dimanfaatkan lebih produktif. Kemudian untuk meningkatkan produksi pertanian, dilakukan pengembangan alat mesin pertanian, serta meningkatkan akses permodalan bagi petani melalui KUR.

"Dan terkait dengan alat mesin pertanian, kebutuhannya akan semakin meningkat sejalan optimalisasi lahan-lahan pertanian serta pembukaan lahan-lahan baru," kata dia.

Sementara itu terkait permodalan bagi para petani, sampai 31 Juli 2016 penyaluran KUR sebesar 68 persen, yakni pada sektor besar dan eceran.‎ Sedangkan KUR yang disalurkan untuk sektor pertanian dan kehutanan sebesar hanya 15 persen.

"Pada 2017 target alokasi KUR dipertahankan pada angka 100-120 triliun. Namun saya minta dibuat skema khusus untuk alokasi KUR di sektor pertanian yang didasarkan pada karakteristik komoditas yang jadi prioritas. Karena saya lihat skema yang ada saat ini bersifat umum," tutur dia.

"Satu lagi yang nggak kalah penting, saya juga ingin agar koperasi di desa-desa kembali digiatkan dan difokuskan untuk menyalurkan KUR bagi sektor pertanian," pungkasnya.

Load More