Calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama bersama pendukungnya di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2016). [suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Gus Sholeh MZ yakin calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, memenangkan pilkada periode 2017-2022. Ahok menghadapi pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Ahok didukung oleh Partai Nasional Demokrat, Partai Hanura, Partai Golkar, dan PDI Perjuangan, serta PPP kubu Djan Faridz.
Ustadz mengatakan ketika berlaga di bursa pilkada Kabupaten Belitung Timur, dengan dukungan dua partai papan bawah, PIB dan PNBK, Ahok bisa menang. Tentu sekarang dengan dukungan partai papan atas, jalan menuju kemenangan terbuka lebar.
"Kalau saudara saya, Ahok ini di Belitung Timur hanya saat itu didukung PIB yang punya dua kursi (di DPRD), PNBK satu kursi, kami berjuang bersama teman-teman bisa menang. Sekarang didukung partai besar masa nggak bisa menang," kata Gus Sholeh di markas kampanye Ahok dan Djarot, Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2016).
Gus Sholeh yang pernah menjadi tim sukses Ahok di Belitung Timur menceritakan bagaimana Ahok dulu menang di tanah kelahiran Ahok.
Menurut Gus Sholeh, salah satu pihak yang paling berperan memenangkan Ahok kala itu adalah ayah kandung Ahok. Ayah Ahok, kata Gus Sholeh, dekat dengan kalangan kyai dan ulama.
"Bapaknya Ahok ini ahli sodaqoh, punya kelenteng apa kuil, tapi sama kyai, ustadz setiap Lebaran itu diberikan angpao, kata orang Cina," ujar Gus.
Situasi jelang pilkada Kabupaten Belitung Timur ketika itu mirip dengan yang terjadi jelang pilkada Jakarta sekarang. Konstelasi politiknya panas. Isu berbau SARA juga kencang.
"Fatwa MUI cukup jelas dulu, yang nyoblos Ahok itu ahli neraka, yang nyoblos Ahok itu kafir," kata Gus Sholeh.
Gus Sholeh tak menyangka ketika itu MUI Belitung Timur mengeluarkan fatwa tersebut.
"Setelah melihat surat yang ada, nah kok bisa ini negara Bhinneka Tunggal Ika, kita sepakat mendirikan negara Indonesia, bukan negara agama, bukan negara sekuler, bukan negara komunis tapi negara pancasila," kata dia.
"Dan saya sampaikan kepada masyarakat, kalau Ahok ini orang baik silakan dipilih, tapi kalau tidak, ya nggak usah dipilih saya bilang begitu," Gus Sholeh menambahkan.
Ahok didukung oleh Partai Nasional Demokrat, Partai Hanura, Partai Golkar, dan PDI Perjuangan, serta PPP kubu Djan Faridz.
Ustadz mengatakan ketika berlaga di bursa pilkada Kabupaten Belitung Timur, dengan dukungan dua partai papan bawah, PIB dan PNBK, Ahok bisa menang. Tentu sekarang dengan dukungan partai papan atas, jalan menuju kemenangan terbuka lebar.
"Kalau saudara saya, Ahok ini di Belitung Timur hanya saat itu didukung PIB yang punya dua kursi (di DPRD), PNBK satu kursi, kami berjuang bersama teman-teman bisa menang. Sekarang didukung partai besar masa nggak bisa menang," kata Gus Sholeh di markas kampanye Ahok dan Djarot, Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2016).
Gus Sholeh yang pernah menjadi tim sukses Ahok di Belitung Timur menceritakan bagaimana Ahok dulu menang di tanah kelahiran Ahok.
Menurut Gus Sholeh, salah satu pihak yang paling berperan memenangkan Ahok kala itu adalah ayah kandung Ahok. Ayah Ahok, kata Gus Sholeh, dekat dengan kalangan kyai dan ulama.
"Bapaknya Ahok ini ahli sodaqoh, punya kelenteng apa kuil, tapi sama kyai, ustadz setiap Lebaran itu diberikan angpao, kata orang Cina," ujar Gus.
Situasi jelang pilkada Kabupaten Belitung Timur ketika itu mirip dengan yang terjadi jelang pilkada Jakarta sekarang. Konstelasi politiknya panas. Isu berbau SARA juga kencang.
"Fatwa MUI cukup jelas dulu, yang nyoblos Ahok itu ahli neraka, yang nyoblos Ahok itu kafir," kata Gus Sholeh.
Gus Sholeh tak menyangka ketika itu MUI Belitung Timur mengeluarkan fatwa tersebut.
"Setelah melihat surat yang ada, nah kok bisa ini negara Bhinneka Tunggal Ika, kita sepakat mendirikan negara Indonesia, bukan negara agama, bukan negara sekuler, bukan negara komunis tapi negara pancasila," kata dia.
"Dan saya sampaikan kepada masyarakat, kalau Ahok ini orang baik silakan dipilih, tapi kalau tidak, ya nggak usah dipilih saya bilang begitu," Gus Sholeh menambahkan.
Komentar
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Mensos Gus Ipul Pastikan BLT Cair Utuh Rp300 Ribu, Tak Ada Potongan Sepeser Pun!
-
Borok KPU Terbongkar Lagi: Sengaja Tak Laporkan Penggunaan Jet Mewah ke DPR
-
BNI dan Badan Bank Tanah Perkuat Kolaborasi Strategis untuk Percepatan Pembangunan Nasional
-
Skandal Haji 2024: KPK Bongkar Pembagian Kuota Ilegal, 300 PIHK Diperiksa!
-
Gebrakan Prabowo Bentuk Ditjen Pesantren Langsung Tuai Pro Kontra
-
Lamban Lindungi Rakyat dari Rokok dan Gula, 32 Organisasi Desak Pemerintah Tegakkan PP Kesehatan
-
Soroti Vonis 11 Warga Adat Maba Sangaji, DPR: Cermin Gagalnya Perlindungan HAM dan Lingkungan
-
Komisaris Transjakarta Pilihannya Ikut Demo Trans7, Begini Respons Pramono
-
Amnesty Sebut RUU KKS Batasi Kebebasan Berekspresi: Indonesia Bisa Jatuh ke Level Berbahaya!
-
Sekolah Rakyat Libatkan TNI-Polri: Solusi Disiplin atau Justru... ? Ini Kata Mensos!