Djarot Saiful Hidayat [suara.com/Dian Rosmala]
Sebelum dimulai persidangan kasus penghadangan kampanye Pemilihan Kepala Daerah, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berbincang-bincang dengan terdakwa Narman S di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (13/12/2016).
Pantauan Suara.com Djarot yang mengenakan kemeja batik lengan panjang warna merah marun memasuki ruang sidang sekitar pukul 10.05 WIB. Melihat terdakwa yang sudah duduk di bangku pengunjung, Djarot langsung duduk di sebelah Narman S. Mereka tampak berbincang-bincang santai.
Dalam kesempatan itu dengan santai Djarot bertanya kepada pelaku.
"Bagaimana kabarnya? Bapak rumahnya di mana? Kenal nggak dengan para penghadang kemarin itu?" kata Djarot.
Narman S yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam itu pun tampak lebih tenang menghadapi sidang perdananya. Ia pun mengaku kepada Djarot tak kenal dengan orang-orang yang ikut menghadang Djarot ketika itu.
"Saya juga nggak kenal semua dengan orang-orang kemarin itu," ujar dia.
Sidang kasus penghadangan kampanye Djarot hari ini adalah sidang perdana pembacaan dakwaan, sekaligus diagendakan meminta keterangan Djarot sebagai saksi.
Sebelumnya, Djarot sendiri mengaku telah memaafkan pelaku yang menghadangnya. Pelaku adalah seorang pria paruh baya berinisial NS yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang bubur.
"Saya pribadi telah memaafkan beliau. Kasus ini memberikan pembelajaran dan pendewasaan demokrasi bagi masyarakat," tutur dia.
Dalam kasus ini, NS diduga telah melanggar melanggar Pasal 187 Ayat 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada.
Dalam Pasal 187 Ayat 4 disebutkan, tiap orang yang menghalangi jalannya kampanye dipidana dengan pidana penjara paling singkat satu bulan atau paling lama enam bulan atau denda paling sedikit Rp600 ribu atau maksimal Rp6 juta.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'