Suara.com - Lembaga keagamaan tertinggi Arab Saudi mengutuk peristiwa pembantaian massal warga sipil di Aleppo, Suriah, Selasa (13/12/2016). Saudi meminta dunia islam untuk membantu menyelamatkan sesama muslim.
Dalam laporan PBB, kelompok pemberontak menembak mati 82 warga sipil di distrik Aleppo. Sumber militer Suriah memprediksi penembakan bisa terjadi tiap saat.
"Rezim Suriahmelakukan kejahatan paling jelek dalam cara yang tidak diketahui dalam sejarah modern, di mana mayat-mayat mengisi jalan-jalan dan di bawah puing-puing bangunan yang hancur," kata Sekretariat Dewan Ulama Arab Saudi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita SPA.
"Pemboman biadab di mana-mana, termasuk di rumah sakit dan rumah ibadah, sementara masyarakat internasional tidak berdaya atau tidak efektif untuk mengambil keputusan untuk mencegah mesin kriminal ini," tambahnya.
Setidaknya 73 orang tewas dalam serangan udara yang dilancarkan pemerintah Bashar al Assad dan sekutunya, Rusia, Minggu (5/12/2016) waktu setempat. Sebagian besar korban tewas di wilayah Maarat al-Numan. Informasi ini seperti disampaikan Lembaga HAM Observatori Suriah.
Lima dari puluhan korban tewas adalah anak-anak serta enam anggota keluarga. Jet tempur dan helikopter Suriah dan Rusia membobardir wilayah Idlib, sebelah selatan Aleppo sejak sebulan lalu. Wilayah ini diyakini mereka merupakan basis kelompok pemberontak.
Menurut lembaga HAM Suriah, serangan dilakukan menggunakan bom barel dan peledak berat lainnya. Padahal, PBB sudah melarang penggunaan bom barel dalam peperangan.
Perang suadara di Suriah berlangsung sejak 2011 silam. Presiden bashar al-Assad yang didukung Rusia, Iran dan muslim Syiah berusaha memberangus pemberontak Suni yang disokong Amerika Serikat, Turki dan sejumlah negara Arab lainnya.
Selain rezim al Assad, pejuang Suni juga terlibat konflik dengan milisi Jabhat Fathe al-Sham atau Front Nusra yang berafiliasi dengan Al Qaeda.
Serangan Rusia dilakukan sejak 2015 menyasar pemberontak-termasuk Jabath al-Nusra dan ISIS dengan dalih menghadang ancaman serangan di luar wilayah Suriah-khususnya Eropa. (Reuters)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Sekolah Rakyat di Situbondo Tetap Jalan 2026, Bupati Tegaskan Tidak Sepi Peminat
-
Terkunci dalam Kamar Saat Kebakaran, Pria ODGJ Tewas di Tambora
-
Bahasa Inggris Jadi Mapel Wajib SD-SMA Mulai 2027, Kemendikdasmen Siapkan Pelatihan Guru Massal
-
Komisi XIII DPR Dorong Kasus Konflik TPL di Danau Toba Dibawa ke Pansus Agraria
-
Jakpro Siapkan Kajian Teknis Perpanjangan Rute LRT Jakarta ke JIS dan PIK 2
-
'Apapun Putusannya, Kami Hormati,' Sikap Kejagung di Ujung Sidang Praperadilan Nadiem Makarim
-
Detik-detik Gempa Dahsyat di Filipina, Alarm Tsunami Aktif Buat Sulut dan Papua
-
Menko Zulkifli Hasan Panen Ayam Petelur, Apresiasi PNM Bangun Ketahanan Pangan Desa
-
Seskab Teddy Sampaikan Santunan dari Prabowo untuk Keluarga Prajurit yang Gugur Jelang HUT ke-80 TNI
-
Terungkap! Ini 'Dosa' Eks Kajari Jakbar yang Bikin Jabatannya Lenyap