Suara.com - Mantan Ketua Umum PP Muhammdiyah Din Syamsudin menilai Indonesia sedang mengalami persoalan yang cukup serius, khususnya terkait persatuan bangsa. Itu tantangan berat untuk Indonesia.
"Kebangsaan Indonesia dan juga bangsa Indonesia, saat ini sedang menghadapi tantangan berat, besar, kompleks dan complicated," kata Din di Aula Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta, Kamis (29/12/2016).
Menurut dia, saat ini ada masalah dari kemajemukan yang belum selesai. Dan disusul dengan ancaman pemajemukan.
"Jadi ada masalah pluralitas tapi ada juga tantangan pluralisasi," ujar Din.
Hal ini, lanjut Din, adalah bagian yang tak terelakkan sebagai konsekuensi logis dari globalisasi. Pemajemukan dan pluralisasi melanda dunia sehingga menimbulkan individualisme negara.
"Sehingga pecah federasi, konfederasi seperti Uni Soviet dan Yugoslavia dan Eropa juga mendapat ancaman yang serupa," tutur Din.
"Asian relatif stabil. Sementara Indonesia sudah menyandang masalah pluralitas, kemajemukan, karena semen perekat kebangsaan kita bisa menjadi nation state," Din menambahkan.
Menurut dia, status negara bangsa Indonesia belum menjadi sesuatu yang kuat. Katanya, tidak merupakan sebuah basis solidaritas yang kental.
Ia melanjutkan, istilah ke-Indonesiaan hanya dibalut dan diikat oleh rasa senasib sepenanggungan karena menjadi manusia-manusia yang terjajah dalam waktu yang lama.
Baca Juga: Jika Masih Hidup, Gus Dur Paling Lantang Tantang Intoleransi
"Sehingga hanya rasa senasib dan sepenanggungan inilah yang menjadi basis dari perasaan kebangsaan kita, wawasan kebangsaan kita, dan lebih dari yang ada itu," kata Din.
Din mengimbau agar dialog lintas agama lebih digalakkan lagi. Hal ini adalah bagian dari upaya bangsa untuk keluar dari isu-isu sektarian dan SARA.
"Kita sebagai bangsa yang majemuk ini menghadapi tantangan dan ancaman kemajemukan sebagaimana yang terjadi terakhir ini. Oleh karena itu tidak ada cara lain selain kita tingkatkan dialog," kata Din.
Din mengajak seluruh anak bangsa untuk duduk bersama melakukan dialog secara jernih. Persoalan pemajemukan saat ini membutuhkan kontribusi semua orang, salahsatunya dengan cara membahas masalah yang ada melaui sebuah dialog. Katanya, hal ini bertujuan untuk mencari jalan keluar.
"Saya berkeyakinan dengan ketulusan dialog kita akan mampu mencari solusi yang terbaik, karena kita sudah punya konsep dasar Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, maupun UUD 1945 dan NKRI," ujar Din.
Din mengaku sangat optimis bahwa semua masalah yang ada saat ini bisa di atasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!