Suara.com - Peneliti politik senior, Saiful Mujani menilai sikap ketidaksukaan seseorang terhadap kelompok tertentu mengancaman hak-hak dasar warga.
"Kelompok yang paling tidak disukai itu hampir disikapi oleh semuanya. Misalnya tidak boleh menjadi tetangga dan berdagang," kata Saiful lewat Tweet-nya dengan akun @saiful_mujani, Minggu (25/12/2016) malam.
Orang yang berasal dari kelompok yang tidak disukai, selain terancam hak dasarnya, juga terancam hak publiknya.
"Orang dari kelompok yang tidak disukai, juga terancam hal-hak publiknya, ketika misalnya mereka tidak boleh jadi guru negeri, tidak boleh berbicara di publik, pawai, apalagi jadi pejabat publik," ujar Saiful.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pada dasarnya ancaman tersebut tidak terlalu signifikan di masyarakat bagi yang beridentitas sosial Tionghoa dan Kristen. Namun, ia merasa heran karena akhir-akhir ini isu anti Kristen dan Cina menjadi gaduh, khususnya di berbagai media sosial.
Dalam hal ini, Saiful menuduh para elite politik sebagai dalang di balik kegaduhan tersebut. Katanya, ada kekuatan elite politik yang memobilisasi isu tersebut sehingga mengemuka di masyarakat.
"Jadi, gaduh kemungkinan karena mobilisasi politik itu," kata Saiful.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada tanggal 10-20 November 2016, ternyata kelompok yang paling tidak disukai di urutan pertama yaitu kelompok Negara Islam Irak dan Siria (ISIS) dengan prosentase 25,5 persen.
Kemudian, disusul oleh kelompok Lesbian, Biseksual, dan Transgender (LGBT) 16,6 persen, Komunis 11,8 persen, Yahudi 5,0 persen.
Baca Juga: Siapa Dalang di Balik Isu SARA?
Sementara itu, di urutan ke lima Kristen 2,3 persen, Front PembeIa Islam (FPI) 1,6 persen, Wahabi 1,1 persen, Cina 0,8 persen, Ahmadiyah 0,7 persen, Syiah 0,6 persen, Budha 0,5 persen, Hindu 0,4 persen, Katolik 0,3 persen, Konghucu 0,2 persen, Islam 0,1 persen dan nama kelompok lainnya 0,4 persen.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Inikah Wajah Kompol Anggraini Diduga Jadi Orang Ketiga di Rumah Tangga Irjen Krishna Murti?
-
Bukan Septic Tank! Ternyata Ini Sumber Ledakan di Pamulang yang Rusak 20 Rumah