Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan saat jumpa pers penangkapan Iyus Pane (belakang berbaju abu-abu) di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/1/2017). [Suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Yuwono mengungkapkan aksi empat bandit pimpinan Ramlan Butarbutar alias Porkas tergolong rapi ketika merampok rumah Dodi Triono di Jalan Pulomas Utara, Kayu Putih, Jakarta Timur. Bandit yang telah menewaskan enam orang di rumah Dodi merupakan spesialis perampok rumah mewah.
"Jadi kelompok empat ini memang modus operandinya dia tidak pernah merusak pintu. Selama dia merampok ke mana-mana mulai dari Solo, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, dia tidak pernah merusak pintu," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (2/1/2016)
Argo mengatakan komplotan perampok itu selalu mengincar rumah mewah yang pintu gerbangnya tidak dikunci.
Modus operandi mereka setiap kali mendatangi rumah korban yaitu berpura-pura sudah pernah kenal korban.
"Modusnya seperti itu hanya kalau pintu terbuka dia baru masuk. Jadi masuk itu kemudian dia pura-pura sudah pernah kenal," kata Argo
Setelah masuk ke dalam rumah, barulah mereka mengeluarkan senjata untuk mengancam korban.
"Dia gunakan pertama ancaman verbal. Dia bentak atau apa yang dua dengan menodongkan senjata. Atau senjata tajam," katanya.
Agar leluasa menggasak barang-barang berharga, komplotan tersebut biasanya mengikat korban dan menyekapnya di salah satu ruangan.
"Yang ketiga pasti mengikat entah itu pakai tali sepatu atau rafia atau lakban. Yang seterusnya pasti menempatkan korban di suatu ruangan, kemudian dia melakukan aksi. Dari hasil interogasi kemarin kebetulan yang terjadi di Pulomas, ruangan yang terdekat adalah kamar mandi," katanya.
Ketika merampok di rumah Dodi pada Senin (26/12/2016), komplotan tersebut memiliki peran masing-masing. Sebagian memaksa korban menunjukkan kamar Dodi, tempat menyimpang barang berharga. Sebagian lagi memaksa para korban masuk ke dalam kamar mandi.
Sebelas korban -- termasuk Dodi dan dua anak perempuannya -- dipaksa masuk ke dalam kamar mandi.
Mengenai kenapa gagang pintu kamar mandi dirusak, apakah ulah pelaku agar korban tidak bisa ke luar, Argo mengatakan gagang pintu dirusak oleh korban sendiri untuk mencari udara.
"Pintu patah karena korban berupaya untuk cari oksigen dari dalam makanya dia mematahkan dari dalam pintu itu gerendel itu dengan harapan ada lubang," kata Argo.
Setelah menggondol barang berharga, komplotan perampok yang terdiri dari Ramlan Butarbutar alias Porkas, Erwin Situmorang, Alfins Bernius Sinaga, dan Ius Pane kabur.
Korban baru ditemukan keesokan harinya, Selasa (27/12/2016) pagi. Enam meninggal dunia dan lima lemas.
"Jadi kelompok empat ini memang modus operandinya dia tidak pernah merusak pintu. Selama dia merampok ke mana-mana mulai dari Solo, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, dia tidak pernah merusak pintu," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (2/1/2016)
Argo mengatakan komplotan perampok itu selalu mengincar rumah mewah yang pintu gerbangnya tidak dikunci.
Modus operandi mereka setiap kali mendatangi rumah korban yaitu berpura-pura sudah pernah kenal korban.
"Modusnya seperti itu hanya kalau pintu terbuka dia baru masuk. Jadi masuk itu kemudian dia pura-pura sudah pernah kenal," kata Argo
Setelah masuk ke dalam rumah, barulah mereka mengeluarkan senjata untuk mengancam korban.
"Dia gunakan pertama ancaman verbal. Dia bentak atau apa yang dua dengan menodongkan senjata. Atau senjata tajam," katanya.
Agar leluasa menggasak barang-barang berharga, komplotan tersebut biasanya mengikat korban dan menyekapnya di salah satu ruangan.
"Yang ketiga pasti mengikat entah itu pakai tali sepatu atau rafia atau lakban. Yang seterusnya pasti menempatkan korban di suatu ruangan, kemudian dia melakukan aksi. Dari hasil interogasi kemarin kebetulan yang terjadi di Pulomas, ruangan yang terdekat adalah kamar mandi," katanya.
Ketika merampok di rumah Dodi pada Senin (26/12/2016), komplotan tersebut memiliki peran masing-masing. Sebagian memaksa korban menunjukkan kamar Dodi, tempat menyimpang barang berharga. Sebagian lagi memaksa para korban masuk ke dalam kamar mandi.
Sebelas korban -- termasuk Dodi dan dua anak perempuannya -- dipaksa masuk ke dalam kamar mandi.
Mengenai kenapa gagang pintu kamar mandi dirusak, apakah ulah pelaku agar korban tidak bisa ke luar, Argo mengatakan gagang pintu dirusak oleh korban sendiri untuk mencari udara.
"Pintu patah karena korban berupaya untuk cari oksigen dari dalam makanya dia mematahkan dari dalam pintu itu gerendel itu dengan harapan ada lubang," kata Argo.
Setelah menggondol barang berharga, komplotan perampok yang terdiri dari Ramlan Butarbutar alias Porkas, Erwin Situmorang, Alfins Bernius Sinaga, dan Ius Pane kabur.
Korban baru ditemukan keesokan harinya, Selasa (27/12/2016) pagi. Enam meninggal dunia dan lima lemas.
Komentar
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana
-
Terungkap Motif Teror Bom 10 SMA Depok, Pelaku Kecewa Lamaran Ditolak Calon Mertua
-
Heboh 'Dilantik' di Kemenhan, Terungkap Jabatan Asli Ayu Aulia: Ini Faktanya
-
PP Dinilai Sebagai Dukungan Strategis Atas Perpol 10/2025: Bukan Sekedar Fomalitas Administratif
-
Sikapi Pengibaran Bendera GAM di Aceh, Legislator DPR: Tekankan Pendekatan Sosial dan Kemanusiaan
-
Geng Motor Teror Warga Siskamling di Pulogadung: Siram Air Keras, Aspal Sampai Berasap