Suara.com - Kelompok gerilyawan Taliban Afghanistan, mengeluarkan video yang memperlihatkan satu warga Australia dan satu warga Amerika Serikat sedang menyampaikan permohonan agar pemerintahan presiden terpilih Donald Trump berunding dengan penyandera mereka.
Kedua sandera, Timothy Weeks dari Australia dan Kevin King dari AS, mengatakan dalam video bahwa mereka akan dibunuh jika kesepakatan pertukaran tahanan tidak tercapai. Weeks dan King adalah pengajar pada American University di Kabul dan mereka diculik dari daerah dekat kampus pada Agustus tahun lalu.
Video yang dikatakan Weeks direkam pada 1 Januari, memperlihatkan kedua pria yang dalam keadaan berjanggut itu meminta keluarga-keluarga mereka untuk mendesak pemerintah AS membantu pembebasan mereka.
Dalam video, Weeks menyampaikan pernyataan kepada Donald Trump, yang akan resmi menjabat sebagai presiden pada 20 Januari. Weeks mengatakan, Taliban telah meminta agar para tahanan di pangkalan udara Bagram serta penjara Pul-e-Charkhi di daerah pinggiran Kabul ditukar dengan dirinya dan King.
"Mereka ditahan secara ilegal dan Taliban telah meminta agar mereka dibebaskan untuk ditukar dengan kami. Jika mereka tidak ditukar dengan kami, maka kami akan dibunuh," tutur Weeks, Rabu (11/1/2017) waktu setempat.
"Bapak Donald Trump, saya minta tolong, (nasib kami, red) ada di tangan Anda. Saya memohon Anda untuk berunding dengan Taliban. Kalau Anda tidak berunding dengan mereka, kami akan dibunuh," ujarnya.
Pada September, Pentagon mengatakan, pasukan AS meningkatkan penyerbuan dalam upaya menyelamatkan dua warga sipil yang disandera namun para sandera itu tidak berada di lokasi yang dijadikan target penggerebekan.
Penculikan telah menjadi masalah utama di Afghanistan selama bertahun-tahun. Sebagian besar korban adalah mereka yang berkewarganegaraan Afghanistan.
Banyak penculik merupakan kelompok-kelompok penjahat yang meminta uang tebusan. Kelompok-kelompok penyandera juga menculiki sejumlah warga asing untuk tujuan politis. [Antara]
Baca Juga: Gara-gara Ini, Ahok Dimarahi Oleh Timsesnya
Berita Terkait
-
Kampus American University Diserang, 12 Tewas, Puluhan Terluka
-
Heli Pakistan Mendarat di Afghanistan, Awaknya Disandera Taliban
-
Perang Lawan Taliban, 50 Polisi Afghanistan Tewas Terbunuh
-
Pemerintah Afghanistan Hati-hati Hadapi Pemimpin Baru Taliban
-
ISIS dan Taliban Saling Nyatakan Perang Satu Sama Lain
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu