Suara.com - Donald Trump akan disumpah sebagai presiden Amerika Serikat ke-45 pada 20 Januari mendatang, tetapi kontroversi tampaknya belum lepas dari politikus berusia 70 tahun tersebut.
Surat kabar terkemuka AS, Washington Post, dalam laporan terbarunya, Jumat (13/1/2017) yang bertajuk "Trump's Foreign Network" membeberkan bahwa Trump, yang juga seorang pengusaha terkemuka di AS, memiliki beberapa mitra bisnis di luar negeri yang "tidak lazim".
"Beberapa rekan bisnis Trump sedang diselidiki karena ketidakwajaran finansial, dan beberapa dari mereka diwajibkan untuk membayar denda besar...Trump juga bekerja sama dengan pengusaha yang mempunya hubungan erat dengan pemerintahan otoriter," tulis Washington Post.
Teman-teman yang "tidak lazim" ini, memantik kekhawatiran akan adanya konflik kepentingan ketika Trump berkuasa di Gedung Putih.
"Seorang pengusaha bisa berurusan dengan pebisnis-pebisnis model begini dan semoga ia cukup cerdas untuk tidak dimanfaatkan," kata Richard Painter, pakar hukum etika kepercayaan mantan Presiden George W Bush dan salah satu pengkritik paling keras Trump.
"Tetapi ketika Anda masuk ke pemerintahan, sebagai presiden Amerika Serikat, jelas ini adalah tipe hubungan yang harus Anda buang," tegas dia.
Trump sendiri adalah presiden pertama AS yang berlatar belakang pebisnis dengan skala usaha besar, yang bahkan namanya telah menjadi merek bisnis global, dan memiliki mitra-mitra bisnis unik - yang memanfaatan nama Trump untuk meraih keuntungan.
Sebagian besar presiden AS sebelumnya berasal dari latar belakang diplomat, pemimpin politik, militer, dan intelijen.
Dalam laporan panjangnya, Washington Post, membuat daftar mitra-mitra bisnis "tak lazim" Trump di dunia dan mengerahkan para pewartanya di sembilan negara untuk meneliti nama-nama dalam daftar tersebut.
Sembilan nama pengusaha mitra bisnis Trump dalam daftar itu berasal dari seluruh dunia, mulai dari Amerika, Eropa, Afrika, hingga Asia. Uniknya dalam daftar itu, tepatnya di urutan kedua, ada nama konglomerat Indonesia: Hary Tanoesoedibjo.
"Saya Akan Memimpin Negeri Ini!"
Hary, taipan media, properti, dan seorang ketua partai politik baru di Indonesia, disandingkan dengan delapan pengusaha lain seperti Hussain Sajwani (Dubai), Tony Tiah (Kanada), Richardo Hazoury (Republik Dominika), Mangal Prabhat Lodha (India), Mehmet Ali Yalcindag (Turki), Ars dan Emin Agalarov (Rusia), Roger Khafif (Panama), dan Paulo Figueiredo Filho (Brasil).
Khusus soal Hary, Washington Post menulis bahwa hubungannya dengan Trump dimulai sejak 2016. Hary, menurut penelusuran itu sedang diselidiki Kejaksaan Agung karena diduga terkait dalam kasus penggelapan pajak di sebuah perusahaan komunikasi.
Di Tanah Air Hary diketahui telah diperiksa Kejagung sejak 2015 silam terkait kasus penggelapan pajak Mobile 8 pada periode 2007-2009. Ketika itu MNC Group masih menguasai Mobile 8.
Washington Post mewawancarai seorang jaksa Indonesia, yang mengaku bahwa sejak Januari 2016 ia menerima beberapa SMS berisi peringatan dari Hary.
"Kami akan membuktikan siapa yang salah dan benar, siapa yang profesional dan siapa yang penjahat," bunyi salah satu SMS Hary, "Saya akan memimpin negeri ini, dan ketika itu Indonesia akan dibersihkan."
Jaksa tersebut telah melaporkan Hary ke kepolisian karena SMS-SMS tersebut. Hary, yang telah menyatakan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia pada 2019 dalam sebuah wawancara dengan media Australia, juga telah melaporkan balik jaksa tersebut dengan tudingan pencemaran nama baik.
Dalam sebuah wawancara Hary mengatakan dia frustrasi dengan pemerintah yang ditudingnya melakukan pembunuhan karakter terhadap dirinya ketika "popularitas sangat tinggi saat ini".
Selain kasus Mobile 8, Washington Post juga menulis tentang sengketa Hary dengan Siti Hardijanti Rukmana, salah satu puteri mendiang Presiden Soeharto dalam memperebutkan kepemilikan stasiun televisi Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang berlansung sejak 2013.
Hubungan bisnis Hary dengan Trump sendiri terkait pembangunan dua resort mewah Trump di Lido, Sukabumi, Jawa Barat dan di Bali. Dua proyek itu bernilai sekitar 500 juta dolar AS dikerjakan oleh salah satu perusahaan Hary.
Hary dan istrinya telah diundang untuk menghadiri pelantikan Trump pada 20 Januari mendatang. Keduanya dipastikan akan hadir dalam peristiwa bersejarah itu.
Washington Post juga menulis bahwa Hary pernah mengatakan bahwa dia dan Trump punya banyak kesamaan. Keduanya sama-sama konglomerat yang terjun ke politik, dan keputusan itu karena mereka "ingin melakukan sesuatu" untuk negara mereka masing-masing.
Sama seperti Trump yang menggagas kontek kecantikan Miss Universe, Hary juga menggelar kontes Miss Indonesia. Keduanya menggemari mobil mewah seperti Rolls-Royce dan pengguna Twitter yang centil. Keduanya sama-sama memuja Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times pada 2014, Hary bilang bahwa Putin "sangat kuat, sangat tegas. Kita harus mengagumi caranya memajukan Rusia".
Berita Terkait
-
FBI Gelar Sayembara Tangkap Penembakan Charlie Kirk, Dapat Hadiah Uang Tunai Rp 1,65 Miliar
-
Kakak Hary Tanoe Melawan usai Tersangka, Ini Alasan KPK Santai Digugat Rudy Tanoesoedibjo
-
Profil Charlie Kirk, Anak Emas Donald Trump yang Tewas Ditembak Saat Berpidato
-
Charlie Kirk Ditembak Siapa? Tewas saat Pidato di Kampus Utah, Donald Trump Berduka
-
Charlie Kirk Tewas Ditembak di Leher: Kiprah dan Kontroversi Loyalis Setia Donald Trump
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Bali 'Tenggelam' di 120 Titik: BMKG Ungkap Penyebab Hujan Gila dan Peran Sampah Kita
-
Dasco: Belum Ada Surat Presiden Prabowo soal Pergantian Kapolri
-
Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota