Suara.com - Penyidik Subdit Keamanan Negara Polda Metro Jaya memerika Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal sebagai saksi kasus makar. Dia diperiksa untuk aktivis Sri Bintang Pamungkas yang menjadi tersangka kasus tersebut.
Usai merampungkan pemeriksaan dari pukul 14.00 WIB. Said mengaku dicecar 22 pertanyaan oleh penyidik. Dari puluhan pertanyaan itu, hanya satu yang dianggap relevan.
"Jadi cuma setengah jam untuk 22 pertanyaan dan yang relevan hanya satu pertanyaan," kata Said di Polda Metro Jaya, Rabu (18/1/2017).
Satu pertanyaan yang dianggap relevan, ketika penyidik menanyakan kepada dirinya seputar pertemuan yang digelar di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Dia mengaku ikut menghadiri pertemuan yang digagas oleh Ikata Alumni Universitas Indonesia (Iluni).
"Yang relevan satu pertanyaan yang berkenaan dengan apakah menghadiri acara di Tugu Proklamasi. Pada hari itu kami katakan iya, kami di undang oleh Iluni. Ikatan alumni UI dan kebetulan saya juga kan alumni UI," katanya
Dia mengaku diundang ke pertemuan sebagai pembicara. Namun, dia mengaku tidak mengetahui apakah para tersangka makar termasuk Sri Bintang Pamungkas juga turut diundang dalam pertemuan tersebut.
"(Saya) diminta berbicara sebagai pembicara. Tentang siapa yang hadir dan berbicara saya nggak tahu. Tadinya acara itu direncanakan di Salemba. Tapi kemudian oleh panitia dipindahkan ke tuprok. Karema sudah menyatakan bersedia hadir ya kami hadir," kata
Dia juga tak menyebut secara detil kapan pertemuan tersebut dilakukan, karena lupa.
"(Pertemuan) di Tugu Proklamasi saya lupa tanggalanya. Kira-kira sebulan atau dua bulan yang lalu lah. 2016," katanya
Baca Juga: Kasus Makar, Ichsanuddin Noorsy Blak-blakan soal Rapat di UBK
Dia juga mengaku tak kenal dengan Sri Bintang. Said mengenal Sri Bintang karena kerap muncul dalam pemberitaan di media massa.
"Memang kami tak kenal dengan Sri Bintang, hanya melalui media sebagai tokoh atau figur publik," kata dia.
Lebih lanjut, Said mengatakan kalangan buruh tidak menyakini jika Sri Bintang dan beberapa tokoh melakukan upaya dugaan makar seperti yang dituduhkan polisi. Dia juga meminta kasus tersebut segera dihendikan apabula
"Prinsipnya seperti yang kami sampaikan buruh tidak percaya adanya makar, tapi tetap menghormati proses hukum yang dilakukan aparat penegak hukum. Bagi buruh agar kasus ini lebih cepat selesai maka sebaiknya proses hukim yang tidak menemukan bukti-bukti yang kuat sebaiknya dihentikan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta