Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin [suara.com/Oke Atmaja]
Terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menolak sejumlah kesaksian Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin dalam sidang perkara dugaan penodaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jalan R. M. Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2017).
Pertama, Ahok menolak disebut melakukan menghina ulama dan menafsirkan surat Al Maidah ayat 51. Ahok juga menolak pernyataan Ma'ruf yang menyebut warga Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, marah ketika mendengar Ahok mengutip surat Al Maidah Ayat 51, tapi tidak berani menyampaikan.
"Saya juga keberatan anda menyebutkan warga Kepulauan Seribu takut dan nggak berani protes. Saya kemarin ke sana (kampanye di Pulau Pramuka) keliling enam pulau, diterima dengan baik," kata Ahok.
Ahok menegaskan dirinya adalah warga Negara Indonesia yang berhak menjadi apa saja lantaran dijamin konstitusi.
"Ini bukan negara syariah agama," kata Ahok.
Ahok juga keberatan dengan penunjukan pimpinan FPI Habib Rizieq Syihab menjadi ahli agama oleh MUI.
Sebab, Ahok menilai sejak lama Rizieq tidak menyukainya. Hal tersebut terlihat dari aktivitas Rizieq beserta FPI yang demonstrasi di depan Balai Kota hampir setiap Jumat untuk menolak Ahok dilantik menjadi gubernur Jakarta.
Ahok menyebut Rizieq merupakan wakil ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI. Hampir setiap kali demonstrasi, Rizieq dinilai selalu menyampaikan keinginan agar Ahok dipenjara.
"Apakah saudara saksi tahu saya gubernur DKI sampai Oktober 2017? Semoga saudara saksi bisa terima saya sebagai gubernur," kata Ahok.
Nada bicara Ahok semakin meninggi setelah mendengar pengakuan Ma'ruf pernah bertemu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni di kantor PBNU sebelum MUI mengeluarkan pendapat dan sikap keagamaan bahwa Ahok menghina agama dan ulama.
Ahok juga menyinggung latar belakang Ma'ruf yang dulu pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden di era Susilo Bambang Yudhoyono.
"Artinya saudara saksi sudah tidak pantas jadi saksi karena sudah tidak obyektif lagi. Ini sudah mengarah mendukung paslon nomor satu. Ini jelas sekali tanggal 7 Oktober," kata Ahok.
Ahok kemudian mengatakan akan menempuh jalur hukum lantaran menduga kesaksian Ma'ruf di persidangan tidak benar.
"Dan saya berterimakasih, saudara saksi ngotot di depan hakim bahwa saksi tidak berbohong, kami akan proses secara hukum saksi," kata Ahok.
Mendengar penolakan dan keberatan Ahok, Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto bertanya apakah kesaksian yang sudah disampaikan Ma'ruf akan ditarik lagi atau tidak.
"Ya tetap pada keterangan saya, cuma saya keberatan dianggap mendukung pasangan nomor satu. Padahal, tidak ada kaitannya," kata Ma'ruf.
"Soal kunjungan ke PBNU itu nggak ada hubungannya dengan dukung mendukung. Tidak ada hubungan dengan calon manapun," Ma'ruf menambahkan.
Pertama, Ahok menolak disebut melakukan menghina ulama dan menafsirkan surat Al Maidah ayat 51. Ahok juga menolak pernyataan Ma'ruf yang menyebut warga Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, marah ketika mendengar Ahok mengutip surat Al Maidah Ayat 51, tapi tidak berani menyampaikan.
"Saya juga keberatan anda menyebutkan warga Kepulauan Seribu takut dan nggak berani protes. Saya kemarin ke sana (kampanye di Pulau Pramuka) keliling enam pulau, diterima dengan baik," kata Ahok.
Ahok menegaskan dirinya adalah warga Negara Indonesia yang berhak menjadi apa saja lantaran dijamin konstitusi.
"Ini bukan negara syariah agama," kata Ahok.
Ahok juga keberatan dengan penunjukan pimpinan FPI Habib Rizieq Syihab menjadi ahli agama oleh MUI.
Sebab, Ahok menilai sejak lama Rizieq tidak menyukainya. Hal tersebut terlihat dari aktivitas Rizieq beserta FPI yang demonstrasi di depan Balai Kota hampir setiap Jumat untuk menolak Ahok dilantik menjadi gubernur Jakarta.
Ahok menyebut Rizieq merupakan wakil ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI. Hampir setiap kali demonstrasi, Rizieq dinilai selalu menyampaikan keinginan agar Ahok dipenjara.
"Apakah saudara saksi tahu saya gubernur DKI sampai Oktober 2017? Semoga saudara saksi bisa terima saya sebagai gubernur," kata Ahok.
Nada bicara Ahok semakin meninggi setelah mendengar pengakuan Ma'ruf pernah bertemu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni di kantor PBNU sebelum MUI mengeluarkan pendapat dan sikap keagamaan bahwa Ahok menghina agama dan ulama.
Ahok juga menyinggung latar belakang Ma'ruf yang dulu pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden di era Susilo Bambang Yudhoyono.
"Artinya saudara saksi sudah tidak pantas jadi saksi karena sudah tidak obyektif lagi. Ini sudah mengarah mendukung paslon nomor satu. Ini jelas sekali tanggal 7 Oktober," kata Ahok.
Ahok kemudian mengatakan akan menempuh jalur hukum lantaran menduga kesaksian Ma'ruf di persidangan tidak benar.
"Dan saya berterimakasih, saudara saksi ngotot di depan hakim bahwa saksi tidak berbohong, kami akan proses secara hukum saksi," kata Ahok.
Mendengar penolakan dan keberatan Ahok, Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto bertanya apakah kesaksian yang sudah disampaikan Ma'ruf akan ditarik lagi atau tidak.
"Ya tetap pada keterangan saya, cuma saya keberatan dianggap mendukung pasangan nomor satu. Padahal, tidak ada kaitannya," kata Ma'ruf.
"Soal kunjungan ke PBNU itu nggak ada hubungannya dengan dukung mendukung. Tidak ada hubungan dengan calon manapun," Ma'ruf menambahkan.
Komentar
Berita Terkait
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Malam Tahun Baru di Jakarta, Dishub Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Ancol, Kota Tua, hingga TMII
-
Gubernur Banten: Tingkat Pengangguran Masih Tinggi, Penataan Ulang Pendidikan Vokasi Jadi Prioritas
-
Perayaaan Tahun Baru di SudirmanThamrin, Pemprov DKI Siapkan 36 Kantong Parkir untuk Warga
-
Kaleidoskop DPR 2025: Dari Revisi UU Hingga Polemik Gaji yang Tuai Protes Publik
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu