Suara.com - Bencana pergerakan tanah di kawasan pemukiman penduduk Desa Pancasura, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejak 1980-an hingga sekarang masih terjadi akibatnya warga merasakan kekhawatiran akan menimbulkan bahaya.
"Fenomena pergerakan tanah di desa kami itu sampai saat ini masih terus terjadi sejak era tahun 1980-an," kata Kepala Desa Pancasura Saefulloh A Ridho kepada wartawan, Senin.
Ia menuturkan, akibat bencana pergerakan tanah itu membuat kondisi bangunan permanen rumah penduduk mengalami keretakan pada dinding maupun lantai.
Warga setempat, kata dia, menyelaraskan kondisi tanah yang labil dengan membangun rumah panggung agar tidak terjadi kerusakan.
"Akibat kondisi tanah di daerah itu, sebagian besar warganya tidak memiliki rumah permanen, dari 2.100 kepala keluarga, yang memiliki rumah permanen sedikit, kebanyakan rumah panggung," katanya.
Ia menyampaikan, meskipun warga membangun rumah panggung, bukan berarti terhindar dari bencana pergerakan tanah tersebut.
Sebagian rumah panggung, kata dia, juga terdampak seperti terjadi pergeseran atau ambles.
"Rumah panggung juga seringkali terkena dampaknya seperti posisi rumah bergeser, atau bergerak, tapi tidak separah rumah permanen," katanya.
Kondisi tersebut, kata Saefulloh, sudah dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten Garut terkait kondisi warga dan tanah yang dijadikan pemukiman rumah penduduk.
"Kita sudah sampaikan masalah itu, mudah-mudahan mendapatkan perhatian untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga," katanya. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah