Suara.com - Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang menilai, sikap mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang selalu bersinggungan politik dengan Presiden Joko Widodo sesunggunya bagian dari upaya menarik perhatian negara.
"SBY sebenarnya sedang membangun relasi konfliktual untuk menarik perhatian negara. Sebagai salah satu elit politik nasional, SBY tentu berharap tidak dimarginalkan oleh kekuasaan. SBY mengharapkan agar dirinya juga dipandang penting oleh Jokowi," kata Ahmad Atang di Kupang, Sabtu (11/2/2017).
Ia mengemukakan hal itu, dalam perbincangan dengan Antara seputar persinggungan politik antar mantan Presiden SBY dengan presiden yang sedang berkuasa Joko Widodo.
Di negara yang menganut sistem demokrasi, jarang terjadi persinggungan politik antar mantan presiden dan presiden yang berkuasa, tetapi SBY selalu bersinggungan dengan Jokowi.
"Cara seperti ini menurut saya tidak terlalu elegan. Bahwa dalam sebuah negara demokrasi selalu terbuka adanya perbedaan pendapat dan pandangan dalam melihat praktik kekuasaan, namun sebagai mantan presiden, SBY mesti memilih cara sebagai seorang negarawan bukan sebagai seorang politisi," katanya.
Ia mengatakan, jika pola relasi konfliktual ini dipertahankan sebagai bentuk komunikasi politik dalam merespon praktik kekuasaan Jokowi, maka dapat dipastikan tidak akan berhenti di sini tapi akan semakin memanaskan ke depannya menuju 2019.
Ketua partai Menurut dia, sebagai mantan presiden, SBY adalah ketua partai sehingga memang tidak terlalu mengherankan jika SBY selalu bersinggungan dengan kekuasaan dibawa kepemimpinan Jokowi.
"Ini bisa juga dimaknai sebagai rivalitas antarparpol antara PDIP dan demokrat dalam rana politik," katanya.
Kesan ini jika dirunut ke belakang memang ada pertarungan sesama mantan presiden antara Megawati Soekarnoputeri dengan SBY yang terus berlanjut ke Jokowi.
Sungguhpun begitu, SBY tidak boleh menggunakan kapasitas sebagai ketua partai untuk bersinggungan dengan Jokowi tetapi dalam kapasitas sebagai mantan presiden.
Dengan memposisikan diri sebagai mantan presiden, maka SBY akan mendapatkan perlindungan dari negara dibandingkan sebagai ketua partai yang lebih bernuasa politik, katanya
(Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Sembuh dari Tifus, Lisa Mariana Siap Diperiksa Bareskrim Sebagai Tersangka Besok Siang
-
Survei Mengungkap: Program MBG Tuai Kekecewaan Tinggi, Publik Desak Evaluasi
-
Dugaan Skandal Kereta Cepat Whoosh, Jepang Sengaja Dilibatkan untuk 'Goreng' Harga?
-
Periksa Eks Kabiro Umum Kementan, KPK Dalami Soal Rekanan Pengadaan Asam Formiat
-
Gubernur Pramono Anung Ingin 'Boyong' IKJ dari Cikini ke Kota Tua, Begini Reaksi Kampus
-
Prabowo dan Presiden Brasil Punya Angka Keberuntungan 8, Apa Maknanya?
-
Heboh usai Disidak Dedi Mulyadi, Eks Pimpinan KPK Sindir Iklan Aqua: Fakta atau Fiksi?
-
Kejutan! Prabowo Jadikan Bahasa Portugis Prioritas di Sekolah: Ada Apa dengan Brasil?
-
Said Didu Bongkar 'Kebohongan' Jokowi Soal Freeport-Blok Rokan: Tak Pernah Negara Ambil Freeport!
-
Ikut Soroti Polemik Aqua Ambil Air Sumur Bor, DPR Minta BPKN Turun Tangan: Ini Persoalan Serius!