Suara.com - Penyidik Polda Metro Jaya masih menyelidiki laporan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar mengenai misteri SMS yang berisi ancaman terhadap Direktur Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkaraen, sebelum ditembak mati.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan bukti-bukti yang diberikan Antasari masih minum sehingga penyelidik meminta Antasari untuk menambahkan barang bukti. Pernyataan ini sekaligus menepis anggapan polisi tidak menindaklanjuti laporan Antasari pada 2011.
"Kan sudah ditangani oleh Dirkrimsus itu, beberapakali ditanyakan buktinya mana. Nggak pernah diberikan juga oleh beliau," kata Iriawan saat meninjau tempat pemungutan suara nomor 4, Budi Kemuliaan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (15/2/2017).
Kapolda mengatakan masih menunggu Antasari menyetorkan bukti tambahan.
"Kalau ada (bukti) silakan, silakan publik melihat, kalau ada silakan," kata dia.
Iriawan enggan menanggapi kasus pembunuhan Nasrudin yang telah menjebloskan Antasari ke penjara.
"Yang jelas saya tak akan menanggapi kasus hukum yang sudah dijalankan, karena sudah selesai," kata Iriawan.
Karena menganggap Polda Metro Jaya tak segera menindaklanjuti laporan, kemarin, Antasari melapor ke Bareskrim Polri.
Usai membuat meminta keadilan, Antasari menyampaikan pernyataan yang kemudian memicu emosi mantan presiden yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Antasari menuding Yudhoyono mengetahui adanya rekayasa kasus yang menjerat Antasari.
Antasari mengatakan sebelum dia ditangkap polisi sebagai tersangka kasus pembunuhan, Yudhoyono mengutus CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (sekarang Ketua Umum Partai Perindo) datang ke rumah Antasari untuk meminta agar KPK jangan menahan menahan besan Yudhoyono, Aulia Pohan.
Yudhoyono tidak terima dituduh Antasari menjadi inisiator kasus pembunuhan. Dalam konferensi pers, Yudhoyono menegaskan bahwa itu semua fitnah. Dia mengatakan grasi yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada Antasari bermuatan politis dan memiliki misi untuk menyerang Yudhoyono.
Yudhoyono melalui tim hukum kemudian melaporkan Antasari ke Bareskrim Polri dengan tuduhan fitnah.
Tag
Berita Terkait
-
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Tutup Usia pada 72 Tahun
-
Mengenang Antasari Azhar: Dari Jaksa Tegas hingga Ketua KPK di Era SBY yang Kontroversial
-
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia, Pimpinan KPK Melayat
-
Kabar Duka, Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun
-
Viral Video Antasari Azhar, Dana Pensiun dan Taspen Belum Cair
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional