News / Internasional
Senin, 20 Februari 2017 | 11:41 WIB
Ilustrasi senjata api (Shutterstock).

Suara.com - Andy Sandness selamat dari aksi bunuh dirinya. Namun, petaka lain datang. Wajah lelaki 31 tahun itu hancur.

Kisah Sandness bermula pada tahun 2006, 2 hari sebelum Natal. Andy depresi dan dalam keadaan mabuk.

Ia kemudian mengambil pistol dan memutuskan untuk bunuh diri dengan menembakkan senjata api tepat dari bawah dagunya. Bukan kematian yang ia dapat, wajah Andy malah hancur tak karuan.

Polisi pun datang menolong Sadness. "Tolong jangan biarkan saya mati, saya tidak mau mati," kata Andy.

Andy kemudian dilarikan ke dua RS hingga akhirnya mendapatkan perawatan di Mayo Clinic. Saat sadar, Andy melihat wajah ibunya yang tengah tertunduk lemah tak berdaya. Karena kesulitan berbicara, Andy akhirnya menulis dalam secarik kertas dan meminta maaf.

"Saya mencintaimu, tidak apa-apa," ucap sang bunda lirih.

Saat itu juga, Andy berada pada titik tak tahu apa yang akan terjadi dalam hidupnya kelak.

Namun berkat seorang calon ayah yang masih berusia 21 tahun, Calen Ross yang meninggal karena bunuh diri, Andy mendapat donor wajah dan dapat memperbaiki struktur luar wajahnya. Melalui prosedur operasi

Setelah menjalani delapan rangkaian operasi selama 4 bulan lebih, Andy kembali ke kampung halamannya di Newcastle.

Tapi hidup Andy berubah, saat ia berada di keramaian, ia memilih untuk memalingkan wajah. Andy tak ingin bertatap muka dengan anak-anak karena akan menakuti mereka.

Andy kadang berbohong pada mereka yang bertanya tentang apa yang terjadi dengan wajahnya.

"Saya katakan bahwa ini berhubungan dengan kecelakaan saat berburu. Saya merasa mereka tidak perlu tahu," kata dia.

Dokter yang merawat Andy menjelaskan wajah, rahim, tangan bahkan penis merupakan sesuatu yang sudah lazim ditransplantasikan beberapa tahun ini. Meski bukan untuk menyelamatkan hidup, hal tersebut merupakan prosedur yang dapat meningkatkan kualitas hidup penerima donor.

Pihak asuransi tidak bersedia untuk menanggung biaya operasi yang Andy lakukan, sehingga Andy memerlukan dana dari para penyumbang.

"Saya berpikir tak ada satu orang pun yang tak berhak mendapatkan kesempatan kedua," tutur Dr. Samir Mardini, kepala operasi dalam kasus Andy Sandness.

Load More