Suara.com - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) mengakui adanya aliran dana donasi umat yang ditransfer ke Turki. Namun, mereka menepis tuduhan dana tersebut dikirim atas nama dan perintah Ketua GNPF Backtiar Nasir.
Pemgakuan dan bantahan tersebut, merupakan respons terhadap klaim Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengenai adanya bukti transfer dari rekening ”Yayasan Keadilan untuk Semua” ke Turki, yang diduga diteruskan ke kaum pemberontak Suriah.
"Mungkin, Kapolri mendapat informasi yang kurang lengkap. Dana yang ditransfer ke Turki dikirim melalui rekening pribadi pegawai BNI Syariah, IA (Islahudin Akbar), yang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pencucian uang. Jadi apa hubungannya dengan Ketua GNPF Bachtiar Nasir?" kata anggota tim advokasi GNPF-MUI Kapitra Ampera, Kamis (23/2/2017).
Ia mengungkapkan, Islahudin secara pribadi mentransfer uang sebesar 4.600 Dolar AS kepada Insan Hak ve Harriyetleri ve Insani Yardim Vakfi (IHH), organisasi nirlaba Turki yang mengurusi pengungsi Suriah. engiriman uang itu terjadi pada bulan Juni 2016.
Sementara GNPF secara organisasional baru terbentuk sekaligus meminjam rekening ”Yayasan Keadilan untuk Semua” untuk menampung sumbangan warga guna Aksi Bela Islam I-II sejak Oktober 2016.
"Jadi, ketika AI mentransfer uang itu ke Turki, GNPF belum terbentuk dan belum ada uang donasi warga," terangnya.
Sebelumnya, dalam rapat kerja Polri dengan Komisi II DPR RI, Rabu (22/2/2017) kemarin, Kapolri Tito menuturkan tengah mendalami adanya kemungkinan aliran dana yang digalang GNPF digunakan untuk kegiatan kelompok teroris di Suriah.
Kemungkinan itu berawal dari rentetan pemberian kuasa pengambilan uang yayasan yang tampak mencurigakan.
”Ketua Yayasan Keadilan untuk Semua Adnin Armas, memberikan kuasanya pada Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir. Selanjutnya, Bachtiar memberi kuasa kepada pegawai BNI Syariah Islahudin Akbar untuk menarik uang. Padahal, hukum tak membolehkan pemberian kuasa dilakukan hingga orang ketiga,” tutur Tito Karnavian.
Baca Juga: Penyelam Selokan 'Jijik' Jakarta Dapat Pujian
Selain itu, dalam penelusuran polisi, Islahudin melakukan penarikan uang lebih dari Rp 1 miliar yang kemudian diberikan kepada Bachtiar Nasir. Dana tersebut digunakan Bachtiar Basir untuk sejumlah kegiatan.
”Tapi, sebagian dananya ada yang dikirim ke Turki. Itu diketahui dari slip transfer. Nah, pengiriman uang ke Turki ini tengah didalami peruntukannya, termasuk apa uang itu bisa sampai ke Suriah,” tuturnya.
Tito juga mengakui, penelusuran tersebut semakin penting lantaran banyak informasi yang beredar mengenai uang itu erat terkait dengan kelompok teror di Suriah. ”Itu menjadi menarik dan dasar bagi Polri melakukan pemeriksaan,” imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Gubernur Riau Telah Terima Uang Pemerasan Rp4,05 Miliar, Ada yang Mengalir ke PKB?
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Anak Buah Bobby Terbakar, Begini Kata Polisi usai 2 Kali TKP
-
Hotman Paris Sebut Saksi Ahli CMNP Jadi 'Senjata Makan Tuan' dalam Sidang Sengketa NCD
-
Lagi Jadi Fokus Dirut Transjakarta, Kenapa Mode Share Transportasi Umum di Jakarta Baru 22 Persen?
-
Rumah Hakim PN Medan Kebakaran, Sengaja Dibakar atau Murni Kecelakaan?
-
Akhir Petualangan Dokter Predator, Priguna Anugerah Divonis 11 Tahun Penjara
-
Tolak Soeharto Pahlawan, Cerita Pilu Penyintas Tragedi Tanjung Priok: Ditelanjangi di Markas Kodim
-
Bukan Lagi Soal Look Good, Ini Prioritas Baru Kelas Menengah Indonesia yang Harus Dipahami Brand
-
Momen Haru Jokowi Saksikan Pelepasan Jenazah Raja Solo PB XIII, Ribuan Warga Tumpah Ruah
-
7 Provinsi Terkorup di Indonesia Versi ICW: Riau dan NTT Jadi Pemuncak