Suara.com - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengajak mahasiswa IPB untuk mendukung program swasembada pangan menjadi patriot sejati yang memajukan sektor pertanian nasional.
"Pertanian mempunyai peran sangat penting sebagai faktor penentu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mari kita maksimalkan modal geografis Indonesia baik dari sisi maritim maupun agraris untuk mewujudkan ketahanan bangsa," kata Gatot saat memberikan kuliah umum di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Ia mengatakan, tahun 2016 sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan menyumbang pertumbuhan ekonomi 5,02 persen dan menjadi faktor penentu bagi ketahanan bangsa.
"Mahasiswa IPB adalah pariot sejati, belajarlah yang rajin untuk nantinya membantu kesejahteraan petani. Belajar untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan bangsa," katanya.
Gatot mengatakan, TNI ikut peduli dengan persoalan bangsa terutama di sektor pangan, karena krisis pangan yang terjadi dapat memicu terjadinya konflik. Pangan kini menjadi latar belakang potensi konflik di antara negara.
Ia menjelaskan krisis pangan di Indonesia bisa terjadi kapan saja dan patut diwaspadai. Seperti, harga beras pada tahun 2017 ini, rata-rata di Indonesia seharga Rp12.200 per kg, sementara beras 'broken white' di Kamboja lebih murah 5 persen dari beras di Indonesia yakni Rp6.317 per kg, demikian pula di Thailand hanya Rp4.482, dan beras puti grade B di Vietnam Rp5.107 per kg.
"Kondisi ini menjadi kesempatan bagi berbagai pihak melakukan impor beras dan mengganggu ketahanan pangan nasional. Ini jadi isu strategis, oleh karena itu, saya berharap mahasiswa IPB giat belajar dan menularkan ilmunya kepada petani," katanya.
Sebagai salah satu bentuk kepedulian TNI untuk mewujudkan ketahanan bangsa di bidang pangan, lanjut Gatot, TNI dibawah kepemimpinannya telah membentuk Sentra Pelayanan Petani Padi Terpadu (SP3T) di wilayah Jombang.
"Ini juga menjadi tantangan IPB untuk menjawab berbagai persoalan ketahanan pangan di Tanah Air," katanya.
Gatot menyebutkan, kehadirannya di IPB memberikan kuliah umum sebagai bentuk kekecewaannya karena nasib petani yang masih merugi. Harga beras yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp3.750, tetapi yang beredar di petani hanya Rp2.000.
"Jadi petani benar-benar dijadikan objek, petani kita diperdaya. Dan Bulog kemana," katanya.
Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto menyampaikan berbagai kiprah telah dilakukan IPB di tingkat nasional maupun internasional dalam mendorong terwujudnya ketahanan pangan.
"Inovasi IPB telah dirasakan masyarakat. Peran IPB semakin nyata di bidang pertanian, salah satunya inovasi IPB selama sembilan tahun berturut-turut terpilih sebagai inovasi Indonesia paling prospektif terbanyak sejak tahun 2008 -2016," kata Herry. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025