Tempat pemakaman di daerah Kalibata [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Daripada memancing permasalahan baru di tengah warganya, akhirnya Ketua RT 7, RW 5, Pulo Kalibata, Jakarta Selatan, memutuskan untuk mencopot spanduk berisi tulisan "pemakaman ini ga nerima bangke orang munafik/pendukung dan pembela penista agama" yang dipasang di pagar kuburan di tanah wakaf. Apalagi, sekarang situasi politik menjelang pilkada Jakarta putaran kedua sedang panas.
Ketika mencopot spanduk pada Jumat (3/3/2016) lalu, Zulkifli sempat bersitegang dengan warga bernama Syukri (43). Syukri merupakan orang yang memasang spanduk tersebut.
"Kalau kejadian pencopotan spanduk kemarin sempat ramai. Sempat cekcok. Karena dia (Syukri) bilang kok nggak ngomong-ngomong main copot aja, saya capek-capek masang. Saya balikin, elu izin nggak sama gue. Dia aja nggak izin main masang-masang saja. Kalau ada izin kan saya pasti tahu," kata Zulkifli kepada Suara.com saat ditemui kediamannya, Minggu (5/3/2017).
Ketika mencopot spanduk pada Jumat (3/3/2016) lalu, Zulkifli sempat bersitegang dengan warga bernama Syukri (43). Syukri merupakan orang yang memasang spanduk tersebut.
"Kalau kejadian pencopotan spanduk kemarin sempat ramai. Sempat cekcok. Karena dia (Syukri) bilang kok nggak ngomong-ngomong main copot aja, saya capek-capek masang. Saya balikin, elu izin nggak sama gue. Dia aja nggak izin main masang-masang saja. Kalau ada izin kan saya pasti tahu," kata Zulkifli kepada Suara.com saat ditemui kediamannya, Minggu (5/3/2017).
Zulkifli siap menerima apapun resiko yang akan muncul setelah menertibkan spanduk yang dipasangkan di kuburan keluarga besar Syukri.
"Saya terus terang ketika copot (spanduk) ini saya tahu risikonya. Saya pasti hadapin. Terus terang aja, saya nggak akan takut selama itu kebenaran," kata Zulkifli
Zulkifli menekankan bahwa penertiban spanduk tersebut sama sekali bukan untuk menantang keributan, melainkan demi kebaikan bersama. Dia mencopot spanduk karena banyak warga yang merasa terganggu dengan keberadaannya. Tapi, selama ini warga tidak ada yang berani menurunkannya.
"Mungkin kalau dari warga pada takut. Kan saya copot tuh, bilang kalau dia nanyain. Risikonya biar saya yang tanggung. Ini tapi musti digaris bawahi, bukan saya mau nantang ribut. Saya nggak mau macam-macam, saya juga kasihan sama dia," kata dia.
Syukru mengatakan sebelum menurunkan spanduk, dia terlebih dahulu berembug dengan warganya. Dan banyak warga yang mendukungnya.
"Saya kan juga minta pendapat dari masyarakat. Kan ada group (WhatsApp). 'Copot aja pak daripada nanti jadi masalah.' Lagian juga masangnya nggak ngomong-ngomong," katanya.
Selain meminta pendapat warga, Zulkfili juga berbicara dengan Syukri.
"Saya juga sebelumnya udah kasih teguran. Walaupun tanpa adanya pendekatan persuasif, karena saya sudah tahu ini nggak benar, saya copot," kata dia.
Spanduk tersebut muncul tak lama setelah muncul berisi tulisan "masjid ini tidak mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama" di sebagian masjid di Jakarta.
Foto-foto spanduk tersebut beredar luas di media sosial. Peristiwa tersebut langsung menjadi perhatian publik karena momentumnya terjadi menjelang pilkada Jakarta putaran kedua. Pilkada Jakarta putaran kedua diikuti dua pasangan kandidat yaitu Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Ahok merupakan calon petahana yang kini sedang menjalani proses hukum perkara dugaan penistaan agama.
Spanduk yang terpasang di masjid, saat ini sudah ditertibkan Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta.
Komentar
Berita Terkait
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf