Suara.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang juga Ketua Umum Partai Golongan Karya Setya Novanto berharap partainya tabah menghadapi isu dugaan anggota Golkar yang duduk di Komisi II DPR periode 2009-2014 mendapat uang suap untuk menggolkan proyek pembuatan kartu tanda penduduk elektronik. Novanto sendiri yang ketika itu menjadi ketua Fraksi Golkar membantah menerima cipratan duit.
"Ya itulah yang saya agak prihatin. Ini kami dengan situasi yang baik-baik ternyata ada masalah ini. Mudah-mudahan semua partai saya tabah menghadapi situasi ini," kata Novanto di DPR, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Kasus dugaan suap proyek e-KTP besok, Kamis (9/3/2017), mulai babak baru. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi mulai menyidangkan perkara tersebut dengan terdakwa mantan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri Sugiharto dan mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri Irman.
Novanto mendukung supremasi hukum untuk pengusutan perkara yang telah merugikan negara Rp2,5 triliun dari nilai proyek Rp5,9 triliun.
Jelang sidang perdana, beredar berkas dakwaan di kalangan media yang menunjukkan sejumlah nama anggota dewan periode 2009-2014 diduga menerima guyuran duit suap. Di antaranya nama Novanto.
"Beredar dakwaan yang juga sebut nama-nama besar termasuk saya, semua saya serahkan kepada pihak-pihak yang nanti melakukan di dalam persidangan, baik hakim, maupun jaksa-jaksa yang ada di sana. Semoga semua bisa berjalan lancar," kata Novanto.
Novanto membantah keras tuduhan ikut berperan mengatur bancakan anggaran proyek. Dia membantah pernah membahas bancakan anggaran bersama Sugiharto, Irman, mantan Sekretaris Jenderal Kemendagri Diah Anggraini, serta pengusaha Andi Narogong.
Novanto menegaskan tidak pernah bertemu Andi Narogong.
Novanto juga membantah pernah bertemu dengan M. Nazaruddin, ketika itu bendahara umum Partai Demokrat, dan dan Anas Urbaningrum, ketika itu ketua umum Demokrat, untuk membahas anggaran proyek. Saat kasus itu terjadi, Partai Demokrat merupakan partai penguasa.
"Yang didakwakan yang saya dapat informasi yang sangat utuh, bahwa saya ada pertemuan dengan Saudara Nazar, Anas Urbaningrum, dan Andi Narogong itu tidak benar, apalagi akan menyerahkan dana. Sampai hari ini mudah-mudahan saya tidak pernah menerima dana apapun dari EKTP, itu jelas," tuturnya.
Tapi, Novanto mengakui punya kedekatan dengan Andi Narogong. Kedekatan tersebut, kata dia, hanya sebatas rekanan bisnis jual beli kaos.
"Semuanya kita serahkanlah, nanti dalam sidang kan masing-masing bisa jelaskan, kita tunggu saja dipersidangan," ujar dia.
Novanto menegaskan tidak pernah mengurus masalah anggaran seperti itu. Namun, dia mengakui pernah mendapatkan laporan dari komisi-komisi untuk pembahasan anggaran. Laporan diketahuinya saat rapat pleno fraksi yang digelar tiap bulan.
"Saya sebagai pimpinan fraksi yang dahulu kita hanya terima laporan-laporan semua yang dilakukan oleh ketua komisi, di mana ketua komisi melaporkannya secara oral," kata dia.
"Dan soal anggaran semua mekanisme ada di panitia anggaran yang ada di banggar dan komisi-komisi yang terkait dalam hal ini Komisi II. Jadi selaku pimpinan fraksi nggak terkait kepengurusan masalah-masalah anggaran, dan ketua fraksi dalam memutuskan proyek nggak bisa sendiri," Novanto menambahkan.
Berita Terkait
-
Sindiran Pedas? Akademisi Sebut Jejak Sopir Sahroni, Noel, Setnov, Bahlil, hingga Haji Isam
-
Bukan di Bawah Bahlil, Golkar Siapkan Posisi 'Dewa' untuk Setya Novanto?
-
"Enaknya Jadi Setnov": Koruptor Rp 2,3 Triliun Bebas, Keadilan Jadi Lelucon?
-
Politisi NasDem Bela Remisi Setnov? 'Fine-Fine Saja' Lalu Singgung Amnesti Hasto dan Tom Lembong
-
Bebas dari Penjara, Kekayaan Setya Novanto Tembus Ratusan Miliar!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Pelican Crossing Cikini Diapresiasi Warga dan Pengamat
-
Yurike Sanger Istri Ke-7 Soekarno Wafat di Amerika, Terungkap Penyebab Wafatnya Sang 'Yuri Sayang'
-
Pemerintah Tetapkan 17 Hari Libur Nasional dan 8 Hari Cuti Bersama Tahun 2026, Catat Tanggalnya
-
Resmi Diumumkan, Ini Dia 8 Hari Cuti Bersama 2026, Siap-siap Atur Jadwal Libur Panjang dari Sekarang
-
Minta Maaf Kasus Keracunan MBG Kembali Terulang, Pemerintah: Bukan Kesengajaan
-
Sejarah Bakal Berakhir! Kementerian BUMN di Ambang Dilebur ke Danantara, Istana-DPR Beri Sinyal Kuat
-
Wali Kota Prabumulih Langgar Aturan Buntut Copot Kepsek SMPN 1, Ini Sanksi dari Kemendagri
-
Modus Licik Eks Pejabat MA Zarof Ricar Sembunyikan Aset Rp35 Miliar, Ternyata Atas Nama Dua Anaknya
-
Wali Kota Prabumulih Beri Hadiah Motor Listrik ke Kepsek SMPN 1, Auto Dinyinyiri Warganet
-
Pemerintah Akui Ada Kemungkinan Kementerian BUMN Dilebur dengan Danantara, Tapi...