Suara.com - Kehadiran Ketua Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, Sumarno serta Ketua Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta Mimah Susanti dalam rapat internal tim pemenangan Basuki Tjahja Puranama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat pada Kamis (9/3/2017), berujung pada kecurigaan atas independensi kedua lembaga tersebut.
Menanggapi hal itu, wakil ketua tim pemenangan pasangan calon nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Muhammad Taufik mengatakan bahwa pada dasarnya pertemuan tersebut wajar-wajar saja apabila berlangsung terbuka dan dapat diliput media.
Namun, karena pertemuan tersebut berlangsung tertutup, maka wajar pula jika publik mempertanyakan kejujuran kedua lembaga itu dalam mengelola jalannya proses Pilkada.
"Dia (Sumarno) harus sampaikan ke publik. Itu pertemuan sebenarnya pertemuan biasa saja kalau kemudian menjadi terbuka gitu loh. Karena ini tertutup, dia harus sampaikan ke publik supaya jangan kemudian publik punya pretensi yang jelek," kata Taufik di Jakarta, Minggu (12/3/2017).
Ia melanjutkan, tidak ada larangan bagi pasangan calon untuk mengundang pejabat penyelenggara Pilkada. Namun pejabat tersebut harus bisa melihat potensi kegaduhan yang disebabkan atas undangan tersebut.
"Boleh kok (mengundang penyelenggara Pilkada). Asal terbuka, jadi orang nggak curiga kan. Ngapain sih (tertutup)?" ujar Taufik.
Wakil ketua DPRD DKI Jakarta itu mengimbau kepada KPU dan Bawaslu DKI Jakarta agar secepatnya melakukan konfrensi pers. Hal ini penting untuk menghentikan polemik di masyarakat.
"Jadi harus dibuat secara jujur. Dia mesti sampaikan kepada masyarakat bahwa pertemuan itu pertemuan apa. Karena ini mengganggu kredibilatas KPU dan Bawslu DKI. Nantinya orang nggak akan percaya gitu," tutur Taufik.
Lebih lanjut, dia mengakui, pihaknya pun juga pernah mengundang KPU DKI untuk meminta penjelasan terkait Daftar Pemilih Tetap. Namun, pertemuan itu berlangsung terbuka.
Baca Juga: Ingin Beli Mac Refurbished? Perhatikan Hal Berikut!
"Kita pernah ngundang KPU memberi pemaparan DPT. Kan kita dulu, temuan DPT kita ada yang belum valid. Nanti mungkin minggu depan kita juga akan undang lagi, karena DPT yang terakhir yang dipakai, untuk kita sisir masih ada yang menurut saya tidak valid," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Misteri Tanggul Beton Raksasa di Pesisir Cilincing, Proyek Siapa yang Ancam Mata Pencarian Nelayan?
-
Siapa Ibnu Masud? Bos Travel Riau Diduga Kelabuhi Khalid Basalamah soal Kuota Haji
-
Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Bongkar Lobi-lobi Asosiasi Travel ke Kemenag
-
Keterlibatan Ustaz Khalid Basalamah di Kasus Kuota Haji Mulai Terlihat, Kini Ngaku Sebagai Korban
-
Alat Perekam Getaran Gempa di Gunung Kelud Rp1,5 Miliar Dicuri, Malingnya Gak Ngotak!
-
Nasib Bripda Abi Usai Lempar Helm ke Pelajar Hingga Kritis, Dihukum Demosi 5 Tahun!
-
Anggota Komisi I DPR Desak TNI Jelaskan Terkait Ferry Irwandi yang Dinilai Ancam Pertahanan Siber
-
Tak Sudi Disanksi Kasus Rantis Lindas Ojol, Kompol Cosmas dan Bripka Rohmad Kompak Banding
-
Tragis! Detik-detik Menkeu Nepal Ditelanjangi, Dipukuli, Dikejar Pendemo Sampai Masuk Sungai
-
Klaim Transjabodetabek Berhasil Urai Macet, Pramono: Kecuali di TB Simatupang