Hutomo Mandala Putra atau yang biasa dipanggil Tommy Soeharto di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar IV di Jakarta, Kamis (15/9). [suara.com/Oke Atmaja]
Pengamat politik dari Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago memaknai acara peringatan Surat Perintah Sebelas Maret yang diselenggarakan secara meriah oleh keluarga Cendana di Masjid At Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, pada Sabtu (11/3/2017), dengan mengundang para calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, tokoh-tokoh politik, serta tokoh-tokoh ormas Islam, sebagai test on the water sebelum kembali tampil ke gelanggang politik nasional.
"Keluarga Cendana sedang test on the water, melihat respon animo opini publik, apakah publik rindu kembali dengan rezim Orde Baru yang membubarkan PKI, yang membuat harga sembako murah, yang mengeluarkan supersemar untuk menyelamatkan pemerintahan dari PKI yang pernah membantai ulama dan seterusnya," kata Pangi kepada Suara.com, Jakarta, Selasa (14/3/2016).
"Keluarga Cendana sedang test on the water, melihat respon animo opini publik, apakah publik rindu kembali dengan rezim Orde Baru yang membubarkan PKI, yang membuat harga sembako murah, yang mengeluarkan supersemar untuk menyelamatkan pemerintahan dari PKI yang pernah membantai ulama dan seterusnya," kata Pangi kepada Suara.com, Jakarta, Selasa (14/3/2016).
Pangi menambahkan keluarga Cendana sedang memainkan peran sebagai antitesis pemerintahan Presiden Joko Widodo sambil melihat akseptabilitas (penerimaan) masyarakat seperti apa.
Pangi sulit untuk tidak mengatakan acara peringatan Supersemar dengan mengundang para tokoh tersebut sebagai bentuk konsolidasi politik keluarga Cendana.
"Ini adalah bentuk perlawanan langsung dari kekuatan konsolidasi cendana melawan Ahok yang diduga dan terkesan rezim berupaya all out memenangkan Ahok-Djarot, rezim sekarang menghalangi Anies Sandi memenangkan konstestasi elektoral," kata Pangi.
Acara tersebut, menurut dia telah menyatukan berbagai kepentingan, terutama pilkada Jakarta putaran kedua.
"Prabowo dan Gerindra punya kepentingan besar memenangkan Anies-Sandi sehingga itu juga pintu masuk dan memudahkan langkah Prabowo menjadi presiden karena sudah berhasil merebut ibu kota Jakarta," katanya.
"Di satu sisi Anies-Sandi mencoba mengambil cerug potensial Islam kanan yang hadir di At Tin kemarin. Mencoba membangkitkan kembali kerinduan pada Orde Baru, Cendana menjadi antitesis dari rezim Jokowi, dan Cendana mencoba mendekati kelompok Islam seperti FPI, HTI, dan Islam fundamental yang sulit Ahok-Djarot merapat dan mengambil intuisinya," Pangi menambahkan.
Pilkada Jakarta dinilai menjadi momentum yang tepat bagi keluarga Cendana untuk muncul.
"Momentum Cendana menempatkan diri sebagai tokoh oposisi yang siap melawan Ahok. Karena melawan Ahok secara tidak langsung melawan rezim sekarang," kata dia.
Pangi sulit untuk tidak mengatakan acara peringatan Supersemar dengan mengundang para tokoh tersebut sebagai bentuk konsolidasi politik keluarga Cendana.
"Ini adalah bentuk perlawanan langsung dari kekuatan konsolidasi cendana melawan Ahok yang diduga dan terkesan rezim berupaya all out memenangkan Ahok-Djarot, rezim sekarang menghalangi Anies Sandi memenangkan konstestasi elektoral," kata Pangi.
Acara tersebut, menurut dia telah menyatukan berbagai kepentingan, terutama pilkada Jakarta putaran kedua.
"Prabowo dan Gerindra punya kepentingan besar memenangkan Anies-Sandi sehingga itu juga pintu masuk dan memudahkan langkah Prabowo menjadi presiden karena sudah berhasil merebut ibu kota Jakarta," katanya.
"Di satu sisi Anies-Sandi mencoba mengambil cerug potensial Islam kanan yang hadir di At Tin kemarin. Mencoba membangkitkan kembali kerinduan pada Orde Baru, Cendana menjadi antitesis dari rezim Jokowi, dan Cendana mencoba mendekati kelompok Islam seperti FPI, HTI, dan Islam fundamental yang sulit Ahok-Djarot merapat dan mengambil intuisinya," Pangi menambahkan.
Pilkada Jakarta dinilai menjadi momentum yang tepat bagi keluarga Cendana untuk muncul.
"Momentum Cendana menempatkan diri sebagai tokoh oposisi yang siap melawan Ahok. Karena melawan Ahok secara tidak langsung melawan rezim sekarang," kata dia.
Komentar
Berita Terkait
-
Calon Mantu Tommy Soeharto, DJ Patricia Schuldtz Keturunan Mana?
-
Biodata dan Profil DJ Patricia Schuldtz yang Dilamar Darma Mangkuluhur
-
Profil DJ Patricia Schuldtz, Calon Menantu Tommy Soeharto yang Bertunangan dengan Darma Mangkuluhur!
-
Siapa Ibu dari Darma Mangkuluhur? Ini Profil Mantan Istri Tommy Soeharto
-
Seberapa Besar Kekayaan Darma Mangkuluhur? Ini Jabatan Mentereng Anak Tommy Soeharto
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Dugaan Perundungan Tewaskan Siswa SMPN 19 Tangsel, Mendikdasmen Segera Ambil Kebijakan Ini
-
Kemendagri Apresiasi Upaya Sumut Tekan Inflasi
-
Buruh Tuntut UMP DKI Rp6 Juta, Gubernur Pramono Malah Tak Bisa Ditemui, Ada Apa?
-
Kebakaran di Jatipulo Hanguskan 60 Rumah, Kabel Sutet Putus Biang Keroknya?
-
Rekaman CCTV Detik-detik Pendopo FKIP Unsil Ambruk Viral, 16 Mahasiswa Terluka
-
Jeritan 'Bapak, Bapak!' di Tengah Longsor Cilacap: Kisah Pilu Korban Kehilangan Segalanya
-
Khawatir Komnas HAM Dihapus Lewat Revisi UU HAM, Anis Hidayah Catat 21 Pasal Krusial
-
Terjebak Sindikat, Bagaimana Suku Anak Dalam Jadi Korban di Kasus Penculikan Bilqis?
-
Buah Durian Mau Diklaim Malaysia Jadi Buah Nasional, Indonesia Merespons: Kita Rajanya!
-
Panas Adu Argumen, Irjen Aryanto Sutadi Bentak Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Jangan Sok-sokan!