Pengusaha nasional Hutomo Mandala Putra atau yang biasa dipanggil Tommy Soeharto di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar IV di Jakarta, Kamis (15/9).
Nama keluarga anak mantan Presiden Soeharto atau keluarga Cendana kembali menjadi pembicaraan setelah menyelenggarakan peringatan Supersemar sekaligus hari ulang tahun Soeharto di Masjid At Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (11/3/2017). Keluarga Cendana mengundang calon gubernur dan wakil gubernur, tokoh politik, juga organisasi Islam, di antaranya FPI.
Menurut analisis pakar politik acara tersebut merupakan salah cara keluarga Cendana mengukur tingkat penerimaan publik terhadap mereka.
Setelah hengkang dari Partai Golkar, putra bungsu Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, ikut membidani Partai Berkarya. Di Partai Berkarya, dia duduk sebagai ketua majelis tinggi dan ketua dewan pembina. Beberapa pekan terakhir, wacana Tommy akan diusung menjadi calon presiden periode 2019-2024 menguat, apalagi setelah Partai Swara Rakyat Indonesia menyatakan ingin mengusungnya.
FPI, salah satu ormas paling berpengaruh di Jakarta, ikut angkat suara mengenai isu tersebut. FPI merupakan salah satu ormas yang diundang Titiek Soeharto untuk menyukseskan acara peringatan Supersemar dan haul Soeharto.
"Hak setiap orang untuk berpolitik, setiap orang juga punya hak untuk berpendapat. Ya biarkan saja, itu kan hak individu masing-masing yang dilindungi undang-undang. Kami tidak bisa mencegah dan tidak bisa melarang," kata juru bicara FPI Slamet Ma'arif kepada Suara.com, Rabu (15/3/2017).
FPI, kata Slamet, tentu tidak mau terseret ke dalam kumparan politik.
Kehadiran pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab dia cara yang diselenggarakan di TMII akhir pekan lalu, kata Slamet, tidak membicarakan urusan politik, apalagi konsolidasi politik.
"Kami hanya membicarakan tentang acara haul, kemudian beberapa pengurus tersebut juga sekedar mengucapkan rasa terima kasih saja. Tidak ada pembicaraan mengenai politik, FPI juga tidak bermain di politik," kata Slamet.
Menurut Slamet untuk sekarang terlalu jauh membicarakan urusan pemilu presiden tahun 2019. Urusan FPI sekarang, kata dia, memenangkan calon gubernur muslim (Anies Baswedan-Sandiaga Uno) di pilkada Jakarta.
"Adapun nanti kenyataannya beliau (Tommy) mencalonkan jadi presiden, kami lihat aja nanti di 2019. Sekarang kami lagi fokus bagaimana memenangkan calon gubernur muslim di Jakarta. Kami belum mikirin 2019," kata dia.
Jika nanti Basuki Tjahaja Purnama ikut maju ke pilpres tahun 2019, kata dia, FPI pasti tidak akan mendukungnya.
"Tapi kalau kejadian 2019 sekarang ada calon yang kafir, umpamanya calonnya Ahok jadi presiden. Otomatis kami pilih yang muslim. Kami tidak akan berubah," kata dia.
FPI, kata dia, sekarang ini sedang giat-giatnya dakwah untuk menyadarkan masyarakat agar tidak memilih Ahok.
"Sekarang kami fokus dulu untuk bulan April, bagaimana kami berdakwah, kampanyekan Al Maidah 51, untuk menegakkan Al Maidah ayat 51," kata dia.
Menurut analisis pakar politik acara tersebut merupakan salah cara keluarga Cendana mengukur tingkat penerimaan publik terhadap mereka.
Setelah hengkang dari Partai Golkar, putra bungsu Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, ikut membidani Partai Berkarya. Di Partai Berkarya, dia duduk sebagai ketua majelis tinggi dan ketua dewan pembina. Beberapa pekan terakhir, wacana Tommy akan diusung menjadi calon presiden periode 2019-2024 menguat, apalagi setelah Partai Swara Rakyat Indonesia menyatakan ingin mengusungnya.
FPI, salah satu ormas paling berpengaruh di Jakarta, ikut angkat suara mengenai isu tersebut. FPI merupakan salah satu ormas yang diundang Titiek Soeharto untuk menyukseskan acara peringatan Supersemar dan haul Soeharto.
"Hak setiap orang untuk berpolitik, setiap orang juga punya hak untuk berpendapat. Ya biarkan saja, itu kan hak individu masing-masing yang dilindungi undang-undang. Kami tidak bisa mencegah dan tidak bisa melarang," kata juru bicara FPI Slamet Ma'arif kepada Suara.com, Rabu (15/3/2017).
FPI, kata Slamet, tentu tidak mau terseret ke dalam kumparan politik.
Kehadiran pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab dia cara yang diselenggarakan di TMII akhir pekan lalu, kata Slamet, tidak membicarakan urusan politik, apalagi konsolidasi politik.
"Kami hanya membicarakan tentang acara haul, kemudian beberapa pengurus tersebut juga sekedar mengucapkan rasa terima kasih saja. Tidak ada pembicaraan mengenai politik, FPI juga tidak bermain di politik," kata Slamet.
Menurut Slamet untuk sekarang terlalu jauh membicarakan urusan pemilu presiden tahun 2019. Urusan FPI sekarang, kata dia, memenangkan calon gubernur muslim (Anies Baswedan-Sandiaga Uno) di pilkada Jakarta.
"Adapun nanti kenyataannya beliau (Tommy) mencalonkan jadi presiden, kami lihat aja nanti di 2019. Sekarang kami lagi fokus bagaimana memenangkan calon gubernur muslim di Jakarta. Kami belum mikirin 2019," kata dia.
Jika nanti Basuki Tjahaja Purnama ikut maju ke pilpres tahun 2019, kata dia, FPI pasti tidak akan mendukungnya.
"Tapi kalau kejadian 2019 sekarang ada calon yang kafir, umpamanya calonnya Ahok jadi presiden. Otomatis kami pilih yang muslim. Kami tidak akan berubah," kata dia.
FPI, kata dia, sekarang ini sedang giat-giatnya dakwah untuk menyadarkan masyarakat agar tidak memilih Ahok.
"Sekarang kami fokus dulu untuk bulan April, bagaimana kami berdakwah, kampanyekan Al Maidah 51, untuk menegakkan Al Maidah ayat 51," kata dia.
Komentar
Berita Terkait
-
Aksi Jual Asing Warnai IHSG, Duo Saham Milik Keluarga Cendana Ambruk
-
Di Reuni 212, Muncul Usulan 2 Desember Jadi Hari Ukhuwah dan Libur Nasional
-
Beda dari Tahun-Tahun Sebelumnya, Reuni Akbar 212 Bakal Digelar Usai Magrib
-
Terpopuler: Promo Sepatu Black Friday hingga Zodiak Paling Beruntung 24-30 November
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf