Suara.com - Ekstrimis sayap kanan di Jerman menghalang-halangi pembangunan sebuah masjid dengan cara memasang salib berukuran besar di lahan yang akan didirikan rumah ibadah tersebut.
Kelompok ekstrimis yang menamakan diri “Citizens for Erfurt“ itu menancapkan sepuluh salib kayu di desa kecil bernama Marbach, dekat Erfurt, di Thuringia, Jerman bagian Timur, awal Maret lalu.
Masjid tersebut sedianya akan dibangun untuk komunitas muslim Ahmadiyah di daerah itu. Imam komunitas tersebut, Imam Said Ahmad Arif, mengatakan bahwa langkah yang dilakukan demonstran sayap kanan tidak akan menghentikan pembangunan masjid.
“Ini bukan sesuatu yang membuat kami takut,” kata Said seperti dikutip Sputnik News.
Ia menambahkan, para pendemo adalah kaum minoritas, sementara komunitas Muslim telah mendapat dukungan dari banyak politisi, kecuali partai sayap kanan Alternative for Deutschland (AfD).
Di laman Facebook “Citizens for Erfurt”, mereka menulis: “Kami membangun simbol identitas dan jalan hidup kami. Demi pelestarian kebudayaan kami”.
Pastor evangelis Ricklef Muennich mengecam aksi yang dilakukan “Citizens for Erfurt”.
“Tidak ada alasan untuk memasang sepuluh salib di lahan tersebut sebagai tanda pertempuran. Salib Yesus berdiri untuk cinta kasih, cinta kasih terhadap sesama, juga musuh,” katanya.
“Berdasarkan konstitusi kami, kebebasan ini bukan hanya untuk Kristen, namun juga untuk Yahudi dan Muslim. Dengan demikian, kami mendukung hak komunitas Ahmadiyah untuk mendirikan masjid di sana,” sambungnya.
Kendati demikian, juru bicara parlemen negara bagian Thuringia, Corina Herold, mengatakan bahwa pemasangan salib, secara fundamental adalah aksi yang baik.
Ia mengatakan, Muslim tidak membutuhkan masjid dan hanya perlu rumah doa. Sementara itu, seorang juru bicara pemerintah negara bagian Thuringia mengaku mereka tak bisa mencabut salib-salib tersebut karena didirikan di lahan pribadi. (Dailymail)
Tag
Berita Terkait
-
Kisah Spiritual di Balik Nama Kris Dayanti: Nubuat Sang Ayah Saat Melukis Salib
-
Sejarah Hari Ini 12 Agustus: Hari Pemuda Internasional Hingga Perang Salib
-
Nyaris Kena Jebakan Frimawan, Muka Habib Jafar Tegang Ditanya Pernah Disalip atau Belum
-
Suka Cita Arya, Perankan Sosok Yesus di Prosesi Jalan Salib Gereja Katedral
-
Peringatan Jumat Agung, Gereja Katedral Jakarta Gelar Visualisasi Jalan Salib
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Riwayat Pendidikan Gibran di KPU Jadi Sorotan, Masa SMA Ditempuh 5 Tahun
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta