Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Jaman [suara.com/Bowo Raharjo]
Baca 10 detik
Sepanjang hari ini, calon gubernur Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menengok tiga warganya yang sakit di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Salah satu warga yang dikunjungi Ahok bernama Jaman (75). Dia penderita stroke. Sudah lima tahun dia sakit.
Ketika dialog, Ahok beberapa kali terdengar menaikkan volume suara agar didengar kakek tersebut.
"Kondisinya bagaimana Pak? Ada dokter yang datang Pak? Bapak harus belajar jalan ya pak," ujar Ahok.
Ketika Ahok berada di rumah Jaman, di sana juga terlihat seorang perawat Puskesmas Koja.
Salah satu tujuan kedatangan Ahok ke daerah ini sebenarnya untuk memastikan apakah program kesehatan pemerintah berjalan baik atau tidak.
"Jakarta Utara ini banyak yang sakit, makanya saya kunjungi. Kita harus berikan pelayanan yang baik," kata Ahok.
Ahok kemudian bertanya kepada perawat mengenai layanan Puskesmas Koja. Ahok ingin tahu apakah puskesmas sudah memberikan bantuan kursi roda atau belum kepada Jaman. Kalau sudah, apakah Jaman juga diajari memakai kursi roda.
"Sudah diajarin jalan pak dan sudah dapat kursi roda. Tapi untuk belajar jalan kita pakai tiang jemuran," kata perawat.
Ahok kemudian mengungkapkan tips agar orang sakit cepat sehat. Kuncinya harus bahagia.
Itu sebabnya, Ahok meminta keluarga untuk rajin membawa Jaman berobat, toh sudah ada fasilitas kesehatan dari pemerintah.
"Bapak yang penting hatinya senang terus ya," kata Ahok.
Sebelum pamit meninggalkan rumah itu, Ahok menanyakan apakah Jaman sudah naik haji atau belum.
Mendengar pertanyaan tersebut, Jaman langsung nangis.
"Belum (pernah naik haji) pak," kata Jaman sambil menangis tersedu-sedu.
Ahok kemudian memanggil ajudannya untuk mendata identitas Jaman. Jaman pun masuk daftar prioritas warga yang akan dibantu untuk pergi ke Tanah Suci.
"Yang penting bapak sekarang hatinya senang terus dan jangan lupa belajar jalan ya Pak," kata Ahok dilanjutkan izin pamit.
Salah satu warga yang dikunjungi Ahok bernama Jaman (75). Dia penderita stroke. Sudah lima tahun dia sakit.
Ketika dialog, Ahok beberapa kali terdengar menaikkan volume suara agar didengar kakek tersebut.
"Kondisinya bagaimana Pak? Ada dokter yang datang Pak? Bapak harus belajar jalan ya pak," ujar Ahok.
Ketika Ahok berada di rumah Jaman, di sana juga terlihat seorang perawat Puskesmas Koja.
Salah satu tujuan kedatangan Ahok ke daerah ini sebenarnya untuk memastikan apakah program kesehatan pemerintah berjalan baik atau tidak.
"Jakarta Utara ini banyak yang sakit, makanya saya kunjungi. Kita harus berikan pelayanan yang baik," kata Ahok.
Ahok kemudian bertanya kepada perawat mengenai layanan Puskesmas Koja. Ahok ingin tahu apakah puskesmas sudah memberikan bantuan kursi roda atau belum kepada Jaman. Kalau sudah, apakah Jaman juga diajari memakai kursi roda.
"Sudah diajarin jalan pak dan sudah dapat kursi roda. Tapi untuk belajar jalan kita pakai tiang jemuran," kata perawat.
Ahok kemudian mengungkapkan tips agar orang sakit cepat sehat. Kuncinya harus bahagia.
Itu sebabnya, Ahok meminta keluarga untuk rajin membawa Jaman berobat, toh sudah ada fasilitas kesehatan dari pemerintah.
"Bapak yang penting hatinya senang terus ya," kata Ahok.
Sebelum pamit meninggalkan rumah itu, Ahok menanyakan apakah Jaman sudah naik haji atau belum.
Mendengar pertanyaan tersebut, Jaman langsung nangis.
"Belum (pernah naik haji) pak," kata Jaman sambil menangis tersedu-sedu.
Ahok kemudian memanggil ajudannya untuk mendata identitas Jaman. Jaman pun masuk daftar prioritas warga yang akan dibantu untuk pergi ke Tanah Suci.
"Yang penting bapak sekarang hatinya senang terus dan jangan lupa belajar jalan ya Pak," kata Ahok dilanjutkan izin pamit.
Komentar
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
-
Dari Rival Sengit Jadi Kawan Koalisi? Anies Baswedan Jawab Soal Potensi 'Duet' dengan Ahok
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara