Suara.com - Seorang pria di Melbourne, Australia, diduga memutilasi sang istri di hadapan tiga anak mereka. Pasalnya, sang istri tak mengizinkan si suami yang ingin berangkat ke Suriah untuk bergabung gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pria yang sudah ditangkap itu, seperti dilansir ABC.net.au, akan menjalani sidang praperadilan untuk menentukan laik atau tidaknya ia secara kejiwaan guna diadili, Senin (27/3/2017).
Berdasarkan berkas praperadilan, peristiwa keji itu terjadi kediaman mereka, daerah Broadmeadows, pinggiran Melbourne, bulan Juli tahun 2016.
Awalnya, polisi mendatangi rumah pria itu atas dasar laporan dia kerapkali menganiaya ketiga anaknya. Saat ditemui di rumah, polisi mendapati ketiga anak tersebut mengalami luka memar di bagian kepala. Sang ayah lantas ditangkap saat itu juga.
“Pelaku memukul kepala kedua anaknya yang berusia di bawah 6 tahun. Selain itu, yang bersangkutan juga menyiram balita perempuannya memakai air panas,” begitu sangkaan polisi kepadanya yang tercatat dalam dokumen pengadilan.
Polisi lantas membawa ketiga anak pelaku untuk dirawat di RS Royal Children Hospital Melbourne. Saat masa perawatan itulah, ketiganya mengungkapkan menyaksikan sang ayah memutilasi tubuh ibu mereka menggunakan pisau di ruang tamu.
Setelah memutilasi, ketiganya juga menyaksikan sang ayah membungkus mayat ibu mereka memakai plastik dan dibalut selimut, sebelum dimasukkan dalam bagasi mobil.
Masih disaksikan anak-anaknya, pelaku membuang mayat sang istri di semak belukar dekat lapangan tenis daerahnya. Ironis, setelah melakukan hal itu, si pelaku mengajak ketiga anaknya ke toko roti untuk membeli camilan.
Setelah diketemukan, polisi mengungkapkan jasad ibu ketiga anak tersebut penuh sayatan benda tajam di sekujur tubuh.
Baca Juga: Sidang Kasus e-KTP Ditunda, KPK Bakal Cek Surat Sakit Miryam
Sementara enam bulan sebelum peristiwa tragis itu, pelaku pernah melukai lengan sang istri dalam sebuah percekcokan.
“Beberapa bulan sebelum kejadian, pelaku juga menerapkan peraturan ketat terhadap istri dan ketiga anaknya. Sang istri tak dibolehkan meninggalkan rumah atau berbicara dengan saudara-saudaranya sendiri. Istri dan anaknya juga dilarang menonton televisi karena dianggap haram,” demikian tertulis dalam berkas pengadilan.
Sedangkan ketiga anaknya tidak dibolehkan bersekolah. Ketiganya juga tidak diperkenankan menggunakan bahasa Inggris.
“Pelaku tidak membolehkan anak-anaknya bersekolah. Ketiganya, oleh pelaku, diajarkan membaca Al Quran dan bahasa Lebanon. Pelaku juga mengajarkan seluk beluk persenjataan, pedang, perang, dan jihad,” demikian tertulis dalam berkas tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
Terkini
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang