Gesekan ajang pemilihan kepala daerah DKI Jakarta semakin mengkhawatirkan. Para pendukung semakin sengit, melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan lawan. Salah satu cara paling berbahaya adalah menggunakan simbol agama untuk menarik dukungan dan menjatuhkan pihak lainnya.
Penggunaan simbol agama ini berbahaya, karena tanpa sadar masuk ke dunia anak-anak yang seharusnya dijauhkan dari konflik dan perbedaan pilihan politik. Sejumlah anak sekolah dasar di Jakarta tiba-tiba saling ejek dan mengkafirkan anak lain yang dinilai tidak mendukung calon gubernur tertentu.
Atas maraknya fenomena tersebut, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Ulfah Anshor mengaku prihatin atas konflik politik dalam Pilkada DKI yang sudah menjurus ke perilaku intoleran dan mengkafirkan terhadap sesama anak.
“Kalau dibiarkan, kondisi tersebut berbahaya bagi tumbuh kembang anak karena telah tertanam benih-benih intoleran dan sikap kebencian sejak dini terhadap sesama warga yang berbeda pilihan, apalagi terjadi pada anak usia SD," kata Maria Ulfah dalam penjelasan tertulis yang diterima Suara.com.
Mantan Ketua Umum Fatayat NU ini secara pribadi maupun sebagai komisioner sangat prihatin dengan fenomena tersebut. “Saya menghimbau kepada orangtua, guru dan masyarakat untuk tidak melibatkan anak dalam konflik politik di pilkada atau di manapun dan tidak mengajak anak dalam forum-forum politik praktis," kata dia.
Kepada orangtua, guru dan masyarakat, Maria Ulfah Anshor menghimbau untuk mengajarkan dan membimbing kembali anak-anak yang terpapar dampak negatif dari pilkada tersebut dengan menanamkan kembali nilai-nilai toleran, saling menghormati dan menghargai serta menjaga kebersamaan terhadap sesama warga negara Indonesia apapun agama dan pilihan politiknya.
Selain itu, ia menghimbau kepada kepala daerah dan Dinas Pendidikan untuk memberi peringatan kepada guru-guru yang melibatkan anak -anak dalam politik praktis atau mengajarkan sikap-skap intoleran tersebut. “Terakhir kepada KPUD, saya menghimbau untuk memberikan sanksi kepada parpol yang melibatkan anak dalam aktivitas politik,” kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
 - 
            
              Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
 - 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM