Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menanggapi terkait Isu SARA dan pertikaian selama berlangsungnya proses Pemilihan Kepala Daerah Jakarta periode 2017 - 2022, dinilai sangat tidak positif dan menganggu bagi tumbuh kembang anak.
"Iya itu, anak - anak jangan di ajari atau ditanamkan nilai - nilai yang tidak positif kepada anak. Itu harus disadari, tidak baik untuk proses perkembangan jiwa anak," kata Muhadjir di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (29/3/2017) malam.
Menurut Muhadjir berjalannya pilkada Jakarta, itu hanya kepentingan sesaat. Hingga jangan sampai isu SARA membuat kondisi mental Anak menjadi terganggu.
"Itu hanya untuk kepentingan sesaat. kepentingan yang sebetulnya tidak substansif. Tapi mengorbankan kondisi psikologis anak, kondisi jiwa anak. Untuk sebuah ambisi," ujar Muhadjir.
Sebelumnya Komisioner Komisi Perlindungan​ Anak Indonesia Maria Ulfah Anshor mengatakan hampir setiap hari, anak-anak disuguhi tontonan intoleransi.
"Fenomena sebagaimana dalam surat tersebut menunjukkan bahwa konflik politik dalam pilkada DKI yang tidak toleran dan mengkafirkan paslon lain mempengaruhi perilaku anak yang juga bersikap intoleran dan mengkafirkan terhadap sesama anak," kata Maria Selasa (28/3/2017).
Pemandangan penuh intoleransi akhirnya ditiru oleh anak-anak. Sebagai contoh seorang anak sekolah dasar menulis surat buat temannya dia anggap mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dia menyebut temannya akan menderita di akhirat. Surat tersebut juga berisi kata-kata kasar dengan menyebutnya orang kafir dan pembela Kristen.
Maria mengingatkan betapa berbahayanya anak-anak yang sejak kecil sudah tertanam sikap intoleransi serta kebencian terhadap orang lain yang berbeda pilihan.
Baca Juga: 1.230 Spanduk Provokatif Pilgub DKI Telah Dicopot
"Saya secara pribadi maupun sebagai komisioner sangat prihatin dengan fenomena tersebut. Oleh karena itu menghimbau kepada orangtua, guru, dan masyarakat untuk tidak melibatkan anak dalam konflik politik di pilkada atau di manapun dan tidak mengajak anak dalam forum-forum politik praktis," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan!
-
Kayu Gelondongan Sisa Banjir Sumatra Mau Dimanfaatkan Warga, Begini Kata Mensesneg
-
SPPG Turut Berkontribusi pada Perputaran Ekonomi Lokal
-
Dukung Program MBG: SPPG di Aceh, Sumut, dan Sumbar Siap Dibangun Kementerian PU
-
Mendagri Tito Jelaskan Duduk Perkara Pemkot Medan Kembalikan Bantuan Beras 30 Ton ke UAE
-
Minggu Besok, Pesantren Lirboyo Undang Seluruh Unsur NU Bahas Konflik Internal PBNU
-
Kementerian PU Tandatangani Kontrak Pekerjaan Pembangunan Gedung SPPG di 152 Lokasi
-
Eks Mensos Tekankan Pentingnya Kearifan Lokal Hadapi Bencana, Belajar dari Simeulue hingga Sumbar
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan
-
SPPG, Infrastruktur Baru yang Menghubungkan Negara dengan Kehidupan Sehari-Hari Anak Indonesia