Suara.com - Indonesia mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Suriah. Termasuk akibat serangan gas kimia beracun di wilayah Khan Shaykhun yang melanggar hukum internasional.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, dikutip dari Antara, Minggu (9/4/2017), menegaskan Indonesia mengutuk penggunaan senjata kimia di Suriah dan mendesak PBB untuk segera menyelesaikan konflik di negara itu.
"Indonesia mendesak PBB untuk menyelesaikan konflik Suriah," katanya.
Arrmanatha menambahkan, Indonesia juga mendorong dialog dan proses politik yang inklusif untuk menyelesaikan krisis di Suriah.
Indonesia, kata Arrmanatha, secara prinsip tidak pernah mendukung tindakan unilateral dalam bentuk apapun termasuk serangan Amerika Serikat yang tidak mendapatkan dukungan dari Dewan Keamanan PBB.
"Justru kita mendorong solusi damai yang sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Sekjen PBB," ujar Arrmanatha.
Menurut dia, Indonesia tidak berada dalam kubu manapun yang bersengketa melainkan berada pada kubu yang mendorong PBB untuk segera mengambil keputusan yang mempertimbangkan alasan kemanusiaan dan solusi yang baik.
Sebelumnya pada 7 April 2017, Sekjen PBB Antonio Guterres secara resmi mengutuk serangan gas kimia di Khan Shaykhun, Suriah, dan kematian serta banyaknya warga sipil tak berdosa yang cedera akibat serangan itu.
Guterres telah lama menyatakan bahwa perlu ada pertanggungjawaban atas kejahatan tersebut, sejalan dengan norma-norma internasional yang ada dan resolusi Dewan Keamanan.
Baca Juga: Kejurnas King of Kings Jadi Ajang Adu Ketangkasan Pereli Muda
Guterres juga mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang bisa memperdalam penderitaan rakyat Suriah.
Peristiwa ini menggarisbawahi keyakinan PBB bahwa tidak ada cara lain untuk menyelesaikan konflik daripada melalui solusi politik.
G juga menyatakan akan memanggil pihak yang berkonflik untuk segera memperbaharui komitmen mereka dan membuat kemajuan dalam pembicaraan Jenewa.
"Sebuah solusi politik juga tetap penting bagi kemajuan dalam memerangi terorisme," kata Guterres.
Dewan Keamanan memiliki tanggung jawab utama untuk perdamaian dan keamanan internasional.
"Saya menyerukan Dewan untuk bersatu dan melaksanakan tanggung jawab itu," ujar Guterres.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen