Suara.com - Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting, Saiful Mujani, menjelaskan cara membaca hasil survei.
Saiful mengatakan setiap survei pasti ada error dalam hubungannya dengan populasi karena survei berbasis sampel bukan populasi.
"Besarnya error tergantung sebagian dari ukuran sampel, tapi juga bisa karena non-sampling error seperti tidak disiplin atas SOP. Tidak di-SOP-in atas SOP, misalnya penggantian responden di lapangan karena responden awal tak ditemukan atau menolak diwawancarai," kata Saiful di Twitter.
Dari ribuan survei yang SMRC lakukan, kata dia, tidak pernah semua responden awal dapat diwawancarai karena berbagai sebab.
Itu sebabnya, kata Saiful, dikenal dengan respond rate: respondent yang dapat diwawancarai dibagi total sampel awal. Hasilnya selalu kurang dari 100 persen.
Kalau ada survei yang respond rate 100 persen, kata dia, itu sangat mungkin menyalahi SOP. Khusus untuk DKI, respond rate ini menjadi masalah serius bagi surveyor.
Dibanding warga pedesaan, warga perkotaan umumnya lebih sibuk dan karena itu tak mudah ditemui untuk wawancara. Banyak yang tidak berada di alamat.
"Warga kita juga cenderung diwawancarai itu mengganggu waktu mereka maka menolak diwawancarai. Warga perkotaan DKI terutama banyak kelas menengah atasnya, dan mereka nggak mudah diakses pewawancara. Yang muncul tak jarang hanya pembantunya, atau anjingnya menggonggong. Warga pedesaan atau kelas bawah lebih mudah diakses," katanya.
Ketika responden tak bisa diakses banyak lembaga yang menerapkan penggantian responden. Ini sumber error.
Walau cara memilih pengganti secara random dan diupayakan mendekati demografi responden awal, tetap saja pengganti itu tak bisa mewakili.
Lebih masalah lagi untuk mencari pengganti responden kelas menengah atas karena penggantinya juga harus dari kelas itu, dan itu sulit.
Dalam konteks itu penggantian dilakukan secara sembarang, siapa saja yang bisa dieawancarai. Ini sumber error.
Saiful mengatakan tidak semua lembaga survei menjelaskan soal respond rate ini.
Kalau responden tak dapat diakses karena berbagai alasan, jangan diganti. Pengalaman Saiful, tanpa ganti hasilnya lebih baik, mendekati populasi.
Maka ukuran sampel harus dibuat lebih banyak untuk antisipasi kekurangan sampel akibat respond rate yang rendah.
Tag
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Tim RIDO Laporkan KPU ke DKPP dan Minta Pemungutan Suara Ulang, Anies: No Comment!
-
Exit Poll SMRC: Endorsement Prabowo dan Jokowi Tak Ampuh Dongkrak Elektabilitas RK-Suswono di Jakarta
-
Pilkada DKI: El Rumi Pilih Dharma-Kun, Soroti Masalah Kabel Listrik
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Belasan Pemuda Hendak Lempar Batu ke Gedung DPRD Blora, Sambo yang Pertama Ketangkap
-
Viral Pengusaha Dubai Ajak "Crazy Rich" Ahmad Sahroni Pindah: Sindiran Pedas untuk Indonesia?
-
Menhut Raja Juli Klaim Tak Kenal Azis Wellang, Greenpeace: Tidak Cukup untuk Menutup Persoalan Ini
-
Rocky Gerung Singgung Skenario Pengganti Gibran: Semua Tergantung PDIP
-
Keluarga Ungkap Penyebab Icang Korban Congkel Mata di Bogor Meninggal Dunia
-
Pengamat Sarankan Prabowo Kumpulkan Menteri Pasca Kericuhan: Evaluasi Loyalitas, Jangan ABS
-
Maulid Nabi Berakhir Duka: Mengenal Tradisi Warga Bogor yang Tercoreng Tragedi Runtuhnya Mushola
-
Ada Biaya Siluman Demi Kuota Tambahan Haji 2024? KPK Kuliti Dugaan Permainan Lewati Antrean Panjang
-
Hotman Paris Pasang Badan untuk Nadiem! Ini Hubungan Masa Lalunya dengan Nono Makarim
-
Amien Rais Makin Pedas: Jokowi dan 'Ternaknya' Bikin Dagelan Politik Soal Ijazah UGM!