Suara.com - Umat Katolik di wilayah Lor Senowo, Dusun Grogol, Desa Mangunsoko, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menggelar prosesi doa jalan salib di areal penambangan material pasir dan batu Gunung Merapi, Jumat (14/4/2017).
Prosesi yang terkesan semarak untuk memperingati wafat Yesus pada Jumat Agung tersebut dipimpin rohaniwan Gereja Paroki Santa Maria Lourdes Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Romo Antonius Abas Kurnia Andrianto. Umat yang umumnya peguyuban Orang Muda Katolik (OMK) setempat tersebut, antara lain mengenakan caping, berpakaian adat Jawa, dan membawa sejumlah properti dari bambu, belarak, boneka dari jerami yang mereka kenal sebagai sosok bancak-doyok.
Bambu ukuran sekitar 1,5 dibentuk menjadi salib dan dipanggul sejumlah umat. Sejumlah umat lainnya menggendong properti boneka bancak-doyok. Di beberapa tempat di sepanjang rute prosesi di alur Kali Senowo juga dipasangi sejumlah properti dari belarak dan boneka bancak-doyok.
Romo Kurnia menjelaskan prosesi yang semarak dilakukan umat itu untuk mengenangkan peristiwa iman umat Katolik terkait dengan wafat Yesus Kristus melalui jalan penyaliban. Dalam tradisi gereja, peristiwa tersebut dikenal sebagai Jumat Agung.
Prosesi sejauh sekitar dua kilometer itu dimulai dari bangunan terbuka bernama Gubug Selo Merapi (GSPi) di Dusun Grogol, Desa Mangunsoko, melewati pematang sawah dan areal pertanian sayuran, kemudian menyusuri alur Kali Senowo yang menjadi tempat penambangan pasir dan batu, sisa banjir lahar hujan dari Gunung Merapi yang melalui tempat itu.
Mereka juga melewati bagian bawah jembatan gantung yang sedang dibangun di alur sungai tersebut. Jembatan itu menghubungkan Dusun Grogol dan Tutup Ngisor.
Sejumlah penambang, baik dengan menggunakan alat berat atau eskavator maupun secara manual, dengan sejumlah truk pengangkut batu dan pasir di Kali Senowo, terlihat tetap beraktivitas selama umat setempat melakukan prosesi jalan salib.
Di salah satu perhentian dalam prosesi jalan salib yang menceritakan Simon dari Kirine membantu Yesus memanggul salib, Romo Kurnia mengajak umat untuk merenungkan tentang pentingnya kehadiran umat dalam kehidupan sehari-hari.
Perhentian umat dalam prosesi itu bertepatan di areal penambangan material Gunung Merapi di Kali Senowo, setelah mereka melewati pematang sawah dengan padi yang sedang menguning.
Baca Juga: Paskah di Papua: Jangan Balas Kejahatan Orang Lain
"Bantuan terkadang berupa kehadiran. Simor hadir bersama Yesus, Tuhan hadir dalam hidup kita sehari-hari, dalam segala beban. Spiritualiss kehadiran kita bangun, mungkin tidak banyak hal kita buat, tidak banyak hal bisa kita ubah, tetapi hadir itu menguatkan. Gereja hadir dalam masyarakat, gereja hidup di situ. Kita diajak untuk hadir dalam saudara-saudara yang kecil, lemah, dan berbeban," katanya.
Pada kesempatan itu, Romo Kurnia juga mengajak umat merenungkan tentang peristiwa penyaliban Yesus yang disebutnya sebagai mencengangkan tersebut.
"Jumat Agung membuat banyak orang tercengang, tertegun. Peristiwa itu sungguh-sungguh menyatakan bahwa Tuhan penuh kasih dan kita diajak untuk dekat dengan Tuhan dan bersatu dengan Tuhan. Kita diajak memandang wajah Tuhan yang penuh kerahiman," ujarnya.
Di sepanjang rute prosesi selama sekitar dua jam, mulai pukul 08.00 WIB tersebut, mereka juga mendaraskan doa-doa dan mengindungkan lagu-lagu rohani Katolik bertema jalan salib. Kreator jalan salib umat setempat yang juga seniman Andreas Susanto mengatakan latar belakang kehidupan sehari-hari masyarakat setempat yang umumnya sebagai petani menginspirasi pengemasan prosesi jalan salib Jumat Agung oleh umat setempat.
"Petani dengan beban hidup yang berat, tetap berkarya, dan menolong sesama. Peristiwa jalan salib juga memberi makna tentang pentingnya keterlibatan setiap orang untuk menolong sesamanya, meringankan beban yang lain, meski kita sendiri juga menghadapi jalan hidup yang berat," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
Terkini
-
Dua Pria Ditangkap Terkait Pencurian Permata Berharga di Museum Louvre
-
Mengenang Johnson Panjaitan: Kritik Keras untuk Polri dan Ingatkan 'Potong Kepalanya'
-
Jaksa Ungkap Detik-detik Kompol Yogi dan Ipda Aris Habisi Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan
-
Pramono Anung Pastikan Kasus Sumber Waras Tuntas, Siap Bangun RS Tipe A di Atas Lahan 3,6 Hektar
-
Kasus Kereta Anjlok Terus Berulang, DPR Minta Kemenhub Lakukan Audit Keselamatan Independen
-
Menhut Raja Juli Minta Maaf ke Warga Papua Usai BKSDA Bakar Mahkota Cenderawasih: Ini Jadi Catatan
-
Prabowo Tak Happy, Mendagri Setrap Pejabat Bojonegoro Gegara Realisasi Belanja Rendah: Jangan Bohong
-
Mulai Dibahas Hari Ini, DPR Berharap Biaya Haji 2026 Turun Lagi Tanpa Mengurangi Kualitas
-
Jatinegara Berdarah: Pria Nekat Tebas Leher Kenalan Gara-Gara Sabu, Ini Motifnya!
-
Nasib Sahroni dan Nafa Urbach di Ujung Tanduk, Sidang Etik MKD Digelar Akhir Bulan Ini