Suara.com - Pebalap tim satelit Yamaha, Johann Zarco, mengaku tak merasa kecil hati meski tidak bisa tampil di tim utama. Sebaliknya, juara dunia Moto2 2015 dan 2016 ini menilai musim perdananya di MotoGP tahun ini dijadikannya sebagai pembelajaran.
Terlebih, meski hanya memperkuat tim Monster Yamaha Tech 3, namun baik Zarco maupun rekan setimnya, Jonas Folger, bisa melihat data yang dimiliki pebalap utama Yamaha, Maverick Vinales dan Valentino Rossi.
Berdasarkan data tersebut, Zarco mengaku kagum dengan Vinales dan Rossi. Menurut Zarco, baik Vinales dan Rossi seperti komputer canggih.
"Benar sekali, saya bisa mengakses data Vinales dan Rossi. Saya jadi bisa membandingkan gaya balap saya dengan mereka," kata Zarco, 26 tahun.
"Sungguh fantastis melihat cara mereka mengendalikan motor. Saya merasa, semakin saya banyak turun di perlombaan, saya akan berkendara lebih baik dan mengontrol seperti cara mereka," tambahnya.
"Ya, saya terkesan dengan cara mereka mengontrol motor, karena terlihat seperti komputer. Mereka mengantisipasi semua pergerakan mesin. Mereka mengubah gaya balap, dan bisa beradaptasi dengan baik," lanjut Zarco.
Zarco menambahkan, dirinya merasa beruntung walaupun hanya memperkuat tim satelit Yamaha. Terbukti, dia sempat memimpin lomba di seri awal di Qatar sebelum akhirnya terjatuh dan gagal finis.
"Saya beruntung mengendarai motor Yamaha. Untuk dasar, ini bagus bagi pebalap rookie. Jonas dan saya punya kesempatan belajar. Saya harus mengubah beberapa hal, tapi sejak tes pramusim di Valencia, kami melihat potensi yang dimiliki motor tinggi," ujar Zarco.
"Tapi, saya masih butuh waktu untuk memahami semua hal. Mungkin juga itu sebuah kejutan ketika saya memimpin lomba di Qatar. Itu juga menunjukkan kalau saya bisa belajar dengan cepat dari yang saya bayangkan," tandasnya.
Baca Juga: Persija Amankan Poin Penuh di Laga Perdana Liga 1
Pada balapan seri kedua di Argentina, 9 April lalu, Zarco meraih finis pertamanya di kelas MotoGP dengan menempati urutan kelima.
Di klasemen, Zarco berada di urutan 11 dengan 11 poin. Sedangkan, posisi Folger lebih baik, yakni peringkat keenam dengan 16 poin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO