Suara.com - Jalan paralel perbatasan Kalimantan Barat (Kalbar) sepanjang 850 kilometer ditargetkan tersambung penuh dan fungsional pada akhir 2019. Direktur Pembangunan Jalan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Achmad Gani Ghazali Akman, menerangkan, meskipun telah terkoneksi, tidak seluruhnya jalan tersebut sudah dalam kondisi beraspal. 
Ditjen Bina Marga berencana pada akhir 2019, dari 850 km jalan paralel perbatasan Kalbar tersebut, 359,25 km diantaranya sudah beraspal (42 persen) dan 490,52 km (58 persen) lainnya sebagai jalan agregat. 
Gani mengatakan, target tersebut disesuaikan dengan kemampuan alokasi anggaran pemerintah. Menurutnya, tidak mungkin pendanaan hanya diperuntukkan bagi jalan paralel perbatasan Kalbar.
“Jalan perbatasan bukan hanya di Kalimantan Barat, tetapi juga dikerjakan di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat dan di Papua,” sebut Gani.
Menurutnya, kondisi jalan beraspal diutamakan pada kawasan-kawasan permukiman masyarakat dan pusat pelayanan sosial, seperti sekolah dan puskesmas.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XI, Sugiyartanto, menyatakan, bila kebutuhan dana membuka lahan yang dilakukan Zeni TNI-AD per km-nya sebesar Rp 2-3 miliar, maka anggaran yang dibutuhkan untuk meningkatkan jalan hingga menjadi beraspal bisa mencapai Rp 8-10 miliar. Tahun ini, BBPJN XI mengalokasikan Rp 1,8 triliun untuk pembangunan akses dan jalan paralel perbatasan. Demi merealisasikan jalan paralel perbatasan tersambung dan fungsional pada akhir 2019, kebutuhan dana pada 2018 dan 2019 masing-masing sebesar Rp 2,5 triliun dan Rp 3,2 triliun.
Direktur Pembangunan Jalan menegaskan, penanganan jalan perbatasan merupakan program pemerintah yang berkelanjutan dan berkesinambungan, sehingga tidak akan dihentikan usai 2019. Secara bertahap, menurut Gani, jalan yang kini kondisinya masih agregat akan ditingkatkan menjadi aspal. 
Ia menambahkan, untuk beberapa spot juga juga akan ditingkatkan kapasitasnya melalu pelebaran, seiring dengan bertambahnya arus lalu lintas kendaraan di waktu-waktu mendatang.
Sekitar 123 Jembatan harus Dibangun
Tantangan konstruksi jalan paralel perbatasan tidak hanya berupa harus membuka lahan yang masih hutan dan pegunungan, tapi juga kebutuhan pembangunan ratusan jembatan. Berdasarkan identifikasi Ditjen Bina Marga, untuk jalan perbatasan di Kalbar, jumlah jembatan yang harus dibangun sebanyak 123 buah.
“Memang bukan jembatan yang panjang. Variasinya antara 20-30 meter. Ada juga memang yang sampai 50 m. Saat ini, sebagian besar kondisinya masih berupa jembatan sederhana yang menggunakan kayu atau pohon,” ujar Gani.
Tahun ini, Ditjen Bina Marga akan mengerjakan konstruksi sebanyak 23 jembatan. Dengan alokasi Rp 191 miliar, paket kontrak tahun jamak 2016-2018 dinilai akan cukup membangun sejumlah jembatan di ruas Temajuk hingga Badau. 
Ada empat tipe jembatan yang dikerjakan, yaitu jembatan komposit (bentang 20 m, 25 m, dan 30 m) , jembatan rangka baja (bentang 50 m), jembatan panel (bentang 15 m), dan jembatan tipikal box culvert.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Geger Gubernur Riau Kena OTT KPK, Puan Maharani Beri Peringatan Keras: Semua Mawas Diri
 - 
            
              Jakarta Waspada! Inflasi Oktober Meroket: Harga Emas, Cabai, dan Beras Jadi Biang Kerok?
 - 
            
              UAS Turun Gunung Luruskan Berita OTT Gubernur Riau: Itu yang Betul
 - 
            
              Yakin Kader Tak Terlibat? Ini Dalih PKB Belum Ambil Sikap usai KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Utang Whoosh Aman? Prabowo Pasang Badan, Minta Publik Jangan Panik!
 - 
            
              Murka! DPR Desak Polisi Tak Pandang Bulu Usut Kasus Guru di Trenggalek Dianiaya Keluarga Murid
 - 
            
              Pemerintah Siap Tanggung Utang Whoosh, Bayar dari Duit Hasil Efisiensi dan Sitaan Koruptor?
 - 
            
              Guru Dianiaya Wali Murid Cuma Gara-gara Sita HP, DPR Murka: Martabat Pendidikan Diserang!
 - 
            
              Warga Protes Bau Sampah, Pramono Perintahkan RDF Plant Rorotan Disetop Sementara
 - 
            
              Tanggul Jebol Terus? DKI Jakarta Siapkan Jurus Pamungkas Atasi Banjir Jati Padang!