Suara.com - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok tidak tahu pasti apakah vonis dua tahun penjara merupakan akhir dari karier politik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau tidak. Guru besar psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta lebih menyoroti perilaku yang ditunjukkan pendukung Ahok akhir-akhir ini.
"Tapi yang jelas, Ahokers sekarang ini menampilkan perilaku radikalisme sekuler. Jadi sekarang julukan radikal berpindah dari yang dulu dituduhkan ke Islam, sekarang ke Ahokers," kata Mubarok kepada Suara.com, Jumat (12/5/2017).
Ahokers merupakan sebutan bagi para pendukung Ahok.
Mubarok kemudian menyebut ciri khas radikalisme sekuler, di antaranya memiliki pandangan memisahkan agama dari politik dan meniadakan kebenaran mutlak.
"Seperti protes (aksi solidaritas) pengadilan, pakai nyalakan lilin, karangan bunga segala macam. Padahal, bunga itu simbol keindahan. Nah, keindahan bunga itu ada di sekuntum bunga. Sama seperti perhiasan. Kalau antingnya sampai sekilo itu nggak indah. maka ketika ribuan karangan bunga dikirimkan itu jadi tidak indah. Jadi itu mengubah nilai," kata Mubarok.
Menurut Mubarok sekarang ini terjadi pemutarbalikkan pemahaman, seakan-akan Islam yang tidak toleran.
"Ahli dari dulu sudah katakan, radikalisme liberal itu jangan masukkan agama dalam politik, tidak ada kebenaran mutlak," katanya.
Ketika ditanya pelajaran apa yang dapat diambil dari kasus Ahok, Mubarok mengatakan ini penting buat pemimpin dan polisi.
"Sebagai pemimpin, prestasi kayak apapun kalau mulutnya ember, pasti akan jatuh," kata dia.
Pemimpin, kata Mubarok, adalah orangtua dan juga guru, bukan preman.
Sedangkan pelajaran penting buat polisi dari kasus Ahok, bertindak tidak obyektif hanya akan merugikan sendiri.
"Lihat saja cara menangani demo, beda-beda. Itu hanya membuat polisi tidak berwibawa. Dan ketika rasa keadilan hilang dari rakyat, itu adalah bom anarki di masa depan.
Mubarok kemudian menyontohkan bagaimana polisi menangani pendukung Ahok yang demo sampai larut malam, tetapi tidak dibubarkan.
"Contoh di Mako Brimob, Cipinang, itu sampai malam. Coba yang lain, pasti dibubarkan dan disemprot," kata dia.
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
-
Dari Rival Sengit Jadi Kawan Koalisi? Anies Baswedan Jawab Soal Potensi 'Duet' dengan Ahok
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?