Suara.com - Buni Yani, terdakwa kasus pengunggahan dan pengeditan video mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), turut merasa gembira GNPF MUI—organisasi anti-Ahok—bersamuh dengan Presiden Joko Widodo.
Pertemuan GNPF dengan Presiden Jokowi tersebut terjadi ketika sang presiden menggelar “open house” di Istana Merdeka, Jakarta, dalam rangka bersilaturahmi dengan masyarakat pada masa Idul Fitri 1438 Hijriah, Minggu (25/6/2017).
Selain bergembira, Buni yang dituntut 14 tahun penjara ini berharap pertemuan itu menandakan rekonsiliasi antara kubu anti-Ahok dengan pemerintah.
Bahkan, Buni berharap segala kasus hukum yang menjerat orang-orang anti-Ahok dihentikan setelah adanya pertemuan tersebut. Termasuk kasus yang mendera dirinya.
Harapan itu ia ungkapkan melalui akun pribadi Twitter miliknya, @BuniYani.
“Semoga pertemuan Presiden dan ulama dari GNPF MUI menandai dimulainya rekonsiliasi dan semua kiriminalisasi termasuk kasus saya dihentikan,” tulisnya.
Namun, bukannya mendapat dukungan, “kicauan” Buni tersebut justru menjadi sasaran olok-olok warganet.
Pasalnya, warganet menilai Buni Yani adalah sosok yang harus bertanggungjawab atas kegaduhan dan maraknya aksi intoleransi sejak gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, Februari-April 2017.
Warganet menilai harapan Buni agar kasusnya dihentikan setelah GNPF-Jokowi bertemu bagaikan mimpi di siang bolong.
“@BuniYani Mimpinya ketinggian bang,coba bangun dulu,” tulis akun @amienmbeling.
Akun @kleponwajik mengatakan, kasus hukum yang mendera Buni bukanlah bentuk kriminalisasi. Karenanya, Buni harus bertanggungjawab di muka pengadilan.
“Gini ya, Pak ’Dosen’. Menyebar fitnah, memelintir kata-kata orang, lalu diproses hukum, itu bukan kriminalisasi. Itu disuruh tanggung jawab.”
Sementara ada pula warganet yang menanggapi secara tak serius harapan Buni tersebut.
“@BuniYani Malaysia tidak mau mengklaim @BuniYani nih? Ambil saja,” tulis akun @Agus_Mahendra_
Berita Terkait
-
Buni Yani Sebut Ijazah Gibran Bodong, Yakin Gugatan Rp125 Triliun Menang: Pasti Dikabulkan Hakim!
-
Rekam Jejak Abraham Samad, Kini Terjerat Isu Ijazah Palsu Jokowi
-
Jokowi Bilang SBY Negarawan, Demokrat Anggap Polemik 'Partai Biru' Selesai
-
Kecam Pengadu Domba, Ibas Murka Demokrat Diseret Isu Ijazah Jokowi
-
Buni Yani Comeback: Dulu Sukses Penjarakan Ahok, Kini Ikutan 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi, Siapa Dia?
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis