Kawasan Bukit Duri [suara.com/Sarah Andinie]
Padino (75), warga yang sejak tahun 1952 tinggal di RT 4, RW 12, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, akhirnya bersedia direlokasi ke rumah susun sederhana sewa Rawa Bebek. Padino pindah ke rusunawa sejak Rabu (5/7/2017), kemarin, yang merupakan batas terakhir surat peringatan yang ketiga.
"Iya, saya dari kemarin sudah pindah. bukan cuma saya, warga lainnya juga. terakhir kan kemarin batas SP 3-nya. jadi udah pada pindah," kata dia, Kamis (6/7/2017).
Padino mendapatkan jatah kamar di rusunawa Rawa Bebek di lantai 5.
"Iya saya dapat jatahnya di lantai lima, bayarnya kalau ngga salah Rp250 ribu atau Rp225 ribu. Makin turun ke bawah lebih mahal, lantai satu itu Rp310 ribu, lantai dua Rp275 ribu kalau nggak salah," katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan warga bernama Marsih (51).
"Iya saya sudah pindah dari kemarin, tapi dapatnya di basement, karena suami saya lumpuh nggak bisa jalan," kata Marsih.
Padino dan Marsih menilai fasilitas yang diberikan pemerintah Jakarta di rusun baik, tetapi mereka merasa tetap lebih nyaman tinggal di Bukit Duri.
"Kita kan di sini udah dari kecil. Saya (Marsih) sudah dari bayi di sini. Kalau Pak Padino kan masih pas umur 10 tahun ya," kata dia.
Salah satu hal yang memberatkan warga tinggal di rusunawa adalah faktor biaya hidup. Otomatis sekarang biaya yang harus dikeluarkan bertambah, salah satu contoh pengeluaran untuk bayar listrik.
"Iya jadinya di situ mahal, listrik beli Rp50 ribu dapatnya malah 30ribu, listriknya nggak sampai seminggu. Enakan di rumah lama sebenarnya, di sana semua bayar. Di sini paling listrik Rp150 ribu perbulan. Kalau di sana irit-irit juga listrik Rp600 ribu," katanya.
Seandainya ada pilihan, warga sebenarnya tidak mau pindah ke rusunawa, meskipun pemerintah menjanjikan banyak fasilitas, seperti kemudahan layanan transportasi dan pendidikan.
"Sebenernya, nggak setuju penggusurannya. tapi ya apa boleh buat, terima apa adanya, karena yang pindah juga ramai-ramai," katanya.
Proses penataan kawasan Bukit Duri dilakukan setelah dialog dengan warga.
Pemerintah berharap warga memahami kebijakan relokasi ke rumah susun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan.
Penataan kawasan dilakukan untuk mendukung pelaksanaan normalisasi Kali Ciliwung. [Sarah Andinie]
"Iya, saya dari kemarin sudah pindah. bukan cuma saya, warga lainnya juga. terakhir kan kemarin batas SP 3-nya. jadi udah pada pindah," kata dia, Kamis (6/7/2017).
Padino mendapatkan jatah kamar di rusunawa Rawa Bebek di lantai 5.
"Iya saya dapat jatahnya di lantai lima, bayarnya kalau ngga salah Rp250 ribu atau Rp225 ribu. Makin turun ke bawah lebih mahal, lantai satu itu Rp310 ribu, lantai dua Rp275 ribu kalau nggak salah," katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan warga bernama Marsih (51).
"Iya saya sudah pindah dari kemarin, tapi dapatnya di basement, karena suami saya lumpuh nggak bisa jalan," kata Marsih.
Padino dan Marsih menilai fasilitas yang diberikan pemerintah Jakarta di rusun baik, tetapi mereka merasa tetap lebih nyaman tinggal di Bukit Duri.
"Kita kan di sini udah dari kecil. Saya (Marsih) sudah dari bayi di sini. Kalau Pak Padino kan masih pas umur 10 tahun ya," kata dia.
Salah satu hal yang memberatkan warga tinggal di rusunawa adalah faktor biaya hidup. Otomatis sekarang biaya yang harus dikeluarkan bertambah, salah satu contoh pengeluaran untuk bayar listrik.
"Iya jadinya di situ mahal, listrik beli Rp50 ribu dapatnya malah 30ribu, listriknya nggak sampai seminggu. Enakan di rumah lama sebenarnya, di sana semua bayar. Di sini paling listrik Rp150 ribu perbulan. Kalau di sana irit-irit juga listrik Rp600 ribu," katanya.
Seandainya ada pilihan, warga sebenarnya tidak mau pindah ke rusunawa, meskipun pemerintah menjanjikan banyak fasilitas, seperti kemudahan layanan transportasi dan pendidikan.
"Sebenernya, nggak setuju penggusurannya. tapi ya apa boleh buat, terima apa adanya, karena yang pindah juga ramai-ramai," katanya.
Proses penataan kawasan Bukit Duri dilakukan setelah dialog dengan warga.
Pemerintah berharap warga memahami kebijakan relokasi ke rumah susun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan.
Penataan kawasan dilakukan untuk mendukung pelaksanaan normalisasi Kali Ciliwung. [Sarah Andinie]
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Cara Nonton Pengepungan di Bukit Duri, Film Thriller Joko Anwar Penuh Aksi!
-
Catat Tanggalnya, Pengepungan di Bukit Duri Siap Tayang di Prime Video
-
Deretan Film dan Serial Tayang Agustus di Prime Video, Ada Thriller hingga Komedi
-
Kebakaran di Jakarta Telan Korban Jiwa, DPRD DKI: Bukan Sekadar Musibah, Ini Alarm Masalah Urban
-
2 Anak Tewas, Cerita Ibu Korban Kebakaran di Tebet Nekat Lompat dengan Bayi yang Digendongnya
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
Terkini
-
Viral Poster Kekesalan WNI di Sydney Marathon: 'Larilah DPR, Lari dari Tanggung Jawab!'
-
Viral PHK Massal Gudang Garam di Tuban, Isak Tangis Karyawan Pecah dan Soroti Kondisi Dunia Kerja
-
Bukan Saya, Anggota PSI Klarifikasi Usai Wajahnya Mirip Driver Ojol yang Dipanggil Wapres Gibran
-
Bukan Kader PSI, Inilah Driver Ojol Asli yang Bertemu Gibran di Istana Wapres
-
Terungkap Video Ibu Jilbab Pink yang Viral Bukan AI, Keluarga: Jangan Terprovokasi
-
Sadis! Anggota TNI Tembak Mati Warga Gegara Ribut Duit Parkir, Pratu TB Resmi Tersangka
-
DPR Resmi Hentikan Tunjangan Rumah dan Moratorium Kunjungan Luar Negeri, Ini Kata Golkar
-
Kekayaan Riza Chalid Dari Mana? Tak Cuma Minyak, Ada Minuman hingga Kelapa Sawit
-
Siapa Pemilik PT Gudang Garam? Perusahaan Rokok yang Viral Dikabarkan PHK Massal!
-
Israel Serang Gaza, Hampir 70 Warga Palestina Tewas dalam Sehari