Suara.com - Gelombang kebakaran yang melanda Ibu Kota sepanjang akhir pekan, 19-20 Juli 2025, menyisakan duka mendalam. Tidak hanya karena kerugian material, namun juga karena nyawa yang melayang.
Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, menyebut kejadian ini bukan sekadar insiden biasa, melainkan cermin dari kompleksitas masalah urban yang terus terabaikan.
Sedikitnya tiga peristiwa kebakaran terjadi dalam dua hari terakhir di Jakarta. Korban jiwa pun berjatuhan, termasuk empat anak yang tewas dalam kebakaran di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.
"Kebakaran di Jakarta bukan semata akibat korsleting atau kelalaian, tetapi mencerminkan kompleksitas masalah urban seperti kepadatan permukiman, buruknya instalasi listrik, minimnya edukasi kebakaran, serta belum meratanya sarana pemadam kebakaran," ujar Mujiyono kepada wartawan, Senin (21/7/2025).
Ia menekankan perlunya langkah konkret dari Pemprov DKI dan PLN untuk mengintervensi persoalan ini secara sistematis. Salah satunya dengan memperketat inspeksi kelistrikan dan memberikan edukasi menyeluruh kepada masyarakat terkait risiko penggunaan instalasi listrik yang tidak standar.
Mujiyono juga mendorong optimalisasi aset lahan milik pemerintah untuk membangun sistem hidran mandiri di kawasan padat yang sulit dijangkau armada pemadam.
“Penting juga dilakukan inventarisasi dan pemanfaatan aset lahan pemerintah untuk pembangunan hidran mandiri. Di wilayah yang tidak memungkinkan masuknya armada pemadam kebakaran, kami mendorong penggunaan hidran portabel sebagai alternatif bagi daerah padat penduduk yang susah dilewati mobil pemadam," jelasnya.
Tak hanya soal sarana, ia menekankan pentingnya pelibatan aktif warga dalam upaya mitigasi kebakaran. Edukasi dan pelatihan harus menyasar komunitas akar rumput seperti relawan kebakaran (Redkar), sekolah, hingga kampus.
Di sisi lain, Mujiyono menyoroti implementasi program unggulan Pemprov DKI “Satu APAR Satu RT” yang dinilai belum maksimal. Menurutnya, keberadaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di lingkungan warga tak akan berguna jika hanya dijadikan pajangan.
Baca Juga: Masih Asap dan Rawan, Ini 4 Alasan Basarnas Belum Bisa Akses Bangkai KM Barcelona V
"Jangan sampai APAR hanya menjadi simbol di dinding tanpa fungsi saat keadaan darurat. Harus ada sistem inventarisasi dan pengecekan rutin terhadap seluruh APAR di lingkungan warga karena banyak ditemukan APAR yang tidak terisi ulang atau sudah kedaluwarsa," bebernya.
Ia menambahkan, pelatihan penggunaan APAR harus menjadi standar dalam program tersebut. Tak bisa diasumsikan bahwa semua warga paham cara menggunakannya saat kebakaran terjadi.
"Warga juga perlu diberi pelatihan langsung bagaimana cara menggunakan APAR secara benar. Jangan asumsikan semua orang tahu cara memadamkan api. Harus ada kolaborasi antara Pemprov, Dinas Gulkarmat, RT/RW, dan warga untuk menjadikannya solusi nyata, bukan formalitas," tegasnya.
Kebakaran pertama akhir pekan lalu terjadi di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (19/7) pukul 06.20 WIB. Sebanyak dua rumah tinggal dan satu indekos ludes terbakar. Empat anak dinyatakan meninggal dunia, sementara penyebab diduga akibat korsleting listrik.
Sehari setelahnya, dua kebakaran kembali terjadi. Pertama, di sebuah warteg di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, pukul 09.10 WIB yang menewaskan satu orang. Selang dua jam kemudian, api melalap 55 rumah di kawasan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, juga diduga karena korsleting.
Berita Terkait
-
Korban Tewas KM Barcelona V Terbakar Bertambah, 2 Jenazah Belum Teridentifikas
-
Kronologi KM Barcelona Terbakar di Laut Talise: Jeritan Penumpang dan Aksi Heroik Nelayan
-
Masih Asap dan Rawan, Ini 4 Alasan Basarnas Belum Bisa Akses Bangkai KM Barcelona V
-
Rano Karno Janji Bangun Kembali Rumah Korban Kebakaran Bukit Duri
-
Operasi Dramatis Peyelamatan Penumpang KM Barcelona dari Kobaran Api, Bakamla Kerahkan KN Gajah Laut
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Dari Barus, Muhaimin Pimpin Upacara Hari Santri 2025: Ajak Santri Terobos Belenggu Keterbatasan
-
Korban Ledakan Gas di Cengkareng Meninggal Dunia dengan Luka Bakar 55 Persen
-
Lahan Pemakaman di Jaksel Penuh, TPU Kebagusan Terapkan Sistem Tumpang: 3 Jenazah Ditumpuk
-
Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
-
Riset Auriga: Kayu Deforestasi Indonesia Masih Mengalir ke Eropa, Habitat Orangutan Terancam
-
Drama Rumah Mewah Berujung Ricuh, Mertua Usir Menantu di Bone, Rebutan Harta Gono-gini?
-
Prabowo Ketuk Palu! Ditjen Pesantren Resmi Dibentuk, Kado Spesial Hari Santri Usai 6 Tahun Penantian
-
'Saya Sedih Lihatnya!' Curhat Kapolda Metro Usai Teken Setumpuk Surat Pecat Anggota Nakal
-
Rocky Gerung Kritik Elite Politik: Pamer Dukungan Survei Tetapi Tidak Jelas Ideologinya
-
Belum Ada Laporan soal Dugaan Penghinaan Bahlil Lahadalia, Polda Metro Jaya: Baru Tahap Konsultasi