Kawasan Bukit Duri [suara.com/Yunita]
Semua warga RT 1, 2, 3, dan 4 di RW 12, Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, akhirnya bersedia pindah semua ke rusunawa Rawa Bebek sejak Rabu (5/7/2017). Mereka direlokasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan Kali Ciliwung.
"Semua warga penggusuran, udah pindah ke Rawa Bebek kemarin terakhir setelah turun SP3. Kalau saya bulan lima udah dikasih kunci. Dan saya pindah ke sana dari bulan Juni, sebelum puasa," ujar Asung (59), warga RT 3, ketika ditemui Suara.com, Kamis (6/7/2017).
Asung mengatakan warga dapat menerima kebijakan pemerintah untuk mendukung normalisasi Kali Ciliwung.
"Tanggapannya ya, sudah program dari pemerintah ya mau bilang apa lagi. Dan di sini juga tanahnya nggak ada sertifikat," ujar Asung.
"Di sini nggak ada demo, nurut saja, pasrah. Ikutin peraturan perbidang. Kalau ngotot sama lurah, RT, RW mungkin bisa, tapi ya sudah biarin aja," Asung menambahkan.
Menurut Asung biaya untuk menyewa rusunawa termasuk fasilitasnya termasuk murah. Tapi, dia berharap pemerintah jangan menaikkan lagi biayanya.
"Fasilitas yang didapat sesuai, termasuk murah kalau bisa dimurahin lagi, kalau bisa gratis," ujar Asung.
Asung memuji fasilitas yang diberikan pemerintah di dalam rusunawa, meskipun tentu berpengaruh pada pengeluaran.
"Listrik biasanya kalau isi Rp20 ribu cuma pakai tiga hari atau 2,5 hari. Dan air juga bayar. Kalau kita di sini mah nggak usah bayar tinggal bayar listrik saja di sini, dan air juga tinggal dipompa," ujar Asung.
Fasilitas di dalam rusunawa, kata Asung, antara lain Bank DKI, taman, dan kemudahan sekolah untuk anak-anak dari SD sampai SMK.
"Dipermudahlah anak-anak di sekolah, anak-anak bisa sekolah di sekitar situ. yang penting sesuai janji di situ, anak sekolah gampang dipermudah sekolah di sekitar rusun," ujar Asung.
Asung menambahkan biaya sewa kamarnya ditanggung oleh kedua anaknya. Ia sudah pensiun dan istrinya fokus menjadi ibu rumah tangga.
"Saya udah pensiun, yang bayar sewa anak saya. Anak saya ada empat. Dua udah kerja. Dua masih sekolah," kata dia.
Asung mengatakan rusunawa Rawa Bebek dalam satu gedung diisi sekitar 100 keluarga. Rusunawa tersebut tak hanya ditempati warga asal Bukit Duri, tetapi juga warga Penjaringan, Jakarta Utara, yang juga terkena proyek penataan kota.
"Satu gedung kira-kira 100 keluarga. Rusunnya ada campur sama Penjaringan juga di situ kita," ujar Asung.
Asung kemudian menceritakan ketentuan yang harus ditaati penghuni rusunawa Rawa Bebek. Salah satunya dilarang keras menjual ke orang lain.
"Rusun dikasih kosong doang, nggak ada isinya. Rumah dengan luas tipe 3 x 6, 2 kamar. Nggak boleh disewain ke orang, nggak boleh diperjualbelikan, saudara juga nggak boleh tinggal di situ," ujar Asung.
Sistem penempatan warga ke rusun tersebut tergolong menarik. Mereka diundi terlebih dulu.
"Saya tinggal di lantai tiga bayar Rp250 ribu, tiap tingkat berbeda-beda. Semua ini pakai sistem undian, nggak bisa kita pilih mau lantai mana. Sistem undiannya kayak pakai undian kertas gitu," ujar Asung. [Yunita]
"Semua warga penggusuran, udah pindah ke Rawa Bebek kemarin terakhir setelah turun SP3. Kalau saya bulan lima udah dikasih kunci. Dan saya pindah ke sana dari bulan Juni, sebelum puasa," ujar Asung (59), warga RT 3, ketika ditemui Suara.com, Kamis (6/7/2017).
Asung mengatakan warga dapat menerima kebijakan pemerintah untuk mendukung normalisasi Kali Ciliwung.
"Tanggapannya ya, sudah program dari pemerintah ya mau bilang apa lagi. Dan di sini juga tanahnya nggak ada sertifikat," ujar Asung.
"Di sini nggak ada demo, nurut saja, pasrah. Ikutin peraturan perbidang. Kalau ngotot sama lurah, RT, RW mungkin bisa, tapi ya sudah biarin aja," Asung menambahkan.
Menurut Asung biaya untuk menyewa rusunawa termasuk fasilitasnya termasuk murah. Tapi, dia berharap pemerintah jangan menaikkan lagi biayanya.
"Fasilitas yang didapat sesuai, termasuk murah kalau bisa dimurahin lagi, kalau bisa gratis," ujar Asung.
Asung memuji fasilitas yang diberikan pemerintah di dalam rusunawa, meskipun tentu berpengaruh pada pengeluaran.
"Listrik biasanya kalau isi Rp20 ribu cuma pakai tiga hari atau 2,5 hari. Dan air juga bayar. Kalau kita di sini mah nggak usah bayar tinggal bayar listrik saja di sini, dan air juga tinggal dipompa," ujar Asung.
Fasilitas di dalam rusunawa, kata Asung, antara lain Bank DKI, taman, dan kemudahan sekolah untuk anak-anak dari SD sampai SMK.
"Dipermudahlah anak-anak di sekolah, anak-anak bisa sekolah di sekitar situ. yang penting sesuai janji di situ, anak sekolah gampang dipermudah sekolah di sekitar rusun," ujar Asung.
Asung menambahkan biaya sewa kamarnya ditanggung oleh kedua anaknya. Ia sudah pensiun dan istrinya fokus menjadi ibu rumah tangga.
"Saya udah pensiun, yang bayar sewa anak saya. Anak saya ada empat. Dua udah kerja. Dua masih sekolah," kata dia.
Asung mengatakan rusunawa Rawa Bebek dalam satu gedung diisi sekitar 100 keluarga. Rusunawa tersebut tak hanya ditempati warga asal Bukit Duri, tetapi juga warga Penjaringan, Jakarta Utara, yang juga terkena proyek penataan kota.
"Satu gedung kira-kira 100 keluarga. Rusunnya ada campur sama Penjaringan juga di situ kita," ujar Asung.
Asung kemudian menceritakan ketentuan yang harus ditaati penghuni rusunawa Rawa Bebek. Salah satunya dilarang keras menjual ke orang lain.
"Rusun dikasih kosong doang, nggak ada isinya. Rumah dengan luas tipe 3 x 6, 2 kamar. Nggak boleh disewain ke orang, nggak boleh diperjualbelikan, saudara juga nggak boleh tinggal di situ," ujar Asung.
Sistem penempatan warga ke rusun tersebut tergolong menarik. Mereka diundi terlebih dulu.
"Saya tinggal di lantai tiga bayar Rp250 ribu, tiap tingkat berbeda-beda. Semua ini pakai sistem undian, nggak bisa kita pilih mau lantai mana. Sistem undiannya kayak pakai undian kertas gitu," ujar Asung. [Yunita]
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Cara Nonton Pengepungan di Bukit Duri, Film Thriller Joko Anwar Penuh Aksi!
-
Catat Tanggalnya, Pengepungan di Bukit Duri Siap Tayang di Prime Video
-
Deretan Film dan Serial Tayang Agustus di Prime Video, Ada Thriller hingga Komedi
-
Kebakaran di Jakarta Telan Korban Jiwa, DPRD DKI: Bukan Sekadar Musibah, Ini Alarm Masalah Urban
-
2 Anak Tewas, Cerita Ibu Korban Kebakaran di Tebet Nekat Lompat dengan Bayi yang Digendongnya
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
Terkini
-
Wajib Skrining BPJS Kesehatan Mulai September 2025, Ini Tujuan dan Caranya
-
Muktamar PPP Bursa Caketum Memanas: Husnan Bey Fananie Deklarasi, Gus Idror Konsolidasi Internal
-
Viral Poster Kekesalan WNI di Sydney Marathon: 'Larilah DPR, Lari dari Tanggung Jawab!'
-
Viral PHK Massal Gudang Garam di Tuban, Isak Tangis Karyawan Pecah dan Soroti Kondisi Dunia Kerja
-
Bukan Saya, Anggota PSI Klarifikasi Usai Wajahnya Mirip Driver Ojol yang Dipanggil Wapres Gibran
-
Bukan Kader PSI, Inilah Driver Ojol Asli yang Bertemu Gibran di Istana Wapres
-
Terungkap Video Ibu Jilbab Pink yang Viral Bukan AI, Keluarga: Jangan Terprovokasi
-
Sadis! Anggota TNI Tembak Mati Warga Gegara Ribut Duit Parkir, Pratu TB Resmi Tersangka
-
DPR Resmi Hentikan Tunjangan Rumah dan Moratorium Kunjungan Luar Negeri, Ini Kata Golkar
-
Kekayaan Riza Chalid Dari Mana? Tak Cuma Minyak, Ada Minuman hingga Kelapa Sawit