Suara.com - Akademisi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Umar Husin mempertanyakan sikap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang dinilainya tak berani menjadikan Ketua DPR Setya Novanto sebagai tersangka atas kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
Pasalnya, nama Novanto masuk dalam dakwan pada sidang kasus korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).
"KPK itu kenapa takut sama Setya Novanto? ‘Sikat saja’, jangan seakan-akan KPK ini takut," ujar Umar di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7/2017) .
Menurut Umar, KPK seharunya mengusut Novanto dan segera menetapkan status hukum untuknya terkait kasus dugaan korupsi e-KTP. Begitu pula terhadap politikus lain yang juga disebut dalam surat dakwaan KPK.
Nama Novanto disebut dalam surat tuntutan KPK untuk dua terdakwa kasus korupsi e-KTP, yakni Irman dan Sugiharto.
KPK telah menjadwalkan pemeriksaan kepada Ketua Partai Golkar itu terkait kasus korupsi e-KTP yang merugikan negara hingga Rp2,3 triliun. Ia diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Andi Agustinus alias Andi Narogong.
Novanto kali pertama diperiksa diperiksa KPK sebagai saksi kasus itu pada tanggal 13 November 2016. Sementara pemeriksaan kali kedua pada 10 Januari 2017.
Pada Jumat 7 Juli 2017, Novanto mangkir dari pemanggilan KPK sebagai saksi kasus itu karena sakit kepala.
Baca Juga: Inilah Bayi yang Dilahirkan Sang Ibu di Pesawat Batik Air
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama
-
Cinta Segitiga Berdarah di Cilincing: Pemuda 19 Tahun Tewas Ditusuk Mantan Pacar Kekasih!
-
Segera Diadili Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Sidang Kopda FH dan Serka N Bakal Digelar Terbuka