Suara.com - Seorang gadis bernama Tulasi Shahi di Nepal tewas setelah dipatuk ular berbisa, saat dirinya dikurung di sebuah pondok karena sedang menstruasi.
Praktik mengurung gadis sendirian di sebuah gubuk karena menstruasi atau "chhaupadi" adalah bagian tradisi Hindu kuno yang sebenarnya sudah dilarang pemerintah.
Pelarangan itu diberlakukan sejak kerajaan feodal Nepal diruntuhkan kelompok Maois atau Partai Komunis Nepal pada revolusi tahun 2008.
"Gadis itu sebenarnya sempat bertahan selama 7 jam setelah dua kali digigit ular berbisa. Tapi, karena ia sendirian, tak ada yang menolong sehingga akhirnya meninggal," tutur Wali Kota Distrik Dailekh, Surya Bahadur Shahi, seperti dilansir Agence France-Presse, Sabtu (8/7/2017).
Sejumlah media massa lokal menyebut, keluarga tidak mau membawa gadis itu ke rumah sakit setelah mendapatinya tengah sekarat di rumah pingitan.
Keluarga justru membawa Tulasi ke "Shaman" atau dukun desa tempat mereka tinggal. Karena tak mendapat pengobatan yang semestinya, Tulasi akhirnya meninggal dunia.
Partai Komunis Nepal yang menguasai seluruh wilayah sebenarnya sudah melarang praktik "chhaupadi". Sebab, praktik kuno tersebut berbahaya.
Betapa tidak, mengikuti tradisi itu, setiap gadis yang menstruasi dipaksa masuk ke sebuah gubuk daerah terpencil atau disebut "chhau goth" hingga "tamu bulanannya" itu pergi.
Selama itu pula mereka tak dibolehkan menyentuh makanan, peralatan keagamaan, teko air, dan lelaki.
Baca Juga: Mosul, Kuburan Jihadis-jihadis Asing ISIS
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
WALHI Desak Pencabutan Izin Korporasi Pemicu Bencana Ekologis di Lanskap Batang Toru
-
Pilih Fokus Kawal Pemerintahan Prabowo, PKS Belum Tentukan Sikap Soal Pilkada via DPRD
-
Mahfud MD Soroti Rekrutmen dan Promosi Polri, Ada Ketimpangan Kenaikan Pangkat
-
Melaju Kencang di Tikungan Tajam, 7 Fakta Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans di Exit Tol Semarang
-
Sentil Pejabat yang 'Flexing', Rocky Gerung Sebut Prabowo Perlu Sosok Jujur untuk Kendalikan Bencana
-
Punya Harta Rp 79 Miliar, Asal-Usul 29 Bidang Tanah Bupati Bekasi Jadi Sorotan
-
Akhir Pelarian Kasidatun HSU: Bantah Tabrak KPK, Diduga Terima Aliran Dana Rp1 Miliar
-
Drama Berakhir di Polda: Erika Carlina Resmi Cabut Laporan terhadap DJ Panda
-
4 Kritik Tajam Dino Patti Djalal ke Menlu Sugiono: Ferrari Kemlu Terancam Mogok
-
Habiburokhman: KUHAP Baru Jadi Terobosan Konstitusional Reformasi Polri