Suara.com - Berdasarkan standar WHO, jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar 5.1 juta kantong darah per tahunnya atau sekitar 2 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Namun data menunjukkan jumlah produksi darah yang tersedia baru mencapai 4.1 juta kantong darah.
Ini artinya Indonesia masih kekurangan satu juta kantong darah per tahunnya. Padahal menurut Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, aksi donor darah bisa memberikan manfaat tidak hanya bagi penerima tapi juga pendonor.
Dengan rutin melakukan donor darah, pendonor, kata Menkes Nila, sekaligus melakukan deteksi dini mengenai status kesehatannya melalui tes darah.
"Karena mendonorkan darah kan ada syaratnya. Jadi ketika diperiksa memenuhi syarat berarti dia sehat," ujar menkes pada Peringatan Hari Donor Darah Sedunia di Jakarta, Selasa (11/7/2017).
Dalam kesempatan yang sama, drg Saraswati MPH, Dit Yankes Primer Kementerian Kesehatan menambahkan, saat akan mendonorkan darah seseorang akan diperiksa kadar hemoglobin dan tekanan darahnya. Pemeriksaan ini bisa menjadi langkah deteksi dini adanya risiko anemia atau tekanan darah tinggi yang mungkin diderita calon pendonor.
"Jadi, diperiksa hemoglobinnya. Nggak boleh ketinggian atau kerendahan. Tekanan darah juga harus normal. Kalau dia nggak lolos jadi pendonor bisa langsung melakukan penanganan terhadap kondisi kesehatannya," tambah dia.
Sedangkan bagi penerima, darah yang tersedia dari para pendonor dapat menyelamatkan hidupnya. Menkes Nila pun mengajak masyarakat untuk mendonorkan darahnya karena bisa menyelamatkan nyawa orang lain sekaligus meningkatkan kondisi kesehatannya.
"Yuk, kita donor darah setiap 2-3 bulan sekali agar tubuh kita sehat dan bisa menyelamatkan nyawa orang lain," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut