Politisi Golkar Nusron Wahid di acara peluncuran buku: Ahok di Mata Mereka di Ballroom Hotel Pullman, Thamrin, Jakarta [suara.com/Bowo Raharjo]
Di acara peluncuran buku berjudul Ahok di Mata Mereka di Ballroom Hotel Pullman, Thamrin, Jakarta, Rabu (19/7/2017), Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia I (Sumatera dan Jawa) Partai Golkar Nusron Wahid menyatakan kekagumannya dengan Ahok.
"Kenapa saya begitu cinta dan mati-matian membela Ahok? Saya ketemu pertama di DPR, pas masih di Golkar. Dia anak buah saya di DPR," ujar Nusron.
Sebelum masuk ke Gerindra dan kemudian memutuskan keluar untuk menjadi independen, Ahok merupakan kader Partai Golkar. Dia pernah duduk di Komisi Pemerintahan DPR.
Nusron mengenang ketika Ahok terlibat pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Haji dan Zakat. Selama proses pembahasan, Ahok tidak pernah bolos masuk DPR.
"Saat itu saya lagi sosialisasi Ansor, sering bolos. Tapi Ahok nggak pernah absen. Sampai rapat malam pun dia ada. Saya pikir Ahok ini, padahal nggak pernah haji dan zakat," kata Nusron.
Tapi, pada suatu hari setelah Ahok tak jadi anggota dewan, ada yang membuat Nusron. Itu terjadi ketika Nusron memfasilitasi habib dari Majelis Rasulullah untuk bertemu Ahok. Ketika itu, habib ingin pemerintah kembali memberikan izin pemakaian kawasan Monas untuk acara keagamaan.
"Ahok bilang nggak boleh. Dia (habib) langsung ceritakan masalahnya ke Ahok, tetap Ahok nggak mau buka. Monas bukan tempat shalawatan kata Ahok," kata Nusron.
Ketika itu, Nusron berusaha meyakinkan Ahok bahwa jika dia mengizinkan penggunaan kawasan Monas untuk acara keagamaan, bisa menguntungkan Ahok secara politik, mengingat ketika itu Ahok sedang persiapan maju ke pilkada Jakarta tahun 2017.
"Saya bilang nanti bisa susah kalau maju lagi (kalau Monas tidak dibuka). Eh pembicaraan saya malah diomongin dia pas di Singapura," kata Nusron yang juga Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
Walau kesal, Nusron mengakui Ahok merupakan pemimpin yang konsisten dengan penegakan aturan.
"Kenapa saya begitu cinta dan mati-matian membela Ahok? Saya ketemu pertama di DPR, pas masih di Golkar. Dia anak buah saya di DPR," ujar Nusron.
Sebelum masuk ke Gerindra dan kemudian memutuskan keluar untuk menjadi independen, Ahok merupakan kader Partai Golkar. Dia pernah duduk di Komisi Pemerintahan DPR.
Nusron mengenang ketika Ahok terlibat pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Haji dan Zakat. Selama proses pembahasan, Ahok tidak pernah bolos masuk DPR.
"Saat itu saya lagi sosialisasi Ansor, sering bolos. Tapi Ahok nggak pernah absen. Sampai rapat malam pun dia ada. Saya pikir Ahok ini, padahal nggak pernah haji dan zakat," kata Nusron.
Tapi, pada suatu hari setelah Ahok tak jadi anggota dewan, ada yang membuat Nusron. Itu terjadi ketika Nusron memfasilitasi habib dari Majelis Rasulullah untuk bertemu Ahok. Ketika itu, habib ingin pemerintah kembali memberikan izin pemakaian kawasan Monas untuk acara keagamaan.
"Ahok bilang nggak boleh. Dia (habib) langsung ceritakan masalahnya ke Ahok, tetap Ahok nggak mau buka. Monas bukan tempat shalawatan kata Ahok," kata Nusron.
Ketika itu, Nusron berusaha meyakinkan Ahok bahwa jika dia mengizinkan penggunaan kawasan Monas untuk acara keagamaan, bisa menguntungkan Ahok secara politik, mengingat ketika itu Ahok sedang persiapan maju ke pilkada Jakarta tahun 2017.
"Saya bilang nanti bisa susah kalau maju lagi (kalau Monas tidak dibuka). Eh pembicaraan saya malah diomongin dia pas di Singapura," kata Nusron yang juga Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
Walau kesal, Nusron mengakui Ahok merupakan pemimpin yang konsisten dengan penegakan aturan.
Komentar
Berita Terkait
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Cak Imin Bicara soal Isu Pemakzulan di PBNU Usai Rapat, Nusron Wahid: Doakan Badai Cepat Berlalu
-
Isu Pemakzulan Gus Yahya Menguat, Begini Reaksi Nusron Wahid Soal Polemik Internal PBNU
-
Sertifikat Tanah Ganda Paling Banyak Keluaran 1961 Hingga 1997, Apa Solusinya?
-
Kasus Sertifikat Tanah Ganda Merajalela, Menteri Nusron Ungkap Penyebabnya
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana