Suara.com - Tiga pimpinan DPR walkout dalam rapat paripurna pengambilan keputusan tingkat Rancangan Undang-Undang Pemilu, Jumat (21/7/2017), dini hari. Ketiganya yaitu Fadli Zon (Gerindra), Agus Hermanto (Demokrat), dan Taufik Kurniawan (PAN).
Pemimpin rapat paripurna selanjutnya diambil alih Ketua DPR Setya Novanto (Golkar) didampingi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Fahri mengatakan keputusan rapat tetap sah meskipun Novanto sendirian yang memimpin rapat.
"Karena kan sudah hadir Pak Fadli, Pak Taufik, Pak Agus, saya dan Pak Nov sudah tandatangani daftar hadir sebagai syarat kehadiran pimpinan," kata Fahri di DPR, Jakarta, Jumat (21/7/2017).
Fahri kemudian menjelaskan kenapa dia tidak ikut walkout dan tetap mendampingi Novanto.
"Biar sidang ada dua orang. Pertama-pertama, saya nggak ada yang ajak konsul, karena independen (setelah dipecat PKS). Jadi pemimpin saya temani (Novanto) supaya keputusan (rapat) lebih lancar," kata dia.
Dalam rapat paripurna semalam, Fraksi PAN, Fraksi Gerindra, Demokrat, dan Fraksi PKS walkout karena menolak pengambilan keputusan RUU Pemilu lewat voting. Setelah itu, diputuskan RUU Pemilu dengan memuat materi-materi presidential threshold 20-25 persen, parliamentary threshold 4 persen, sistem pemilu terbuka, dan lokasi kursi 3-10 kursi per dapil.
Fahri merupakan politikus yang dipecat oleh PKS, tetapi dia menggugatnya dan sekarang proses hukum masih berjalan.
Sebelum keputusan, ada peristiwa menarik dalam rapat paripurna pengambilan keputusan kemarin.
Ketika anggota Fraksi PKS diminta berdiri untuk dihitung jumlah anggotanya, Fahri yang duduk di barisan pimpinan ikut berdiri. Ketika itu, PKS memilih paket B yaitu presidential threshold 0 persen.
Tapi ketika Fraksi PKS memutuskan walkout karena tak setuju dengan voting, Fahri tak ikut walkout.
"Saya bertahan sebagai pimpinan Dewan. Secara etis memang harus ada dua. Saya mengambil itu. Kedua, kalau ditanya sikap angket, karena saya satu-satunya yang berbeda dengan bapak-bapak, saya pilih B tapi tidak walkout," kata Fahri dalam interupsi.
Berita Terkait
-
Belum Setahun Kerja, Banyak Menteri Prabowo Dapat Tanda Kehormatan, Apa Jasanya?
-
Wamen PKP Soroti Backlog 15 Juta Unit Rumah, Singgung Properti Syariah
-
Qatar Garap Proyek 3 Juta Rumah di Indonesia, Kapan Mulai Dibangun?
-
Publik Meledak, Buntut Fahri Hamzah Usul Pajak Rumah Tapak Dinaikkan
-
Seruan Keras Syahganda Nainggolan: Copot Maruarar Sirait, Ganti dengan Fahri Hamzah
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
Terkini
-
Marsinah jadi Pahlawan Nasional, Wijiati Tak Kuasa Tahan Tangis dan Cium Foto Kakak di Istana
-
Hitung-Hitungan Harga 48 Kerbau dan 48 Babi: Denda Pandji Pragiwaksono
-
Hormati Jasa Pahlawan, Belitung Salurkan Bansos Rp2,5 Juta untuk Veteran dan Janda Veteran
-
Di Balik Kontroversi Gelar Pahlawan Soeharto: Prabowo Sebut Jasa Luar Biasa, Hormati Pendahulu
-
Ahli Waris Meradang, Proyek Strategis Kampung Nelayan Merah Putih Gorontalo Disegel Lagi
-
Penculikan Bilqis: Anggota DPR Ungkap Dugaan Sindikat Perdagangan Anak Terorganisir!
-
Hilirisasi Mineral Kritis Jadi Kunci Indonesia Perkuat Posisi Global
-
Setelah 15 Tahun dan 3 Kali Diusulkan, Soeharto Resmi Jadi Pahlawan Nasional
-
Elite PDIP: Pahlawan Lahir Bukan dari Keputusan Politik, Tapi Berjuang Demi Rakyat
-
Akhirnya! Prabowo Anugerahi Soeharto Gelar Pahlawan Nasional, Istana Bergemuruh