Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan. [Suara.com/Nikolaus Tolen]
Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan menceritakan pengalamannya selama memimpin pengamanan Jakarta.
"Tekanan nggak ada ya, tugas biasa aja saya pikir. Jadi memang Polda Metro Jaya itu, kan, barometer, nah sebab itu kami berkomitmen untuk bisa menciptakan situasi kondusif," kata Iriawan yang kini menjadi Asisten Operasi Kapolri di acara lepas sambut di Balai Pertemuan Polda Metro Jaya, Rabu (26/7/2017), malam.
Selama menjadi Kapolda Metro Jaya, Iriawan mengatakan telah bekerja semaksimal mungkin. Terutama ketika berlangsung pilkada, dimana terjadi berkali-kali demonstrasi besar-besaran untuk menurunkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari jabatan gubernur.
"Saya akan totalitas bekerja di semua lini ya, karena kita tahu apabila Metro Jaya ada apa apa maka merembet ke tempat lainnya," kata dia.
Iriawan mengatakan rela berkorban nyawa sekalipun untuk mengabdikan diri kepada negara.
"Kasarnya, nyawa pun saya berikan untuk negara ini, Artinya saya sudah sampaikan Pangdam dan Polri, mas kalau kita udah sampai di sini ya itu memang umur kita," kata dia.
"Tapi kita berkah bisa berada di Ibu Kota dan bisa menciptakan situasi kondusif dan itu pertaruhan saya pada negara, rakyat karena sudah diberikan amanat menjadi Kapolda Metro Jaya," Iriawan menambahkan.
Iriawan kemudian menceritakan bagaimana dia berkoordinasi dengan anggota ketika hampir saban hari terjadi demonstrasi di Jakarta.
"Ya setiap saya di rumah nggak pernah berhenti liat handphone dan HT terutama handphone. Yang menyita adalah situasi harus kondusif, dengan anggota yang 35 ribu, Alhamdulillah karena yang Mahakuasa juga ya. Alhamdulillah prestasi lalu lintas lain sebagainya ya itu berkah ya," kata dia.
Iriawan menegaskan tak pernah takut dengan ancaman dalam menangani kasus.
"Itu risikolah tidak masalah, saya percaya pada Yang Maha Kuasa, saya berdoa sampai sekarang saya masih sehat sehat aja," katanya.
Kasus Rizieq
Iriawan mengakui meninggalkan pekerjaan rumah untuk Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis.
Pekerjaan rumah tersebut yakni kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan dan kasus dugaan pornografi yang menjerat pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab.
Dia yakin Idham Azis dapat melanjutkan penanganan kasus-kasus tersebut.
"Pasti (harus dilanjutkan), semua kasus yang belum terselesaikan," katanya.
Dia juga berpesan kepada seluruh jajaran Polda Metro Jaya agar lebih kompak.
"Kita harus bersinergi, nggak bisa polisi kerja sendiri banyak dengan wartawan bersinergi, dengan instansi samping harus, dengan TNI demikian. Yang kedua kita harus merangkul semua elemen masyarakat merangkul pun masih ada yang aneh-aneh apalagi tidak dirangkul. Saling menghargailah ya kepada anggota dan masyarakat juga demikian," katanya.
"Tekanan nggak ada ya, tugas biasa aja saya pikir. Jadi memang Polda Metro Jaya itu, kan, barometer, nah sebab itu kami berkomitmen untuk bisa menciptakan situasi kondusif," kata Iriawan yang kini menjadi Asisten Operasi Kapolri di acara lepas sambut di Balai Pertemuan Polda Metro Jaya, Rabu (26/7/2017), malam.
Selama menjadi Kapolda Metro Jaya, Iriawan mengatakan telah bekerja semaksimal mungkin. Terutama ketika berlangsung pilkada, dimana terjadi berkali-kali demonstrasi besar-besaran untuk menurunkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari jabatan gubernur.
"Saya akan totalitas bekerja di semua lini ya, karena kita tahu apabila Metro Jaya ada apa apa maka merembet ke tempat lainnya," kata dia.
Iriawan mengatakan rela berkorban nyawa sekalipun untuk mengabdikan diri kepada negara.
"Kasarnya, nyawa pun saya berikan untuk negara ini, Artinya saya sudah sampaikan Pangdam dan Polri, mas kalau kita udah sampai di sini ya itu memang umur kita," kata dia.
"Tapi kita berkah bisa berada di Ibu Kota dan bisa menciptakan situasi kondusif dan itu pertaruhan saya pada negara, rakyat karena sudah diberikan amanat menjadi Kapolda Metro Jaya," Iriawan menambahkan.
Iriawan kemudian menceritakan bagaimana dia berkoordinasi dengan anggota ketika hampir saban hari terjadi demonstrasi di Jakarta.
"Ya setiap saya di rumah nggak pernah berhenti liat handphone dan HT terutama handphone. Yang menyita adalah situasi harus kondusif, dengan anggota yang 35 ribu, Alhamdulillah karena yang Mahakuasa juga ya. Alhamdulillah prestasi lalu lintas lain sebagainya ya itu berkah ya," kata dia.
Iriawan menegaskan tak pernah takut dengan ancaman dalam menangani kasus.
"Itu risikolah tidak masalah, saya percaya pada Yang Maha Kuasa, saya berdoa sampai sekarang saya masih sehat sehat aja," katanya.
Kasus Rizieq
Iriawan mengakui meninggalkan pekerjaan rumah untuk Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis.
Pekerjaan rumah tersebut yakni kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan dan kasus dugaan pornografi yang menjerat pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab.
Dia yakin Idham Azis dapat melanjutkan penanganan kasus-kasus tersebut.
"Pasti (harus dilanjutkan), semua kasus yang belum terselesaikan," katanya.
Dia juga berpesan kepada seluruh jajaran Polda Metro Jaya agar lebih kompak.
"Kita harus bersinergi, nggak bisa polisi kerja sendiri banyak dengan wartawan bersinergi, dengan instansi samping harus, dengan TNI demikian. Yang kedua kita harus merangkul semua elemen masyarakat merangkul pun masih ada yang aneh-aneh apalagi tidak dirangkul. Saling menghargailah ya kepada anggota dan masyarakat juga demikian," katanya.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Novel Baswedan 'Senggol' Prabowo: Kembalikan Pegawai KPK Korban Firli, Ini Penegakan Hukum
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Latar Belakang Kasus Penyiraman Novel Baswedan
-
Kecewa ke Prabowo, Novel Baswedan Sebut Amnesti Hasto Tak Adil: Bagaimana dengan Pelaku Lain?
-
Novel Baswedan Blak-blakan Kritik Amnesti-Abolisi Prabowo: Tak Sesuai Pidato Sikat Habis Koruptor!
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Alasan Novel Baswedan Disiram Air Keras!
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang