Suara.com - Pencemaran lingkungan hidup, di antaranya disebabkan oleh sampah pembalut pabrikan sekali pakai.
Menurut penelusuran Suara.com, saat ini masih banyak perempuan di Kota Jakarta yang memakai pembalut sekali pakai dari bahan yang tak mudah terurai. Itu sebabnya, limbah pembalut saban hari dapat dengan mudah ditemukan di tempat-tempat sampah.
Tiffany Angelina (23) merupakan salah satu pemakai pembalut sekali pakai. Setelah pembalutnya kotor, ia hanya menangani dengan membungkusnya dengan plastik atau koran, lalu membuangnya ke tempat sampah.
Dia mengaku kalau lagi puncak menstruasi, dalam sehari bisa sampai enam kali ganti pembalut.
Berbeda dengan Monica (22) untuk mengurangi tingkat pencemaran, biasanya dia akan membersihkan darah kotor di pembalut terlebih dahulu agar tak kemana-mana. Setelah itu, dia membungkusnya dengan kertas koran atau plastik, lalu menaruhnya di tempat sampah.
"Pemakaian dua pembalut, tetapi tergantung berapa banyak (darah kotor) yang keluar sih," kata dia kepada Suara.com.
Grasella Felicia (21) juga menyadari tentang pentingnya mengelola bekas pembalut agar tak memperparah pencemaran lingkungan. Saat seperti Monica, dia akan membersihkan pembalut terlebih dahulu sebelum dibuang ke tong sampah dengan plastik
Dia mengatakan kalau lagi dapat menstruasi, bisa dua sampai tiga kali ganti pembalut dalam sehari, tetapi itu pun tergantung berapa banyak darah yang keluar.
Yulita (21) mengaku kalau sedang datang bulan, minimal bisa dua sampai tiga kali pakai pembalut sintesis dalam sehari.
Debby Angelina (21) menambahkan kalau lagi di rumah, biasanya sampah pembalut cuma digulung, lalu dimasukkan ke dalam plastik hitam dan langsung dibuang ke tempat sampah.
"Kalau lagi di luar, cuci dulu, baru buang. Nggak ada pemisahan. Dibungkus plastik, dibuang bersamaan dengan sampah lainnya," kata dia.
Kalau sedang puncak datang bulan, dia bisa memakai rata-rata empat sampai enam pembalut dalam sehari. Tetapi kalau sudah memasuki hari keempat dan sampai seterusnya biasanya berkurang menjadi dua sampai tiga pembalut saja.
Menurut Mona perempuan perkotaan umumnya memilih pakai pembalut sekali pakai karena dirasa lebih elastis dan higienis ketimbang pembalut kain yang bisa dipakai berkali-kali.
"Selain itu juga karena takut bocor, kan," kata dia kepada Suara.com.
Mona mengatakan umumnya perempuan memakainya karena kebutuhan dan yang banyak tersedia di pasaran adalah pembalut sekali pakai, bukan pembalut kain yang bisa berkali-kali pakai.
Tag
Berita Terkait
-
Erau Kutai: Saat Naga Jadi Rebutan di Sungai Mahakam, Ini Maknanya!
-
Sisi Lain Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa: Hobi Jajan, Koleksi Keris, hingga Pamer Jempol
-
5 Parfum Aroma Teh yang Bikin Hati Adem: Serasa Meditasi Seharian
-
Stop Pakai Satu Parfum! Ini 4 Trik 'Layering' yang Bikin Wangimu Jadi Mahal & Unik
-
Hakim dan Jaksa Minta Maaf di Kuburan Terdakwa, Ternyata Bukan Koruptor
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Apa itu Amicus Curiae? Diajukan 12 Tokoh Antikorupsi untuk Nadiem Makarim
-
Tren Korea Tak Berhenti di K-Pop, Kini Giliran Produk Aslinya Kuasai Pasar Indonesia
-
Empat Pendukung ISIS di Sumatera Diciduk Densus 88! Gunakan Media Sosial untuk Provokasi Teror
-
Kasus Haji Belum Ada Tersangka, Apa Alasan KPK 3 Kali Periksa Eks Bendum Amphuri Tauhid Hamdi?
-
Proyek PLTU Kalbar Mangkrak, Negara Rugi Rp1,35 Triliun: Uang Lenyap, Listrik Tak Menyala
-
Warga Papua Sebut PSN sebagai Ekosida: Hutan Kami Mati karena Proyek Serakah Nasional
-
Jorok! Kemenkes Didesak Segera Jatuhi Sanksi RS Cut Meutya usai Viral Kasur Pasien Penuh Belatung
-
5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
-
Refleksi MUI Soal Masa Depan Air di Jakarta: Tak Hanya Menghidupi, Tapi Juga Mempersatukan
-
Teka-teki Kematian Siswi SMK Dikaitkan dengan Keracunan MBG, Apa yang Sebenarnya Terjadi?