Perebutan kekusaan tak pernah lepas dari ketegangan sosial. Keduanya menjadi sebab dan akibat yang tak terpisahkan. Hal itu normal, tapi ketegangan itu harus diperkecil, agar tidak menjadi konflik yang bisa memecah belah bangsa.
Menurut Rohaniawan Franz Magnis Suseno, agar ketegangan sosial itu tidak menjadi konflik yang berakibat pada perpecahan bangsa, maka ia perlu dijalani penuh dengan nilai-nilai budaya.
"Menurut saya, secara sederhana yang perlu adalah melakukan ketegangan, kompetisi, perbedaan, berebutan kekuasaan, dengan cara berbudaya. Itu yang paling pertama," kata Franz di Cawang Cendana, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (18/8/2017).
Menurut Franz, demokrasi tidak akan mengingkari perbedaan. Bahkan tak melarang kompetisi. Namun, nilai-nilai demokrasi itu juga perlu dijalani dalam setiap kompetisi.
"Nanti, dua tahun lagi kita akan ada pemilihan presiden. Presiden saat ini, Pak Jokowi akan ditatang. Tentu saja itu normal. Tapi hendaknya itu terjadi dengan cara berbudaya," ujar Franz.
Franz juga mengingatkan pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam berdemokrasi. Kata dia, tidak ada alasan untuk tidak menerima perbedaan. Tapi perbedaan bukan untuk saling memusuhi satu dan yang lainnya.
"Pancasila itu adalah tekad bangsa Indonesia untuk saling menerima di dalam perbedaan. Karena Pancasila mengatakan 'kami tidak membedakan antara yang banyak dan sedikit. Semua orang, komunitas Indonesia sama-sama memiliki negara ini," kata Franz.
Baca Juga: Sentimen Agama Menguat, Franz Magnis: Allah Itu Maha Kasih
Berita Terkait
-
Magnis: SBY-Mega Sudah Lama Tidak Bersama, Sekarang Bisa Bersama
-
Kisah Lucu Gus Dur, Romo Magnis dan Sopir Bus Jakarta
-
Pastor Jesuit Lintas Negara ke Tebuireng Belajar Islam dan Humor
-
Jokowi Sebut Keris Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan
-
Cerita Panji Jadi Alternatif Epos Besar Ramayana dan Mahabarata
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
Terkini
-
KPK Geledah Rumah Gubernur Kalbar dan Bupati Mempawah, Barang Sitaan Masih Dirahasiakan
-
Biro Pers Istana Kembalikan Kartu Liputan Jurnalis CNN Indonesia, Janji Insiden Terakhir
-
Apakah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober Libur? Ini Penjelasannya
-
Ribuan Anak Keracunan MBG, Prabowo Perintahkan Semua Dapur Wajib Punya Test Kit
-
Gaya Rambut Kepsek di Pandeglang yang Karaoke di Jam Pelajaran Disorot, Kok Boleh Gondrong?
-
Istana Minta Maaf Usai Cabut Paksa ID Jurnalis CNN, Janji Tak akan Terulang Lagi
-
Kebakaran Hebat di Taman Sari Hanguskan Permukiman Padat, Kerugian Tembus Rp28 Miliar
-
Pelajar 15 Tahun Setir Pajero, Tabrak Dua Rumah di Ciputat Gara-Gara Salah Injak Gas
-
Heboh Pengakuan Mengejutkan WNI di Australia: Gibran Sendiri yang Bilang Tak Lulus Kuliah di Sydney
-
JPPI Ungkap 3 Masalah Fundamental Program MBG, Desak Reformasi Badan Gizi Nasional