Budayawan, Permerhati Sosial, Franz Magnis Suseno. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Pengajar filsafat etika Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Franz Magnis Suseno menilai pertemuan antara mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri di acara peringatan hari kemerdekaan RI di Istana Merdeka, kemarin, merupakan contoh tentang kerukunan elite politik bagi rakyat.
"Bagi saya itu penting. Karena ini semacam simbol, katakan semacam petunjuk. Saya mengartikannya bahwa para tokoh itu, Presiden dan para mantan itu mau dengan sangat kuat mengingatkan bangsa bahwa kita bersatu," kata Magnis di gedung Cawang Cendana, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (18/8/2017).
Magnis menilai pertemuan keduanya menunjukkan pilihan politik boleh berbeda, tetapi kalau sudah menyangkut tujuan dan ideologi negara, tetap bersatu .
"Di antara mereka mungkin ada perbedaan. Tapi mereka bersama-sama berdiri, berdekatan pada saat peringatan proklamasi kemerdekaan," ujar Magnis.
Magnis mengatakan publik akan terinspirasi ketika menyaksikan elite-elite politik hidup rukun.
"Sangat penting itu (pertemuan SBY-Mega) saya kira. Memang bisa menginspirasi dan kesan saya bisa diterima sebagai inspirasi. Melihat, oh iya bisa bersama. Sudah lama tidak bersama, sekarang bisa bersama. Tanda yang memberi harapan," kata Franz.
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengapresiasi pertemuan Yudhoyono dan Megawati.
"Oh iya tentu ini, kan berbicara tentang persatuan kita, bahwa kita berbeda-beda mungkin secara politik, tapi tujuan dan ideologis negara tetap kita satu. Politik itu selalu ada perbedaan, cara tapi tujuan tidak," kata Jusuf Kalla di DPR, Jakarta.
Jusuf Kalla yang juga turut hadir di antara Megawati dan Yudhoyono di Istana Merdeka mengatakan mereka tidak membicarakan hal-hal yang bersifat substansi pada waktu pertemuan. Kendati demikian, pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan dan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut merupakan sinyal positif.
"Itu biasa saja, ramah tamah, tidak membicarakan substansi," kata Politikus Senior Partai Golkar ini.
Untuk pertamakalinya sejak pemilu presiden tahun 2014, Megawati dan Yudhoyono datang memenuhi undangan Presiden Joko Widodo untuk merayakan hari kemerdekaan di Istana secara bersama-sama. Bahkan, usai upacara, mereka menghadiri jamuan makan siang.
"Bagi saya itu penting. Karena ini semacam simbol, katakan semacam petunjuk. Saya mengartikannya bahwa para tokoh itu, Presiden dan para mantan itu mau dengan sangat kuat mengingatkan bangsa bahwa kita bersatu," kata Magnis di gedung Cawang Cendana, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (18/8/2017).
Magnis menilai pertemuan keduanya menunjukkan pilihan politik boleh berbeda, tetapi kalau sudah menyangkut tujuan dan ideologi negara, tetap bersatu .
"Di antara mereka mungkin ada perbedaan. Tapi mereka bersama-sama berdiri, berdekatan pada saat peringatan proklamasi kemerdekaan," ujar Magnis.
Magnis mengatakan publik akan terinspirasi ketika menyaksikan elite-elite politik hidup rukun.
"Sangat penting itu (pertemuan SBY-Mega) saya kira. Memang bisa menginspirasi dan kesan saya bisa diterima sebagai inspirasi. Melihat, oh iya bisa bersama. Sudah lama tidak bersama, sekarang bisa bersama. Tanda yang memberi harapan," kata Franz.
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengapresiasi pertemuan Yudhoyono dan Megawati.
"Oh iya tentu ini, kan berbicara tentang persatuan kita, bahwa kita berbeda-beda mungkin secara politik, tapi tujuan dan ideologis negara tetap kita satu. Politik itu selalu ada perbedaan, cara tapi tujuan tidak," kata Jusuf Kalla di DPR, Jakarta.
Jusuf Kalla yang juga turut hadir di antara Megawati dan Yudhoyono di Istana Merdeka mengatakan mereka tidak membicarakan hal-hal yang bersifat substansi pada waktu pertemuan. Kendati demikian, pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan dan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut merupakan sinyal positif.
"Itu biasa saja, ramah tamah, tidak membicarakan substansi," kata Politikus Senior Partai Golkar ini.
Untuk pertamakalinya sejak pemilu presiden tahun 2014, Megawati dan Yudhoyono datang memenuhi undangan Presiden Joko Widodo untuk merayakan hari kemerdekaan di Istana secara bersama-sama. Bahkan, usai upacara, mereka menghadiri jamuan makan siang.
Komentar
Berita Terkait
-
Anhar Gonggong Tertawa Geli Polisi Sita Buku Franz Magnis Suseno: Harusnya Baca Dulu Isinya!
-
Gibran Sambangi SBY di Cikeas, AHY: Sampaikan Selamat Ulang Tahun ke-76
-
Syukuran HUT ke-24 Partai, Demokrat DKI Kenang Era SBY: Kekuasaan Bukan Pentas Akrobat!
-
CEK FAKTA: Rekaman Suara SBY Marahi Kapolri, Benarkah Asli?
-
Kode Halus SBY untuk Prabowo di Pameran Seni: Rangkul Seniman Demi Redam Amarah Massa?
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
Terkini
-
Babak Baru Kematian Misterius Diplomat Arya Daru: Keluarga Diduga Diteror, LPSK Siapkan Perlindungan
-
Sepanjang 2025, Pemerintah Konsisten Jaga Tarif Listrik Stabil untuk Lindungi Daya Beli Rakyat
-
'Tugasmu Menjamin, Bukan Memungut!': Tamparan Keras MK untuk Logika Tapera Pemerintah
-
Lanjutan Tepuk Sakinah, Kemenag Kini Luncurkan GAS Nikah: Apa Itu?
-
Misteri Hilangnya Mahasiswa UI Terungkap: Ternyata Malu karena Skripsi Belum Beres
-
Geram BUMN Merugi Tapi Bonus Melonjak, Prabowo Siapkan Gebrakan Buat Para Koruptor
-
Kanal Banjir Barat Disulap Jadi Ruang Wisata, Pemprov DKI Targetkan Rampung 2026
-
UU Tapera Inkonstitusional, MK Beri Waktu 2 Tahun untuk Penataan Ulang
-
Profil Lengkap Bahlil Lahadalia, Jadi Ketua Dewan Pembina Pemuda Masjid Dunia
-
DPR Desak Reformasi Total BGN, Terutama Soal Penempatan SDM: Program Gizi Taruhannya!