Suara.com - Pelari jarak jauh Indonesia, Agus Prayogo, harus puas dengan medali perak setelah hanya finis di urutan kedua pada cabang atletik nomor maraton SEA Games 2017.
Mengambil start dan finis di depan Istana Kehakiman, Putrajaya, Malaysia, Sabtu (19/8/2017), Agus menyentuh garis finis dengan catatan waktu 2 jam 27 menit 16 detik.
Atlet yang juga seorang prajurit TNI sebenarnya mampu memimpin sejak start yang dimulai pukuk 06.00 waktu setempat. Saat itu atlet dengan nomor start 113 ini dibayangi oleh atlet asal Singapura Soh Rui Yong, pelari asal Thailand serta dua pelari tuan rumah.
Agus yang selama ini memiliki spesialisasi nomor 10 ribu dan 5.000 km terlihat begitu percaya diri. Atlet asal Bogor, Jawa Barat, berlari dengan konsisten.
Namun, pada dua putaran terakhir Agus terus ditempel Soh yang akhirnya meraih medali emas. Soh yang sejak awal diunggulkan, memasuki finis dengan catatan waktu dua jam 24 menit 55 detik.
Semetara, perunggu direbut pelari tuan rumah Muhaizar Mohamad dengan waktu dua jam 35 menit 05 detik.
Agus mengakui keunggulan atlet asal Singapura itu. Menurut dia, sejak start dirinya sudah menjaga ritme dan peraih medali emas itu selalu menempel dibelakangnya. Kondisi tersebut sebenarnya membuat persaingan semakin ketat, namun hasil akhirnya berbeda.
"Saya mengakui keunggulan atlet Singapura. Secara umum saya kurang puas dengan hasil ini. Saya harus terus memaksimalkan kemampuan untuk meraih hasil yang terbaik," kata Agus yang baru pertama kali turun di nomor lari maraton SEA Games, dikutip dari Antara.
Menurut dia, pelari asal Singapura itu mulai menyalip dirinya satu putaran menjelang finis. Sebenarnya dirinya berusaha untuk terus konsisten menjaga ritme.
Baca Juga: Sepak Takraw Sumbang Medali Pertama untuk Indonesia di SEA Games
Hanya saja, sang lawan menambah kecepatan sehingga upayanya belum mampu membuahkan hasil.
Foto: Pelari jarak jauh Indonesia, Agus Prayogo, menunjukan medali perak yang didapatnya di nomor lari maraton SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (19/8). [Antara]
Terkait dengan cuaca, peraih emas 10 ribu km SEA Games 2015 ini mengaku cukup lembap sehingga berpengaruh dengan ketahanan selama turun di nomor marathon kejuaraan dua tahunan ini.
Setelah lomba, Agus terlihat langsung melakukan pendinginan di tenda yang telah disediakan.
Berita Terkait
-
Surat Pemakzulan Gibran Tidak Mendapat Respons, Soenarko Curigai Demo Rusuh Upaya Pengalihan Isu
-
Gedung DPR Masih Dijaga TNI, Legislator PDIP: Kita Bekerja Perlu Situasi Aman
-
Peran 2 Anggota Kopassus di Kasus Pembunuhan Kacab Bank: Atur Penculikan hingga Buang Jasad
-
Strategi Baru Lari Maraton: Tak Cuma Kecepatan, Tapi Juga Ketahanan Fisik
-
80 Tahun Merdeka, Masih Ada Prajurit Tersiksa?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu