ILUSTRASI: Pekerja PT Freeport dan kontraktor menggelar aksi peringatan Hari Buruh Internasional di Timika, Papua, Senin (1/5). [Antara]
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan penanganan demonstrasi ribuan karyawan PT. Freeport Indonesia di Papua yang berakhir dengan chaos, Sabtu (19/8/2017), sebenarnya sudah sesuai prosedur. Tetapi jika dinilai ada pelanggaran prosedur, Polri siap diaudit.
"Kami ada prosedurnya, kalau menangani unjuk rasa itu ada prosedurnya. Kalau sudah mengarah kepada chaos, itu ada Perkap (Peraturan Kapolri), sudah ada aturannya. Nanti kalaupun ada pelanggaran, kami bisa lakukan audit ya," kata Setyo di Polda Metro Jaya, Minggu (20/8/2017).
Sebelum pembubaran massa yang mulai memanas, terlebih dahulu diberikan tembakan peluru hampa ke udara sebagai peringatan.
"Peluru hampa dulu, kalau peluru hampa sudah ini, baru peluru karet dan itupun ditembaknya tembak pantul," kata dia.
"Jadi untuk memberikan peringatan peluru hampa dulu. Peluru hampa dia tetap menyerang, tembak peluru karet, peluru karet pun tembak pantul namanya. Jadi ditembakkan ke aspal," Setyo menambahkan.
Setyo menjelaskan penggunaan peluru karet juga sudah sesuai prosedur. Peluru tersebut ditembakkan ke arah aspal terlebih dahulu agar tak menimbulkan luka parah.
"Jadi kalau ditembakkan pantul itu, dia kena dan lukanya juga tidak akan fatal, itu sudah prosedurnya," kata dia.
Mengenai adanya armada tank ke lokasi kejadian, Setyo belum mengetahui soal itu.
"Saya belum dapat informasi. Kalau kitakan punya barack kuda, itu bukan tank. Mungkin mereka lihat barracuda itu tank. Barracuda itu APC (Armor Personil Viaical)," kata dia.
Dalam peristiwa tersebut, massa pos keamanan Check Point 28. Massa kemudian membakar kendaraan Toyota LWB PT. Freeport di sekitar pos tersebut.
Massa bergerak ke ruas jalan poros yang menghubungkan Pelabuhan Amamapare-Timika-Tembagapura dan membakar mobil kontainer, mobil tanki air, dan peralatan eksavator.
Setelah aksi, massa sempat mendirikan tenda, tepat di pertigaan ruas jalan utama Freeport, Pelabuhan Amamapare-Timika-Tembagapura, namun dibubarkan secara paksa oleh aparat sekitar pukul 20.00 WIT.
Massa kemudian membubarkan diri menuju Terminal Bus Gorong-gorong dan membakar fasilitas perkantoran di lokasi itu.
Sebagian massa dengan sepeda motor bergerak ke Jalan Cenderawasih, lalu merusak fasilitas perkantoran PT. Petrosea. Dua unit bus, dan sekitar 17 kendaraan milik PT Petrosea serta mess karyawan menjadi sasaran amukan massa karyawan mogok.
"Kami ada prosedurnya, kalau menangani unjuk rasa itu ada prosedurnya. Kalau sudah mengarah kepada chaos, itu ada Perkap (Peraturan Kapolri), sudah ada aturannya. Nanti kalaupun ada pelanggaran, kami bisa lakukan audit ya," kata Setyo di Polda Metro Jaya, Minggu (20/8/2017).
Sebelum pembubaran massa yang mulai memanas, terlebih dahulu diberikan tembakan peluru hampa ke udara sebagai peringatan.
"Peluru hampa dulu, kalau peluru hampa sudah ini, baru peluru karet dan itupun ditembaknya tembak pantul," kata dia.
"Jadi untuk memberikan peringatan peluru hampa dulu. Peluru hampa dia tetap menyerang, tembak peluru karet, peluru karet pun tembak pantul namanya. Jadi ditembakkan ke aspal," Setyo menambahkan.
Setyo menjelaskan penggunaan peluru karet juga sudah sesuai prosedur. Peluru tersebut ditembakkan ke arah aspal terlebih dahulu agar tak menimbulkan luka parah.
"Jadi kalau ditembakkan pantul itu, dia kena dan lukanya juga tidak akan fatal, itu sudah prosedurnya," kata dia.
Mengenai adanya armada tank ke lokasi kejadian, Setyo belum mengetahui soal itu.
"Saya belum dapat informasi. Kalau kitakan punya barack kuda, itu bukan tank. Mungkin mereka lihat barracuda itu tank. Barracuda itu APC (Armor Personil Viaical)," kata dia.
Dalam peristiwa tersebut, massa pos keamanan Check Point 28. Massa kemudian membakar kendaraan Toyota LWB PT. Freeport di sekitar pos tersebut.
Massa bergerak ke ruas jalan poros yang menghubungkan Pelabuhan Amamapare-Timika-Tembagapura dan membakar mobil kontainer, mobil tanki air, dan peralatan eksavator.
Setelah aksi, massa sempat mendirikan tenda, tepat di pertigaan ruas jalan utama Freeport, Pelabuhan Amamapare-Timika-Tembagapura, namun dibubarkan secara paksa oleh aparat sekitar pukul 20.00 WIT.
Massa kemudian membubarkan diri menuju Terminal Bus Gorong-gorong dan membakar fasilitas perkantoran di lokasi itu.
Sebagian massa dengan sepeda motor bergerak ke Jalan Cenderawasih, lalu merusak fasilitas perkantoran PT. Petrosea. Dua unit bus, dan sekitar 17 kendaraan milik PT Petrosea serta mess karyawan menjadi sasaran amukan massa karyawan mogok.
Komentar
Berita Terkait
-
Jadi Penyumbang Produksi Terbesar, Kapan Tambang Bawah Tanah Freeport Bisa Operasi Kembali
-
Freeport Pede Setoran ke Negara 2025 Rp 70 Triliun di Tengah Produksi Turun, Kok Bisa?
-
Hanya Produksi 2 Tambang, Produksi Emas Freeport di 2025 Meleset 50 Persen dari Target
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport
-
Pakar Beberkan Keuntungan Negara dalam Penambahan Saham Freeport 12 Persen
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
Terkini
-
Gus Yazid Berpeci dan Sarung Diborgol, Terjerat Pusaran Korupsi Rp20 M: Saya Tidak Terima
-
Prihatin Kericuhan di Aceh Warga Vs Aparat, Wakil Ketua Komisi I DPR Minta Semua Pihak Menahan Diri
-
Rapimnas I Partai Golkar, Kader Solid di Bawah Kepemimpinan Bahlil Lahadalia
-
Terkuak, Alasan Polri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Wilayah Bencana Sumatra
-
Nominal UMP Jakarta 2026 Bikin Buruh Kecewa, Anggota DPRD DKI Bilang Begini
-
Terekam CCTV! Detik-Detik Curanmor Bersenpi Teror Warga Kembangan di Siang Bolong
-
Gus Yazid Dijerat TPPU Rp20 M, Diduga Nikmati Uang Korupsi Tanah BUMD Cilacap
-
PNM Kembali Turun Langsung ke Aceh Tamiang, Salurkan Bantuan & Perkuat Proses Bangkit Pasca Bencana
-
Satgas Damai Cartenz Tangkap 45 Anggota OPM Sepanjang 2025, 15 Tewas Saat Melawan!
-
KPK Endus Aliran Dana Kasus Korupsi BJB ke Aura Kasih: Kami akan Cek