Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Alghiffari Aqsa mempertanyakan permintaan keluarga penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan untuk bertemu Presiden Joko Widodo. Hingga kini permintaan tersebut belum juga mendapatkan respon pihak Istana.
Alghiffari membandingkan Jokowi dengan Presiden Keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dalam penanganan kasus. Ketika itu peristiwa pembacokan terhadap aktivis antikorupsi Indonesia Corruption Watch, Tama yang mendapatkan penganiayaan pada tahun 2010.
"Kami 2010 mendampingi Tama, waktu itu baru berapa hari melaporkan. Kasus rekening gendut ke KPK, tidak sampai satu hari SBY langsung datang ke rumah sakit dan memerintahkan Kapolda dan Kapolri untuk diusut tuntas. Kalau mau dibandingkan Jokowi dan SBY yang lalu ini jauh beda. Walaupun, kasus Tama juga tidak terungkap sampai saat ini," kata Alghiffari di kediaman Novel, di Jalan Deposito T 8, Komplek Bbd, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (28/8/2017).
Menurut Alghiffari, Presiden Jokowi sangat serius dalam penanganan kasus Korupsi. Namun kenapa begitu lama untuk keluarga Novel dapat bertemu dengan presiden tersebut.
"Presiden sudah beberpaa kali mengundang aktivis, kenapa nggak presiden undang keluarga novel karena concern Jokowi untuk pemberantasan korupsi sangat tinggi dan novel sebagai penyidik yang menjadi simbol performanya cukup baik seharusnya Novel didukung," ujar Alghiffari.
Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta